Jumat, 21 September 2012

Me-Malak Beberapa Siswa Sekolah Dasar


Sungguh hari jum’at  yang melelahkan.
Kedua lengan kurusku masih terasa kaku akibat kegiatanku mengikuti UKM wall climbing kemarin, mataku masih terasa berat lantaran kurangnya jam tidur semalam. Namun tugas kuliah yang menumpuk memaksa tubuhku untuk tetap fit seharian ini.
Dikarenakan mata kuliah hari ini hanya 1, aku dan kedua teman baru ku segera meluncur ke perpustakaan daerah bak seorang pelajar yang sangat rajin melaksanakan tugas. Sebenarnya tidak, itu hanya deadline pengembalian buku adalah hari ini. Supaya tidak ditagih denda oleh beberapa petugas perpus, kami pun mengembalikan buku itu tepat pada hari terakhir.

Selasa, 11 September 2012

Sepenggal Cerita..

에릭 선배, dialah yang kehadirannya selalu kutunggu dikampus. Dialah yang wajahnya selalu ingin kulihat meskipun tidak sedang tersenyum. Dialah yang kuinginkan mampir ke retina mataku walau hanya sedetik.
Tak perlu waktu yang cukup lama. Tak perlu ia bersusah payah menyapaku. Tak perlu dengan berat ia menatapku. Bisa melihatnya dari balik punggung teman-temannya saja sudah menjadi sesuatu yang patut untuk ku syukuri. Aku tak pernah berharap banyak darinya. Tiba-tiba ia meminta nomor ponselku dan mengirimiku pesan misalnya. Karena aku tahu, akan menjadi sesuatu yang menyakitkan untukku sendiri saat hal itu tak pernah terjadi.

Jumat, 07 September 2012

3rd Fans Fiction


Namgu Island

Ide cerita : Song Dong Woo
Penulis : Choi Hyun Hoon


Angin musim hujan yang sejuk memasuki ruang kelas lewat celah-celah pintu dan jendela. Terhirup olehku dan merebak kedalam paru-paruku. Udara begitu dingin setelah air hujan selesai mengguyur sekolah dan menyebabkan timbulnya genangan air di lapangan. Seakan tak  memperdulikan dinginnya udara saat ini, sang guru tetap saja bercerita tentang aktiva dan pengeluaran kas.
Aku menatap nanar kearah papan tulis. Menahan kantuk yang sedari tadi menyiksaku. Bola mataku berkeliling. Menangkap gambaran beberapa siswa laki-laki yang tertidur nyenyak di sudut kelas. Siswi-siswi perempuan yang tengah mengobrol asik dengan suara pelan, dan beberapa murid yang sibuk menggerakkan jari-jari mereka diatas keypad ponsel.
Tatapanku beralih ke deretan murid-murid pintar yang duduk manis tanpa bicara di barisan depan. Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama dan sesekali mencatatnya di buku tulis rapi mereka. Kulirik teman sebangkuku, ia mulai menguap dan menghapus air mata yang mucul di sudut matanya. Entah ini sudah keberapa kalinya ia menguap, yang jelas pelajaran ini sungguh membosankan.
Aku mulai merapikan buku-buku dan alat tulisku ketika jam di dinding mulai menunjukkan pukul 14.55. sudah waktunya untuk mengakhiri kursus konyol ini.
Pukul 15.00 tepat bel berbunyi, beberapa siswa yang tadinya tertidur nyenyak mulai terbangun, merentangkan tangan mereka, dan mulai merapikan buku-buku pelajaran yang tadinya dipakai sebagai alas tidur mereka.

Curahan Hati Seorang Mahasiswa Baru


Curahan Hati Seorang Mahasiswa Baru
Oleh : Choi Hyun Hoon

Senin, 3 September 2012
Aku terlepas dari sebutanku sebagai seorang siswa SMA dan mulai menjabat sebagai seorang Mahasiswa Baru yang memulai kuliah di sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya. Karena sebuah tradisi yang entah berasal sejak kapan, sebagai seorang Mahasiswa Baru aku harus menjalani sebuah pelatihan yang biasa kami sebut OSPEK. Mau tidak mau, suka tidak suka, kami harus menjalani ospek tersebut guna mendapatkan kelancaran dalam menjalani kegiatan intrakampus.
2 hari yang lalu saat TM berlangsung, panitia mulai membentuk beberapa kelompok. Setelah mencari namaku diantara ratusan Mahasiswa Baru lainnya, aku masuk kedalam kelompok 7. Segera ku cari kelompok 7 dan ikut ambil barisan bersama teman-teman satu kelompokku disana. Kemudian, kakak-kakak penanggung jawab kelompok segera mengabsen anggotanya.
Saat hari pertama ospek, sebelumnya sudah ku setel alarm pukul 04.00 pagi. Tapi entah kenapa aku mulai bisa membuka mataku setelah pukul 04.10 Ku kibaskan selimut dan  segera berjalan sempoyongan kearah kamar mandi untuk membersihkan diri.
Semua selesai, aku segera meluncur ke kampus bersama ayah tercinta. Ku kira, aku akan menjadi salah satu dari segelintir siswa rajin yang berangkat pagi-pagi sekali ke kampus