Jumat, 07 September 2012

Curahan Hati Seorang Mahasiswa Baru


Curahan Hati Seorang Mahasiswa Baru
Oleh : Choi Hyun Hoon

Senin, 3 September 2012
Aku terlepas dari sebutanku sebagai seorang siswa SMA dan mulai menjabat sebagai seorang Mahasiswa Baru yang memulai kuliah di sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya. Karena sebuah tradisi yang entah berasal sejak kapan, sebagai seorang Mahasiswa Baru aku harus menjalani sebuah pelatihan yang biasa kami sebut OSPEK. Mau tidak mau, suka tidak suka, kami harus menjalani ospek tersebut guna mendapatkan kelancaran dalam menjalani kegiatan intrakampus.
2 hari yang lalu saat TM berlangsung, panitia mulai membentuk beberapa kelompok. Setelah mencari namaku diantara ratusan Mahasiswa Baru lainnya, aku masuk kedalam kelompok 7. Segera ku cari kelompok 7 dan ikut ambil barisan bersama teman-teman satu kelompokku disana. Kemudian, kakak-kakak penanggung jawab kelompok segera mengabsen anggotanya.
Saat hari pertama ospek, sebelumnya sudah ku setel alarm pukul 04.00 pagi. Tapi entah kenapa aku mulai bisa membuka mataku setelah pukul 04.10 Ku kibaskan selimut dan  segera berjalan sempoyongan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri.
Semua selesai, aku segera meluncur ke kampus bersama ayah tercinta. Ku kira, aku akan menjadi salah satu dari segelintir siswa rajin yang berangkat pagi-pagi sekali ke kampus
Sialnya, aku telat.
Setelah menjalani beberapa hukuman dari panitia keamanan –nyanyi dan sebagainya– aku diperbolehkan menuju barisanku untuk diabsen oleh penanggung jawab kelompokku.
Hari pertama ospek usai dengan kesalahan aku yang datang terlambat. Baiklah, itu baru permulaan, kita akan melanjutkan dengan hari kedua.
Sialnya lagi, aku kembali telat.
Hukuman pemberian panitia keamanan pun kuterima dan kujalankan dengan baik. Meski harus dibentak-bentak dan dipelototi, mereka melakukannya hanya untuk membangun kekuatan mentalku.
Saat diperbolehkan menuju barisan, kakak penanggung jawab segera mengabsenku. Setelah beberapa kali dimintai tanda tangan guna tanda kehadiranku, aku mulai menyadari sesuatu yang membuatku selalu ingin menatap wajah kakak penanggung jawab kelompokku tersebut.
Aigoo. Dia unyu-unyu -.-
Tak peduli hari pertama dan kedua telat, kali ini aku lebih bersemangat mengikuti ospek lantaran agar aku bisa melihat wajah kakak penanggung jawab kelompokku.
Saking semangatnya, aku lagi-lagi telat.
Baiklah, itu tak jadi masalah buatku. Kakak tersebut kembali meminta tanda absenku dikertas putih yang ia bawa.
Saat semua peserta dikumpulkan berdasarkan jurusan masing-masing diruangan yang berbeda-beda, kakak tersebut ikut berada diruangan yang sama denganku. Usut punya usut ternyata dia juga Ilmu Komunikasi.
Waahh.. saat tau kakak satu jurusan denganku tuh rasanya seperti tiduran di hamparan rumput yang luas disertai dengan hembusan sepoi-sepoi angin yang menerbangkan jilbab merahku.
Ospek hari terakhir hampir berakhir. Saatnya peserta dan panitia saling meminta maaf jika ada kesalahan. Terutama pada para panitia yang sering marah-marah dan menghukum kami.
Ketika aku dan temanku berdiri di hadapan kakak unyu-unyu temanku mulai membuka percakapan.
“Kak, kakak lho baik. Nggak pernah marah-marah ke kita.” Ucapnya.
“Ngapain de’ marah-marah. Ngabisin tenaga aja. Mending cari pacar baru po’o.” jawaban kakak tersebut spontan membuat mulutku membentuk huruf O.
“Kakak, ada udang dibalik batu. Punya maksud tersendiri dibalik jalannya ospek ini.” Kataku padanya dan ia hanya tersenyum. Memperlihatkan padaku bahwa ia benar-benar manis.
Malam inagurasi berlangsung. Tak ada lagi ospek esok hari. Tak ada lagi kakak manis tersebut untuk meminta tanda absenku. Saatnya kembali ke pemikiran utama, aku disini untuk belajar.
Namun dengan adanya kakak manis nan unyu-unyu tersebut, mampu membuatku lebih bersemangat untuk datang ke kampus.
Thanks kak :)
Jika ini hanya sekedar rasa suka dan kagum, ia juga akan hilang dengan sendirinya.
Namun jika ini adalah rasa cinta, ia akan selalu tumbuh besar seiring berjalannya waktu :)
고마워 선배, 사랑한다 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar