Senin, 29 Oktober 2012

BENAR - BENAR


Aku suka melihat dirinya. Aku suka menatap wajahnya. Aku suka melihat dia berdiri dan mulai mengatur kami, kelompoknya saat ospek lalu. Hingga kini, aku suka melihatnya. Aku suka senyumnya, aku suka tawanya, aku suka tatapannya, aku suka caranya bicara, aku suka jalannya, aku suka dia. Aku suka, semuanya tentang dia.

Ku katakana bahwa aku menyukainya, mengaguminya, dan mengidolakannya. Aku mulai mengajaknya bertukar pesan dan kami mulai terlihat akrab saat ia mulai mengajakku jalan. Masih ku katakana aku mengaguminya.


Perkataanku berubah saat aku mulai menceritakan segalanya pada teman baikku. Aku bercerita dengan penuh rasa bahagia dan senyum yang selalu ku pamerkan. Mulai dari awal aku mengenalnya hingga ketika kami mulai sering keluar. Aku menceritakan segalanya. Teman baikku, yang memang sangat baik untukku, mendengarkan dengan penuh khidmat seluruh ceritaku. Ketika ku akhiri kisahku, dengan lembut ia menatap dan berkata padaku, “Sayang, itu bukan mengagumi namanya. Perasaan yang kamu berikan padanya, bukan hanya sekedar rasa suka dan mengagumi saja. Kau tau? Itu lebih dari sekedar rasa suka.”

Ucapannya barusan membuatku memandanginya dalam diam. Kemudian aku tersenyum dan menggeleng, “Tidak bebeh, ini hanyalah perasaan suka. Aku tidak pernah seperhatian dengan menanyakan apakah dia sudah makan atau belum dan semacamnya kok.”

“Tapi kau selalu menunggu pesan darinya. Apalagi kalau bukan lebih dari suka? Kau hanya memungkirinya.”

Aku terdiam dan mulai menyadari sesuatu. Ketika ku lihat ponsel yang ku tunggu hanyalah pesan darinya. Ketika di kampus yang kucari hanyalah sosoknya. Dan ketika ku dapati tak ada pesan darinya, aku risau. Ketika ku dapati aku tak mendapatkan sosoknya, hatiku menahan geram.

Dan ketika ku dapati aku merindukannya, aku membenarkan semua perkataan teman baikku. Ketika ku dapati aku memikirkannya dalam diam, ku biarkan perasaan ‘lebih dari suka’ yang selama ini kupungkiri di pojok hati untuk merebak, memenuhi relung kalbu. Ketika ku dapati aku menangis karenanya, ku sadari, bahwa aku ‘BENAR-BENAR’ menyukainya :’)

1 komentar: