Rabu, 10 Oktober 2012

Dan ternyata lebih menyenangkan memandanginya dari kejauhan :)

Sosoknya masih berdiri disana, diantara puluhan motor yang berjejer rapi di pelataran kampus.
Ternyata lebih menyenangkan memandanginya dari kejauhan, melihatnya tertawa lepas bersama beberapa temannya, memperlihatkan wajah polos namun manis yang ia miliki, menunjukkan kelembutan ciptaan Tuhan.
Ia mengetahuiku beberapa waktu lalu. Alasan yang simpel, karena ia perlu mengetahuiku. Sangat aneh jika kau sering bertukar pesan dengan seseorang namun kau tak pernah mengetahuinya, dan itulah alasan ia mengetahuiku.
Ia masih tersenyum. yang mampu membuatku ikut tersenyum saat diri sudah terlalu lelah dengan tumpukan tugas yang ada.
Karena aku melihatnya, tanpa ia perlu melihatku, aku merasa bersemangat. Sesekali kulihat ia memainkan ponsel yang ada di genggamannya.
"Ia mengirimimu pesan." Kata seorang temanku, yang sedari tadi turut memandangi sosok yang berdiri tak terlalu jauh dari kami. Tanganku sigap mengambil ponsel yang tergeletak tak berdaya di depanku, membukanya dan tak menemukan apapun didalamnya.
Aku menoleh kearah temanku dan menggeleng tanda tak menyetujui ucapannya barusan.
"Ayo pulang." Temanku kembali berbicara sambil menepuk pelan pundakku.
Aku melihat temanku mulai berdiri tegak dari duduknya, merapikan sedikit bajunya, dan mulai menenteng tasnya berjalan lenggang kearah motor matic yang terparkir dibelakang kami.
Pandanganku berlalih kearah sosok yang sedari tadi kupandangi. ia masih disana. ia masih bersama temannya. dan ia masih tersenyum.
Ku hela nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. mulai beranjak dari dudukku, mengikuti arah pergi temanku.
Motor matic tersebut mulai melaju keluar kampus. aku tersenyum dalam hati sambil bergumam "aku menunggu melihat senyumnya lagi esok hari" :)

1 komentar:

  1. hmm ini bagus.
    namun, entah kenapa, seperti ada yang hilang.
    "soul"mu, aku kehilangan "soul"mu.

    keep writing ;)

    BalasHapus