Selasa, 26 Juni 2012

2nd Fans Fiction


CNBLUE FANS FICTION STORY

I’ll wait you in the next
Oleh : Choi Hyun Hoon


Panas terik matahari mulai menyengat kota Seoul. Pohon-pohon bergoyang lirih dan tak mengeluarkan sedikit anginpun dari sana. Ku kibaskan kertas-kertas kuliah yang kubawa dengan harapan angin dapat keluar jika aku melakukannya. Namun tetap saja, itu tak dapat mengalahkan panasnya matahari siang ini.
Kupercepat langkahku agar aku bisa segera berendam di kamar mandi apartemenku. Membayangkannya saja sudah membuatku ingin segera menuangkan air dingin ke atas kepalaku.
“Choi Hyun Hoon.”
Aku menoleh ke belakang, terlihat seorang gadis dengan rambut digelung keatas berlari kecil kearahku. Ia hanya mengenakan tank top hitam dan celana ¾. Nafasnya tersengal-sengal ketika ia sudah berada dihadapanku.
“Ada apa?”
“Kau, apa buku tugasku terbawa olehmu?”
Aku terdiam, lalu segera kubuka tas ransel hitamku dan menggeledah isinya. Ku temukan buku bersampul biru dengan nama Jang Hye Mi. kuserahkan buku itu padanya, ia pun berterimakasih lalu pergi. Ketika akan kulanjutkan perjalanan pulangku, terdengar lagi seseorang memanggil namaku. Akupun menoleh mencari sumber suara, dan melihat dua sahabat kampusku sedang berjalan kearahku.
“Kalian rupanya. Mau pulang?” aku bertanya pada mereka.
Aniyo(Tidak). Kami akan mampir kesuatu tempat.” Song Yong Byung mengibaskan rambut panjangnya dengan gerakan indah. Aneh, diudara yang panas begini ia masih menggerai rambutnya? Apa tubuhnya tidak memproduksi keringat?
“Kemana?” aku bertanya penasaran, mau kemana mereka panas-panas begini?
“Toko majalah.” Chun Baek Gi menjawab dengan senyum lebar. “Ikutlah kami.” Ia melanjutkan sambil menarik lenganku sebelum aku sempat berkata apa-apa.
10 menit kemudian kami sampai didepan toko majalah dan kedua temanku itu langsung menggeledah tumpukan majalah yang ada disana.
“Sebenarnya apa yang kalian cari?” tanyaku heran.
“Majalah yang didalamnya terdapat formulir pendaftaran MScandal(Salah satu variety show di Korea).”
“Artis siapa?”
Super Junior(Salah satu Boyband Korea). Aku mencari yang bagian DongHae.” Chun Baek Gi menjawab pertanyaanku tanpa mengalihkan pandangannya dari tumpukan majalah yang kini sudah berserakan dilantai.
“Kalau kau?” aku menoleh pada Song Yong Byung.
“Wooyoung 2PM(Salah satu Boyband Korea).”
Aku hanya mengangguk mengerti dan menunggu mereka menyelesaikan pekerjaan mereka sambil bersandar di pintu masuk.
“Haaashh.. kenapa dari tadi yang kutemukan formulirnya Lee Hong Ki? Baek Gi-ya, sudah kau temukan punyamu?” Yong Byung berseru kesal dan melemparkan majalah yang dibawanya.
Baek Gi mengangguk senang sambil memperlihatkan formulir MScandal-nya dan dibalas Yong Byung dengan wajah kesal.
“Apa kau tadi mengatakan Lee Hong Ki?” aku bertanya pada mereka dengan kening berkerut.
“Ahh, kau kan menyukai Kang Min Hyuk dari grup band CNBlue? Kenapa tidak kau cari formulir MScandalnya?” Baek Gi bertanya padaku.
Mataku melebar mendengar pertanyaan Baek Gi, akupun balik bertanya. “Apakah ada?”
Baek Gi mengerutkan keningnya, berpikir. “Yeah, mungkin saja ada. Cobalah cari.” Katanya akhirnya.
“Kurasa, itu bukan jawaban yang kuinginkan.”
Namun meskipun begitu, tanganku sudah sibuk memilih majalah yang tadi dikatakan oleh Chun Baek Gi. Keringat yang bercucuran dan udara yang begitu menyesakkan dada tak ku hiraukan untuk beberapa saat. Namun 15 menit kemudian aku terduduk di lantai toko. Peluh sudah membahasi kaos yang kupakai.
“Tak ada?” Baek Gi ikut duduk disampingku dan bertanya dengan wajah iba. Apa maksudnya memasang wajah seperti itu? Aku hanya tak menemukan formulir MScandal Kang Min Hyuk, bukan sedang di Drop Out dari universitas.
Lalu Yong Byung mengambil salah satu majalah dan menyodorkannya padaku. “Cobalah mendaftar di MScandal-nya Lee Hong Ki.”
Mendengar kata Lee Hong Ki aku jadi teringat dengan 2 teman SMA-ku yang berada di Indonesia. Mereka adalah Primadonna(Sebutan untuk fans FT Island) sejati. Dan mereka sangat mengidolakan Lee Hong Ki. Ketika SMA dulu, setiap hari kami habiskan dengan membahas Lee Hong Ki dan CNBlue. Mereka adalah teman-teman terbaikku.
Aku menatap Yong Byung dan bertanya. “Untuk apa?”
“Bukankah kau pernah bilang kalau FTIsland dan CNBlue berada pada 1 management yang sama? Mungkin saja jika kau yang memenangkan MScandal Lee Hong Ki kali ini, kau bisa diajak untuk bertemu Kang Min Hyuk-mu itu.”
Aku terkekeh mendengar penjelasan Yong Byung. “Menang? Berapa besar kemungkinan aku bisa menang?”
Pada saat itu juga Yong Byung dan Baek Gi terlihat berpikir keras. Kemudian Baek Gi menjawab pertanyaanku. “Hyun Hoon-ah, saingan kita memang sangat banyak. Idola yang kita kagumi, penggemarnya bukan hanya berada di Seoul. Tapi diseluruh Korea. Bahkan seluruh dunia.”
“Jadi, berapa besar kemungkinanku untuk menang?” aku mengulangi pertanyaanku.
“0,0001%” Yong Byung berseru.
“0,0001%?”
Baek Gi kemudian berdiri dan mengeluarkan uang dari saku celananya. “Semoga kali ini dewi fortuna sedang berpihak padaku, sehingga aku bisa menang.” Baek Gi berkata sambil tersenyum mengharap.
Akupun mengikutinya berdiri dan mengangkat bahu. “Yeah, semoga.”

*CNBLUE*

Ahhh… segarnya. Aku keluar dari kamar mandi dan segera menyalakan AC. Bersandar di sofa dan meraih Ponselku. Kuketik nama temanku yang berada di Indonesia, dan ketika telpon akhirnya terangkat, aku mendengar suara teriakan khasnya yang cempreng.
Chingu(Teman).. kau lama sekali tidak menelepon?” Eka bertanya padaku dengan suara khasnya yang membuatku tak bisa berhenti tersenyum.
Mianhae(Maaf), banyak tugas kuliah akhir-akhir ini. Kau sendiri, mengapa tidak meneleponku?”
“Sama denganmu. Tugasku berserakan.”
“Aku baru saja mengisi formulir pendaftaran MScandal-nya Hong Ki oppa(Kakak, sebutan wanita untuk pria yang lebuh tua).” Aku berkata padanya saat aku teringat kejadian tadi siang.
Selesai aku berbicara seperti itu rasanya telingaku akan pecah mendengar teriakan dari Eka. Ia begitu terkejut mengetahui aku mendaftar sebagai pasangan MScandal Lee Hong Ki.
Chingu.. aku juga mau.” Ia berkata dengan nada memohon. Mendengarnya, sudah bisa kubayangkan bagaimana wajahnya ketika mengatakan itu.
Chingu, kemungkinan aku bisa menang hanya 0,0001%. Jadi belum tentu aku yang akan jadi pasangannya.”
“Tapi, kau masih memiliki kesempatan meskipun hanya 0,0001%, sedangkan aku?”
Yeah, aku mulai merasa bersalah.
“Lagipula, kenapa kau tidak mendaftar ke MScandal-nya Min Hyuk oppa?”
“Sudah kucari, tapi tidak ada. Tidak ada formulir untuk para personil CNBlue. Hanya Lee Hong Ki yang kutemui. Kata Yong Byung, aku mungkin bisa bertemu dengan Min Hyuk oppa jika aku menang, karena mereka kan 1 management di F&Centertainment.”
Tidak terdengar jawaban. “Eka?”
Tetap tidak ada jawaban. Apa dia marah?
“Sudahlah Chingu, kemungkinan menangku sangat kecil. Jadi, jangan berpikir yang aneh-aneh. Oke?”
“Yeah, kau benar. Tapi jika nanti kau bisa menang, jangan lupakan aku ya?”
Aku tersenyum kecil mendengar permintaannya. Menang? Melawan banyaknya Primadonna di Korea? Rasanya mustahil.
Telpon kututup setelah 1 jam. Aku melihat ke arah luar, matahari sedang senang menyiksa semua orang diluar sana. Sepertinya lebih enak jika aku berangkat tidur. Aku berjalan kearah kamar tidur dan merebahkan diriku disana.
Sudah sekitar 1 tahun aku tinggal di Seoul untuk melanjutkan program S2 ku. Hidup disini benar-benar berbeda dengan di Indonesia, mulai makanan, tata krama, fashion, semua berbeda. Apalagi hidup seorang diri di apartemen seperti ini membuatku benar-benar kesepian. Kecuali jika ada beberapa novel atau komik yang menemaniku.

*CNBLUE*

“Kenapa wajahmu seperti itu?” aku bertanya pada Chun Baek Gi yang menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.
Aku ikut duduk disampingnya, dibawah pohon yang tumbuh besar didepan halaman kampus. Baek Gi mengangkat kepalanya, melamun. Tatapannya kosong dan rambutnya acak-acakan. Penampilannya sudah seperti seorang anak yang diusir dari rumah. Aku menatapnya dan menepuk ringan pundaknya. Kemudian ia mulai berbicara dengan lesu. “Sudah 1 minggu, kenapa belum ada kabar?”
Aku melihat ke putus-asa an  dalam tatapan dan suaranya. Matanya kemerahan menahan air mata. Tubuhnya gemetar dan aku mulai memeluknya.
“Baek Gi-ya, ada apa denganmu? Kau bisa menceritakan semua masalahmu padaku.”
Ia melepaskan pelukanku dan mendongak menatapku. “Hyun Hoon-ah, apa kau terpilih?”
“Terpilih?” aku mulai meniru sikap Chun Baek Gi, menatap kosong kedepan sambil berfikir.
“Iya. Apa kau terpilih?” Baek Gi mengulangi pertanyaannya.
Aku mulai menggaruk kepalaku yang tidak gatal. “Sebagai apa?”
Chun Baek Gi mendesah kecewa mendengar pertanyaanku. “Hyun Hoon-ah, apa kau tidak tau apa yang kubicarakan?”
“Memangnya apa yang kau bicarakan?” aku balik bertanya.
MScandal.”
Bibirku mulai membentuk huruf O ketika aku teringat kejadian seminggu yang lalu. Saat dua sahabatku itu membuat berantakan sebuah toko majalah untuk mencari formulir MScandal.
“Kau kan bilang kemungkinan untuk menang hanya 0,0001%. Jadi wajar saja bila kita tidak terpilih.”
“Bukan aku, Yong Byung yang berkata seperti itu.”
“Yeah, sama saja.”
“Jadi, apakah kita tidak terpilih?” Baek Gi berkata lirih.
“Sudahlah, jika kali ini kau tidak terpilih. Lain kali mereka akan memilihmu, jadi jangan menyerah. Fighting.” Aku tersenyum lebar sambil mengepalkan tangan kearah Baek Gi, namun ia masih saja seperti tadi.
“Baek Gi-ya. Hari ini panas sekali, kau tidak mau pulang dan berendam di bak mandi?” aku masih saja merayunya.
“Tidak. Kau pulanglah dulu, aku masih ingin disini.”
Ia benar-benar terlihat putus asa. Akupun berdiri, menghela nafas berat lalu meninggalkannya seorang diri.

*CNBLUE*

Masih jam 10 pagi dan matahari sudah menyerang kami dengan jurus terpanasnya. Aku menyeka keringat yang mengalir perlahan di keningku dan berjalan keluar kampus. Sepertinya sangat enak jika aku mampir ke sebuah toko ice cream.
Aku mulai berjalan kearah toko ice cream langgananku. Tiba-tiba seorang lelaki dengan memakai kaos hitam dengan gambar tengkorak ditengahnya menabrakku hingga buku kuliah yang kubawa terjatuh.
Joesong hamnida(Maafkan aku).” Laki-laki itu membungkuk dan menyembunyikan wajahnya di balik topi hitam dan bucket bunga yang ia bawa.
Ne, Gwenchanha(Iya, tak masalah).” Aku menunduk memunguti buku kuliah yang berserakan dijalan. Ketika aku menengadah kembali laki-laki itu sudah tidak terlihat lagi.
Setelah sampai didepan toko ice cream aku masuk dan langsung disambut hangat oleh Yoon Mi Ra, pelayan sekaligus temanku disini. Setelah memesan secangkir ice cream coklat akupun berjalan kearah tempat duduk di sudut ruangan, tempat favoritku ketika berada disini, kemudian aku membuka tas dan mulai membaca novel.
Aku melihat kearah pintu masuk ketika seorang lelaki berkaos hitam, bertopi hitam, dan membawa bucket bunga yang tadi menabrakku memasuki toko ini, kemudian ia mulai berjalan kearah kursi kosong di depanku. Tidak, ia bukan berjalan kearah kursi kosong didepanku karena ia sudah melewatinya dan kini ia berdiri di hadapanku.
Aku menutup novel dan memandanginya dengan alis berkerut, semua orang yang berada di toko memandanginya sambil sesekali mencoba mengambil gambarnya menggunakan kamera di ponsel mereka. Aku mulai penasaran dengan ini semua.
Laki-laki itu mulai menurunkan bucket bunga yang sedari tadi menutupi mukanya dan ia melepas topi hitamnya.
“Choi Hyun Hoon?” ia bertanya ke arahku.
Astaga! Pantas saja semua orang ingin mendapatkan gambar orang ini dan ia pun berusaha menyembunyikan wajahnya dengan susah payah. Aku mulai melongo menatapnya.
“Choi Hyun Hoon?” laki-laki itu mengulangi pertanyaannya.
“Ne. Lee Hong Ki oppa?”
“Ne. Maukah kau menjadi pacarku untuk seminggu kedepan?”
Omo(Ya Tuhan), ada apa ini? Apakah ini berarti aku terpilih sebagai pasangan MScandal Hong Ki oppa? Jika benar, apa yang harus kulakukan?
Aku menggigit bibir bawahku dan mengerutkan kening. Mencoba mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Hong Ki oppa mengambil tempat didepanku lalu duduk disana sambil terus memandangiku.
Tak lama kemudian aku mengangguk dan tersenyum padanya. “Ne oppa. Aku mau.”
Setelah aku berkata demikian Hong Ki oppa pun berdiri dan memberikan bucket bunga itu padaku. Aku meraihnya dengan sedikit ragu lalu ia berkata. “Baiklah, akan kemana kita sekarang? Kau mau makan?”
“Aku baru saja menghabiskan secangkir ice cream dan aku masih kenyang.”
“Kalau begitu kita jalan-jalan saja. Ayo.”
Ia menarik lengan kananku dan akupun mengikutinya. Semua mata di toko ice cream ini memandangi kami dengan berbagai ekspresi. Ada yang seakan mengatakan “Wah, beruntung sekali gadis itu.” Atau “Siapa sebenarnya gadis itu? Berani sekali ia mendekati Hong Ki oppaku! Lihat saja, dia pasti akan dikeroyok Primadonna lain.” Atau “Sebenarnya ini acara apa sih?”
Hong Ki oppa tidak peduli dengan tatapan kesal para gadis atau kedipan genit dari beberapa gadis muda yang duduk di dekat pintu masuk. Ia tetap saja menarikku keluar toko, berjalan kearah mobil hitamnya yang diparkir tak jauh dari situ.
Ia membukakan pintu mobil untukku dan akupun menuruti keinginannya. Setelah ia duduk di balik kemudi, Hong Ki oppa mulai menyalakan mesin mobil dan melaju ke jalan raya.
“Jadi, kau ingin kita kemana di hari pertama kita?”
Aku menoleh cepat setelah ia tiba-tiba bertanya seperti itu.
“Ah, Um .. Mollayo(Aku tidak tau).”
Aku mendengar ia menghela nafas sambil terus berkonsentrasi mengemudi.
“Kau tidak mau makan karena kau sudah menghabiskan secangkir ice cream. Bagaimana kalau kita kepantai?”
Sirheo(Tidak mau).”
Gawat! Kenapa aku spontan menjawab seperti itu?! Hong Ki oppa terlihat sangat kaget karena ia langsung menoleh menatapku.
“Um, Mianhamnida(Maafkan aku). Maksudku –“
“Sudahlah tak apa. Kita tak perlu ke pantai. Oke?” ia memotong perkataanku dengan lembut. “Bagaimana? Kau senang?” lanjutnya dengan senyum manisnya.
Ahh.. jadi ini alasannya mengapa dua sahabatku di Indonesia, Eka dan Sukma sangat tergila-gila pada Hong Ki oppa? Senyumnya barusan mampu membuat jantungku berhenti berdetak selama beberapa detik dan membuat  mataku melebar saking kagetnya. Inilah senyuman yang mampu membuat para Primadonna jatuh hati dalam sekali lihat!
Aku menunduk menatap sepatuku.
“Lalu, kau mau kemana? Tak mungkin aku harus mengantarmu pulang kan? Ini hari pertama kita.” Ia kembali bertanya padaku.
Aku menoleh menatapnya.
“Sebenarnya aku ingin..”
“Kemana?”
Aku menunduk menatap sepatuku. Lagi.
“Toko buku.”
“Baiklah, kita berangkat.”
Mwo(Apa)? Apa aku tidak salah dengar? Ia langsung menyetujui permintaan pertamaku? Aku menatapnya dan tersenyum lega. Hari ini sungguh tak terduga.

*CNBLUE*

Mobil sedan hitam terparkir didepan toko kecil bernuansa barat, dipapan nama yang tidak terlalu besar tertulis “Book Shop” dan tergelantung manis diatas daun pintu. Hongpa –(Hong Ki oppa, supaya aku tak terlalu panjang menjelaskannya pada kalian)– mengikutiku berjalan masuk kearah toko.
“Apa yang kau cari?” tanyanya ketika dihadapan kami sudah berjejer buku-buku.
“Beberapa buku pelajaran dan bebarapa novel.”
“Baiklah, aku akan berjalan-jalan sambil menunggumu, temui aku jika sudah selesai.”
Kemudian Hongpa berjalan kearah jejeran komik dan akupun mulai sibuk membuka catatan buku apa saja yang seharusnya aku beli.
20 menit kemudian aku berdiri di depan kasir bersiap membayar buku-buku yang kubeli. Setelah transaksi antara penjual dan pembeli itu berakhir aku segera berjalan keluar toko. Udara di luar toko sangat panas dan aku ingin sekali kembali ke ruangan ber-AC tadi, aku kembali melirik kearah toko sambil menghela nafas panjang. Ketika akan kulanjutkan langkahku aku teringat sesuatu.
Apa yang kulupakan? Kubuka tas coklatku, mengacak-acak isinya. Dompet? Ponsel? Semua ada, tapi kenapa aku merasa ada sesuatu yang tertinggal di dalam toko buku? Aku kembali menoleh menatap toko buku yang kini berjarak 2 meter dibelakangku.
Keningku berkerut, kugigit bibir bawahku dan aku mulai meningat-ingat apa yang tertinggal di toko buku? Sejenak kupejamkan mata.
AKU INGAT!!
HONG KI OPPA!?
Secepat kilat kuputar tubuh dan seorang lelaki sudah berdiri dihadapanku.
Aku menunduk setelah melihatnya, menggigit bibir bawahku dan meremas-remas jari tanganku.
“Umh.. Oo.. Oppa.” Aku tergagap dihadapannya.
Joesong hamnida oppa. Jeongmal Jeosong hamnida.” Berulang kali aku membungkukkan badan dihadapannya meminta maaf.
Namun ia menyodorkan sebotol Cola kearahku, kuberanikan diri menatapnya dan ia hanya tersenyum. Sebelum ia mulai berubah pikiran, aku menyambut botol Cola pemberiannya.
Hongpa berjalan kearah bangku panjang disamping toko buku dan akupun mengikutinya.
“Oppa, maaf.” Aku kembali meminta maaf setelah kami duduk.
“Tapi kenapa kau melupakanku? Bahkan aku tadi melihatmu berjalan keluar toko.”
Aku kembali menunduk.
“Aku biasa pergi kesini sendiri, jadi kukira aku tadi pergi sendiri. Aku benar-benar lupa kalau tadi aku bersamamu oppa.”
Hongpa hanya tersenyum masam menanggapi penuturanku. Wajahnya terlihat sangat datar dan aku sulit menebak ekspresi apa itu. Ia tidak terlihat marah karena ia sangat santai dalam menyeruput Cola miliknya. Ia tidak terlihat kesal karena tatapannya kearah mobilnya yang terparkir sangatlah tenang. Namun hawa aneh yang aku rasakan disampingnya membuatku sangat tidak nyaman!
“Oppa, apa kau marah?”
“Aniyo.” Ia pun menyeruput cola miliknya.
“Apa kau merasa sangat kesal dan jengkel terhadapku?”
“Aniyo.” Ia mulai membersihkan sudut bibirnya menggunakan punggung tangannya.
“Lalu?”
Hongpa diam tak ber-ekspresi. Bahkan tak ada tanda-tanda ia akan menanggapi perkataanku. Eottehke(Bagaimana ini)?
Aku melihatnya yang duduk tenang disampingku. Apa ia menungguku berbicara? Tapi apa yang harus kukatakan padanya? Ia bahkan tak merespon perkataanku. Aigoo(Ya Tuhan).
“Oppa, kau mau kita kemana setelah ini?” aku memberanikan diri bertanya kepadanya. Wajahnya memang tak menunjukkan bahwa ia sedang marah, dalam tatapannya pun tak ada tanda-tanda bahwa ia kesal terhadapku. Namun hatiku masih diselubungi perasaan bersalah padanya.
“Aku mau pergi makan.” Jawab Hongpa cepat.
“Umh, baiklah.” Aku mengangguk-anggukan kepala tanda setuju.
“Katamu kau kenyang?”
“Ahh..” aku menoleh cepat kearahnya. “Jika itu bisa membuat suasana hatimu menjadi lebih baik, kenapa tidak?”
“Baguslah. Kajja(Ayo pergi)” ia langsung bangkit dan melesat kearah mobil hitamnya.
Aku tersenyum kecil dan bersorak dalam hati. Setidaknya, Hongpa sudah menyuarakan apa yang diinginkannya. Akupun lekas berdiri dan mengikutinya sebelum ia mulai berubah pikiran dan kembali diam seperti tadi.
“Kau mau makan apa?” tanyaku memecah keheningan. Semenjak meningggalkan toko buku 10menit yang lalu, Hongpa kembali diam dan berkonsentrasi menyetir.
Oppa mengernyitkan dahi, kemudian ia menjawab. “Aku mau makan ice cream. Tapi tadi kau sudah makan itu.”
Kini ganti aku yang mengernyitkan dahi. Jika aku menolak, aku takut Hongpa akan kembali diam dan mengacuhkanku.
“Kenapa tidak? Perutku ini masih mampu menampung 1 atau 2 gelas ice cream lagi.” Aku berkata sambil menepuk pelan perutku.
“Ohh, Jinjja(Benarkah)?

*CNBLUE*

Setelah aku berhasil menghabiskan segelas ice cream dan Hongpa menghabiskan dua gelas penuh ice cream rasa pisang, Hongpa mengantarku pulang ke apartemenku sekitar pukul 7 malam.
“Sampai bertemu besok. Beristirahatlah.” Hongpa melambaikan tangan kearahku. Suasana hatinya saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan saat di toko buku tadi.
“Mmm..” aku tersenyum dan mengangguk.
“Ohh, tunggu Hyun Hoon-ah, aku punya sesuatu.”
Hongpa kembali ke mobilnya dan mengambil sesuatu, setelah berada dihadapanku ia menyerahkan sebuah ponsel.
“Ponsel couple.” Katanya kemudian. “Lihat, sama persis dengan punyaku. Dan disitu sudah ada nomerku.” Tambahnya sambil menunjukkan ponsel miliknya.
“Baiklah. Masuk dan beristirahatlah. Akan ku kirimi pesan untukmu nanti. Berilah nama yang bagus untuk nomerku yah.” Hongpa berkata sambil tersenyum lebar. Aku menanggapinya dengan mengangguk dan tersenyum pula.
“Ayo cepat masuklah.”
“Aku ingin melihatmu pulang dulu oppa.”
“Hmm.. Baiklah. Sampai besok.” Ia berkata kemudian berbalik kearah mobilnya.
Setelah mobilnya berbelok di tikungan dan tak terlihat lagi, aku mengambil ponsel milikku sendiri dan menelepon sahabatku. Namun panggilan terputus. Kucoba sekali lagi dan tetap seperti itu. Akhirnya kukembalikan ponsel kedalam tas dan aku berjalan masuk kearah apartemenku sendiri.

*CNBLUE*

Setelah membersihkan diri, aku duduk di pinggir tempat tidur dan menatap ponsel yang tadi diberikan Hongpa padaku. Sudah kucoba menghubungi Eka namun panggilan tetap saja terputus sebelum ia sempat menjawab. Aku tidak pernah tahu berapa nomer telepon Sukma semenjak aku pindah ke Korea. Tapi kuharap ia bisa melihat acara ini di Youtube suatu hari nanti.
Aku tersentak ketika ponsel pemberian Hongpa berbunyi. Ahh, ada pesan.

From    = Lee Hong Ki
To        = Choi Hyun Hoon
Pesan   =
Kau sedang apa malam ini? Apa kau sudah memberi nama yang bagus untuk nomerku?

Ahh, aku lupa. Sebaiknya kuberi nama apa untuk Hongpa? Setelah berpikir sesaat, aku membalas pesan itu.

To        = Lee Hong Ki
From    = Choi Hyun Hoon
Pesan   =
Humm.. Bagaimana kalau “Hong”?
From    = Lee Hong Ki
To        = Cho Hyun Hoon
Pesan   =
Tidak buruk. Aku akan memanggilmu “Hoon”.
Bagaimana?

Sepertinya Hongpa menyukainya. Lalu segera ku ganti namanya.

To        = Hong
From    = Hoon
Pesan   =
Tidak buruk juga. Kkk
From    = Hong
To        = Hoon
Pesan   =
Temui aku besok di depan Kampusku. Aku akan mengajakmu kesuatu tempat.
To        = Hong
From    = Hoon
Pesan   =
Di depan Kyunghee University? Wahh .. aku harus tampil sebaik mungkin besok. Kkkk
From    = Hong
To        = Hoon
Pesan   =
Kau terlalu melebih-lebihkan. Kkkk
Sampai bertemu besok. Jaljayo(Selamat malam) Hoon
To        = Hong
From    = Hoon
Pesan   =
Jaljayo Hong oppa.

*CNBLUE*

Sampai hari ini ponsel Eka masih belum bisa dihubungi. Ada apa sebenarnya dengannya? Apa terjadi sesuatu yang buruk padanya? Aku sibuk menduga-duga sambil menatap ponsel milikku sendiri didepan Kyunghee University. Aku sudah berada disini 10 menit lalu. Namun Hongpa belum juga muncul. Pesan singkat yang kukirim 5 menit yang lalu pun belum mendapat balasan. Kumasukkan ponsel milikku dan ku keluarkan ponsel pemberian Hongpa. Kembali kutatap benda mati berbentuk persegi panjang itu. Berharap benda itu bergetar dan berbunyi menandakan adanya pesan masuk ataupun panggilan telepon dengan nama “Hong” tertera di layarnya.
Aku mendesah kecewa ketika benda menjengkelkan itu tak juga berbunyi. Ku lihat Jam tangan yang melekat manis di pergelangan tangan kiriku. 12:08. Sudah terlambat 15 menit dari waktu yang telah dijanjikan.
Tak lama setelah itu –kira-kira satu menit kemudian–  terlihat seorang namja(Cowok) berlari kecil kearahku. Setelah sampai didepanku, raut wajahnya mengatakan ‘Maafkan aku telah membuatmu lama menunggu’
Akupun tersenyum dan berkata “Gwaenchana oppa.”
“Ada pelajaran tambahan dan beberapa tugas kuliah yang belum sempat aku selesaikan tadi.” Katanya sambil berjalan ke mobilnya yang terparkir manis di parkiran Kampus Bonafid di Seoul. Kyunghee University.
“Hei, perhatikan jalanmu.” Tiba-tiba Hongpa menarikku mendekat kearahnya. Ketika kulihat, ternyata aku hampir menabrak sebuah mobil sport merah yang juga parkir disitu.
“Apa yang kau lihat sampai kau tak tau ada mobil di depanmu?” tanyanya.
“Aku sedang mengamati kampus ini oppa. Kampus ini benar-benar megah. Kau tau oppa, aku dan dua orang sahabatku di Indonesia dulu sangat mengidolakan Kampus ini.”
“Lalu mengapa kau tidak kuliah disini?”
 “Kau pikir berapa uang yang bisa dihasilkan seorang Yeoja(Cewek) yang hidup sendiri di sini? Uang pemberian orangtua ku perbulan saja mungkin tidak cukup untuk membayar biaya kuliah disini. Bisa tinggal di Seoul saja bagiku sudah cukup.”
Hongpa hanya mengangguk sambil tersenyum mendengar penuturan panjangku. Setelah sampai di dekat mobil hitamnya, ia menyuruhku masuk.
“Kita akan pergi kemana?”
“Kau akan tau nanti.” Sahutnya sambil menutup pintu mobil dan ia kini siap menjalankan mobilnya.

*CNBLUE*

Mobil hitam itu kini berhenti disebuah bangunan di daerah Gangnam-gu. Bangunan itu tidak terlalu besar tapi juga tidak terlihat kecil. Pohon-pohon besar yang tumbuh disamping bangunan itu memberi kesan nyaman dibalik teriknya sinar matahari siang ini. Tapi ini tidak terlihat seperti sebuah rumah. Perlahan ku ketahui bahwa ini adalah sebuah kantor. Tapi aku tidak tahu ini kantor apa dan apa alasan Hongpa mengajakku kemari. Hongpa membelokkan mobilnya memasuki halaman parkir bangunan itu dan memarkir mobilnya disana. Setelah berhasil memarkir mobil hitamnya dengan sangat mulus ia menyuruhku turun. Aku masih dibuat terpana oleh kantor yang berdiri gagah didepanku ini.
“Kau akan terus berdiri disini sementara aku masuk sendirian kedalam?” suara Hongpa membuyarkan ke-terpana-an ku.
Aku langsung terburu-buru mengekor dibelakangnya memasuki pintu utama bangunan ini. Sama persis dengan gambaran yang sejenak terlintas di kepalaku tentang bagaimana nuansa bagian dalam bangunan ini. Memang tidak terlalu besar. Tapi sangat nyaman untuk dikunjungi. Disambut udara dingin dari AC yang jauh berbeda dengan hawa panas matahari yang siap memanggang badanku diluar sana. Bola mataku berkeliaran menangkap semua yang terlihat di lobby utama bangunan ini. Beberapa sofa berjejer rapi disudut ruangan. Tanaman-tanaman hias yang tertanam diatas pot menambah kesan manis dalam bangunan ini. Meja resepsionis yang tidak terlalu besar dan para resepsionis yang menyambutku dengan senyum hangat mereka. Bola mataku beralih ke dinding dibelakang resepsionis itu. Terdapat sebuah tulisan yang sepertinya adalah nama dari bangunan ini. Ketika selesai kubaca semua tulisan itu jantungku nyaris berhenti berdetak, hidungku mulai berhenti dari kegiatan rutinnya –menghirup dan menghembuskan oksigen–. Mataku membelalak lebar sampai hampir copot. Ku baca sekali lagi tulisan yang terpampang di dinding belakang resepsionis.
F&C|Academy
Kubaca sekali lagi.
F&C|Academy
Untuk memastikan, kuulangi sekali lagi.
F&C|Academy
F&C|Academy

Aku berada disini. Ditempat yang dulu sangat ku kagumi dan berharap dapat kemari bersama dua orang sahabatku. Kini aku berdiri diatas lantai bangunan yang sangat ku idolakan. Melihat puas kesekeliling lobby utama dengan kedua mata kepalaku sendiri dan bukan men-search­-nya di google. Aku senang, aku bahagia, aku gembira, atau apalah. Bahkan kata-kata tak sanggup menyuarakan perasaanku saat ini. Kusadari sedari tadi Hongpa melihatku dengan senyuman kecil yang ditahannya. Ia membawaku kemari. Ia membawaku ketempat yang sangat ingin ku kunjungi dari seluruh tempat di dunia ini.
Aku menoleh menatap namja yang kini cengar-cengir disampingku. Kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana jeans-nya. Aku tak tau apa yang harus aku katakan kepadanya. Sempat terbersit keinginan untuk memeluknya seerat mungkin sebagai tanda terima kasihku. Tapi kemudian aku teringat. Ini kan acara televisi MScandal. Bisa-bisa, setelah acara ini selesai hidupku tidak akan tenang seperti sebelumnya lantaran setiap hari dihantui oleh Primadonna-primadonna Korea yang siap membunuhku kapan saja karena aku dengan seenak jidat memeluk pujaan hati mereka. Dan lagi, kalau sampai aku melakukan hal bodoh itu. Ahh, tidak. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan dan tampang sahabat terbaikku di Indonesia itu jika ia mengetahuinya.
Ku enyahkan semua khayalan aneh yang berkeliaran bebas di otakku. Ku tatap namja yang masih cengar-cengir nggak jelas dihadapanku itu.
“Oppa..” aku memanggilnya.
Gomawo(Terima kasih)?” ia mendahului kata yang seharusnya ku ucapkan.
“Mm.” aku mengangguk mantap disertai senyuman tertulus dan termanis yang kupunya.
“Kau hanya akan berdiri disini? Kau tentu tak mau melewatkan momen-momen menarik saat kau berkeliling gedung ini kan?”
Aku terbelalak kaget. “Oppa, kau berniat mengajakku berkeliling F&C?” aku sudah akan berteriak kencang saking girangnya.
“Aku tau kau senang. Tapi tolong jangan berteriak bahkan meloncat-loncat. Aku tak mau reputasiku hancur karena aku dianggap membawa orang tak waras ke gedung ini.”
Hei! Siapa maksudnya yang ‘Tak Waras?!’
Hongpa berjalan mendahuluiku. Tersenyum manis pada salah seorang resepsionis, dan berbelok ke koridor pertama yang kami lewati. Kemudian, dari arah belakang terdengar seseorang memanggil Hongpa. Aku yang pertama menoleh, langsung terkesiap kaget mengetahui siapa yang berjalan kearahku. Lain halnya dengan Hongpa, ia langsung menghampiri empat orang laki-laki yang semakin dekat dengan kami.
Annyeong(Hai). Kau pasti Choi Hyun Hoon.” Ucap laki-laki bertubuh paling pendek diantara ke-empatnya.
Aku membungkuk sedikit memberi hormat pada mereka, yang langsung dibalas dengan membungkuk juga.
“Hong Ki-ya. Dia lumayan cantik.” Ucap salah seorang yang memiliki hidung panjang yang tak mungkin ku miliki.
Kini aku bingung, haruskah aku tersipu malu lantaran dipuji mereka? Atau aku harus sedikit menahan geram? Dengar, mereka mengataiku ‘lumayan cantik’, LUMAYAN. Itu terdengar buruk ditelinga seorang wanita.
Aku menjatuhkan bahu dan menghela nafas. Baiklah, mungkin mereka sering menemui wanita yang jauh lebih cantik dariku. Jelaslah, mereka kan artis!
Aku tersenyum kearah mereka, kemudian berkata. “Oppa, kalian lebih tampan dari yang kulihat di televisi.”
“Kami tau kami memang sangat tampan.” Ujar seorang yang sangat manis diantara mereka ber-empat.
“Ya, kami memang tampan.” Yang lain menimpali.
Sial! Aku lupa bahwa semua personil FT Island adalah tipe orang yang sangat narsis.
Baiklah, biar kuperkenalkan mereka pada kalian.
Orang yang tadi kusebut laki-laki-bertubuh-paling-pendek adalah Choi Min Hwan oppa.
Sedangkan orang yang memiliki-hidung-panjang adalah Choi Jong Hoon oppa.
Orang yang sangat-manis-diantara-mereka itu Lee Jae Jin oppa.
Dan orang yang sedari tadi hanya diam sambil mendengarkan obrolan kami adalah Song Seung Hyun oppa.
Mereka mengobrol sebentar dan kemudian mengajakku untuk pergi keruangan mereka. Namun saat itu kembali terdengar seseorang yang memangil nama Hongpa.
Aku mengikuti arah pandangan Hongpa, tertuju pada empat orang laki-laki bertubuh tinggi menjulang berjalan ke arahku.
Aku tak tau bagaimana ekspresiku saat ini. Sama seperti beberapa menit lalu saat aku mengunjungi gedung F&C ini. Jantungku nyaris berhenti, hidungku tak lagi bekerja, mataku terbelalak lebar menatap mereka, dan bibirku menganga. Sial! Aku tampak seperti orang bodoh. Namun aku tak bisa berhenti bersikap begitu sampai mereka kini berada dihadapanku.
“Hai. Kau pasti pasangan MScandalnya Lee Hong Ki. Perkenalkan, kami adalah –“
“CNBLUE.” Aku mencuri kata yang seharusnya diucapkan laki-laki tampan yang menatapku dengan senyum ramah miliknya.
Ketiga laki-laki itu terkejut. Tidak dengan salah seorang nya. Dia tampak biasa saja.
“Kau mengenal kami?” Tanya seorang lagi yang memiliki tubuh paling tinggi dari mereka ber-empat. Bahkan dari kami semua yang berada disini.
Aku mengangguk perlahan. Berusaha menelan ludah dengan susah payah.
Mereka pun mengobrol sebentar (FT Island dan CNBlue tentunya). Aku masih mengamati oppa CNBlue. Lebih tepatnya, mengamati seseorang yang sedari tadi diam, hanya mengangguk atau menggelengkan kepalanya saat diajak bicara.

*CNBLUE*

Akan kucatat dalam Diary hidupku bahwa hari ini adalah hari teristimewa dari hari istimewa-istimewa lainnya. Bahkan hari yang paling istimewa dibandingkan ketika pacar pertamaku mengatakan cintanya padaku. Sekarang aku berada didalam sebuah mobil hitam yang sedang meluncur ke apartemenku.
“Kau bukan Primadonna ya?”
Pertanyaan Hongpa barusan berhasil membuatku terkejut setengah mati.
Mengetahui keterkejutanku, Hongpa menjelaskan pertanyaannya.
“Aku tau dari mana?” ia berkata sambil tetap melihat lurus kedepan, mengemudikan mobil dengan konsentrasi tinggi. “Sudah Jelas sekali dari raut wajahmu.” Tambahnya.
“Raut, wajahku?” aku menggunakan telunjuk tangan kanan untuk menuding wajahku sendiri.
Hongpa mengangguk mantap, dan aku masih diselimuti rasa penasaran yang amat sangat tinggi.
“Air mukamu ketika bertemu dengan FT Island sangat berbeda dengan saat kau bertemu CNBlue.” Jelasnya kemudian.
Lalu aku berpikir, berbeda bagaimana? Aku sama terkejutnya kok.
“Raut mukamu bisa dibilang shock bercampur bahagia. Kaget, tak percaya, seolah kau mengatakan ini mimpi atau nyata.” Jawab Hongpa seakan ia bisa membaca isi hatiku.
Lalu bagaimana raut mukaku ketika bertemu FT Island?
Hongpa segera menjawab tanpa aku perlu menyuarakan isi hatiku.
“Ketika kau bertemu FT Island kau hanya shock. Yahh, dengan sedikit bahagia.”
Harus kuakui. Itu memang benar.
Aku menunduk dalam-dalam, berharap bisa menyembunyikan wajahku.
“Kau menyukai Kang Min Hyuk?” Hongpa kembali membuatku terkejut dan salah tingkah. “Sedari tadi hanya dia yang kau perhatikan.” Tambahnya membuatku semakin tidak nyaman.
“Baru kali ini aku mendapat pasangan reality show bukan dengan seorang Primadonna. Dan biasanya aku akan marah jika mengetahui pasanganku malah menyukai orang lain. Tapi kau tau? Kau lebih muda 3 tahun dariku. Sejak aku mengantarmu pulang kemarin, aku tak mengganggapmu sebagai pasanganku.” Oppa sedikit menoleh padaku, dan aku masih terus menunggunya melanjutkan bicara.
“Sikap dan sifatmu terhadapku, menunjukkan sekali bahwa kau bukan penggemarku. Tapi kau bisa menerimaku dengan senang hati dan itu membuatku senang. Jadi, sejak itu aku mengganggapmu sebagai dongsaeng(Adik)ku. Kau keberatan?”
“Mengapa kau bertanya begitu oppa. Aku sangat senang bisa menjadi pasanganmu disini. Jika kau menganggapku sebagai dongsaengmu, bagiku tak masalah jika itu membuatmu senang. Justru aku yang harus meminta maaf padamu. Aku memang bukan Primadonna.”
Aku menunduk saat menyelesaikan kalimat terakhir. Menatap sepatuku, membenamkan wajahku, meremas tanganku dan menggigit bibirku. Namun Hongpa mengejutkanku dengan tiba-tiba tertawa. Yeah, ia tertawa dengan sangat puas.
Setelah ia bisa mengontrol tawanya, ia berkata padaku di tengah-tengah senyum bahagianya.
“Kau tidak perlu bertindak seperti itu Hoon. Aku tidak marah padamu. Aku senang mempunyai dongsaeng sepertimu. Gwaenchana.”

*CNBLUE*

Aku lega saat oppa mengatakan ‘Gwaenchana’ dengan senyum lebar. Itu berarti ia tak keberatan dan ini hari ketiga aku menjadi pasangannya di MScandal. Namun nomer ponsel Eka masih belum bisa dihubungi.
Aku memberi tatapan kesal pada benda tak bernyawa itu dan membantingnya diatas tempat tidurku. Kalian berharap apa? Aku membantingnya di atas permukaan lantai apartemenku? Mana mungkin aku tega melakukannya terhadap satu-satunya-barang-berharga-yang-kupunya.
Deringan ponsel pemberian Hongpa menurunkan kekesalanku. Aku teringat akan makan siang bersamanya. Kubuka pesan yang ia kirim untukku.
From    = Hong
To        = Hoon
Pesan   =
Aku sudah didepan apartemenmu.
Aku segera mengambil tas tangan kecil yang tergeletak diatas tempat tidur dan pergi menemui Hongpa.

*CNBLUE*

Pilihan yang tepat! Di udara yang begitu panas ini memang paling tepat memenuhi perut dengan segelas ice cream.
Hongpa berbicara panjang lebar tentang perjalanan awal karirnya. Yang tentu saja, setelah aku memaksanya. Ia bercerita bahwa ia pernah hidup kelaparan di Jepang, tak dipercayai para penonton dan di anggap tidak profesional. Aku mendengarkan dengan seksama dan sedikit rasa simpati.
Kini ganti aku yang bercerita bahwa dua sahabatku di Indonesia sudah dibuat klepek-klepek oleh namja yang kini duduk dihadapanku. Setiap hari mereka terus meng-update­ berita tentang Lee Hong Ki. Men­-download semua lagu dan video FT Island. Sampai mereka kalang kabut sendiri saat mendapati memory laptop dan Flashdisk kini tak memiliki ruang kosong lagi untuk menyimpan semua itu.
“Oppa, kini maukah kau mengucapkan bahwa kau sangat mencintai mereka?” tutupku pada cerita panjangku.
“Mmm, tentu saja. Mereka Primadonna sejati.” Sahutnya mantap.
“Tapi dalam bahasa Indonesia.” Pintaku.
Hongpa terlihat berpikir sejenak kemudian mengangguk dan tersenyum kecil.
Aku lalu menulis pada selembar kertas kata-kata yang harus dibacanya. Setelah selesai, ku berikan kertas itu padanya, ia sedikit terkejut ketika mengetahui aku menulis perkataan bahasa Indonesia dalam tulisan Hangeul.
Hongpa mencari arah kamera, setelah menemukannya, ia berbicara mantap kearah kamera, menggunakan bahasa Indonesia tentunya.
“Eka Rosidah, Aku mencintaimu.” Kemudian ia tersenyum lebar dan melambaikan tangan. Ia kembali melihat kertas dan membacanya sekali lagi.
“Sukma Dian, Aku juga mencintaimu.” Ia kembali tersenyum lebar dan melambaikan tangan.
Aku tersenyum bahagia. Kini aku bisa mempersembahkan hadiah istimewa ini pada mereka. Chingu, kau harus melihat acara ini.

*CNBLUE*

Hari sangat cepat berlalu, ini sudah hari ke 5 aku menjadi pasangan Hongpa di MScandal. Semenjak kejadian di toko ice cream 5 hari yang lalu, teman-teman kampusku mulai mengoceh tentang diriku, dan mereka berebut supaya aku menyampaikan salam mereka pada Hongpa. Yang benar saja, disini posisiku kan sebagai pasangannya Hongpa, bukan tukang-kirim-salam.
Ketika aku menceritakan yang sebenarnya, Yong Byung dan Baek Gi tercengang, mereka tak percaya bahwa aku bisa mengalahkan sekian banyak Primadonna Korea untuk menjadi pasangan seminggu Hong Ki oppa.
Hari ini aku meminta bantuan mereka untuk membuat Kimbab(Sushi Korea) karena semalam tiba-tiba Hongpa mengirimiku pesan agar aku datang menemuinya saat ia latihan bersama anggota FT Island lainnya di F&C|Academy. Kau tau kan aku bukan orang Korea asli. Jadi aku sedikit kesulitan untuk menyiapkan makanan ini.
Setelah Kimbab selesai dibuat, Yong Byung dan Baek Gi pamit pulang. Aku meminta mereka ikut menemui Hongpa di tempat latihannya. Namun kemudian mereka bertanya.
“Apa aku bisa bertemu dengan Wooyoung oppa jika aku ikut denganmu?” Yong Byung mengapit lenganku dengan wajah berbinar-binar.
Baek Gi mendekatiku. “Apa aku juga bisa bertemu dengan Donghae oppa?”
Aku mengamati kedua sahabatku dengan tampang mengatakan, maksud-loe-?!
Seakan mengerti apa yang aku maksud, Yong Byung menarik kembali lengannya. “Yahh.. sepertinya itu tidak bisa.” Ia berkata lirih.

*CNBLUE*

Aku sudah berusaha mengajak mereka kemari, menemui Hongpa dan anggota FT Island lainnya. Namun sepertinya mereka sama sekali tidak berminat. Jika disini ada Eka dan Sukma, sepertinya tanpa kuajak mereka akan merengek minta ikut. (Mian Chingu)
Memasuki gedung F&C seorang diri, seakan aku sudah menjadi bagian dari gedung ini. Rasa senang yang meluap-luap, senyum yang dari tadi tak bisa kutahan, membuktikan bahwa aku benar-benar merasa bahagia. Rasanya aku ingin menari-nari berlonjak-lonjak gembira di tengah lobby utama ini. Namun kemudian aku mengurungkan niat tololku jika aku tidak ingin ditendang keluar oleh security gedung ini.
Aku menanyakan dimana tempat FT Island berlatih pada salah seorang resepsionis yang kemudian ku ketahui dari tanda pengenalnya bahwa ia bernama Kim Seo Yu. Ia menunjukkan padaku dengan sangat teliti sehingga aku dengan mudah dapat menemukannya.
Setelah naik lift pertama, aku harus belok kearah kanan. Wahh .. di setiap dinding F&C terdapat poster para artis mereka, FT Island, CNBlue, Oh Won Bin, dan masih banyak lagi. Aku memandangi poster itu dengan rasa takjub dan tak menyangka bahwa kini aku sudah berada di gedung yang selama ini hanya ada dalam anganku.
Annyeong haseyo(Hai), Hyun Hoon-ssi?”
Aku menoleh kaget, mataku terbelalak tiba-tiba. Yong Hwa oppa sudah berdiri di depanku.
“A…Ann.. Annyeong Haseyo.” Kenapa tiba-tiba aku gagap?
Yongpa –Yong Hwa oppa– tersenyum mengetahui kegugupanku, dan ia bertanya lagi. “Kau mencari Hong Ki? Ia ada disebelah sana.” Yongpa menunjuk sebuah ruangan tak jauh dari tempatku berdiri.
Aku hendak mengucapkan terima kasih dengan sangat tulus padanya, namun sungguh sial. Bibir ini tak mau mengeluarkan suara. Aku hanya tergagap didepan Yongpa. Seperti ikan yang dibiarkan hidup tanpa air. Megap-megap.
Ghamsahamnida(Terima kasih)?” oppa menyebutkan maksudku.
Aku mengangguk malu. Yongpa tersenyum dan menuntunku kearah ruang latihan FT Island. Suara Hongpa terdengar sangat merdu dari sini. Tak jauh beda ketika aku mendengarnya lewat MP3 Player atau di video. Ia memang benar-benar memiliki suara emas.
Hongpa yang menyadari kedatanganku menghentikan nyanyiannya dan keluar ruangan menemuiku. Aku tersenyum menyambutnya.
“Annyeong oppa.”
“Annyeong Hoon.”
“Kau sudah selesai latihan?” aku bertanya sambil melihat para anggota FT Island yang satu persatu mulai menghampiriku.
“Ya, kami sudah selesai.”
“Apa yang kau bawa? Apa itu untuk kami?” Min Hwan oppa menunjuk bungkusan yang kubawa. Dan aku mengangguk sambil tersenyum.
“Ayam?” ia bertanya gembira yang kusambut dengan tawa kerasku dan semua anggota FT Island.
“Oppa, aku tau kau suka ayam, tapi yang ku bawa ini bukan ayam. Mianhamnida.”
“Hyun Hoon-ssi, kau sudah bertemu mereka kan? Kalau begitu aku permisi ya.” Yongpa tiba-tiba berkata dan akan berbalik pergi.
“Oppa, bagaimana kalau kita makan bersama?” aku berseru pada Yongpa.

*CNBLUE*

Yongpa menyetujui ajakanku untuk makan bersama. Dan aku memaksanya mengajak semua anggota CNBlue. Hongpa pun tak keberatan jika FT Island dan CNBlue berada pada meja makan yang sama. Aku merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia ini.
“Kau sendiri yang membuat ini?” Seung Hyun oppa yang biasa diam kini bertanya padaku.
“Aku dibantu dengan dua orang temanku oppa. Karena aku tidak biasa membuat makanan Korea.”
“Kalau begitu, lain kali buatlah makanan Indonesia.” Hongpa menyahuti obrolan kami.
Setelah menyiapkan kimbab ditengah meja makan, aku menarik kursi didepan Min Hyuk oppa, saat aku akan mulai duduk, Hongpa berseru kearahku.
“Hei, bukankah kau pasanganku? Kenapa kau tidak duduk dihadapanku?”
Aku melirik kearah Hongpa dan memasang tampang ayolah-oppa-hanya-kali-ini-saja-aku-bisa-duduk-dihadapannya. Dan Hongpa pun mengerti maksudku.
“Baiklah, kau boleh duduk disana.”
Hore, hatiku melonjak gembira mendengar Hongpa berkata seperti itu. Aku kembali duduk dihadapan Min Hyuk oppa, memasang tampang semanis mungkin sambil mengamatinya makan.
Aku senang melihat mereka semua makan tanpa ada protes tentang bentuk dan rasa dari kimbab yang kubuat, ini berarti hasil buatanku tidak buruk. Aku tersenyum dalam hati. Mereka makan dengan sangat baik, sepertinya kecuali namja yang ada dihadapanku, ia hanya melahap satu kimbab dan sisanya ia terus memperhatikan yang lain makan. Tak lama setelah itu ia berdiri dan berjalan pergi.
“Yong Hwa hyung(Kakak, sebutan pria untuk pria yang lebih tua), aku pergi ke ruang latihan dulu.” Ia berseru pada Yongpa.
“Iya, kami akan menyusulmu setelah selesai makan.”
Dan tanpa banyak kata, Min Hyuk oppa sudah menghilang dari pandanganku.
“Au enapa? Bajahmu terlihad pingung.” Hongpa bertanya padaku dengan mulut penuh kimbab.
“Bisakah kau habiskan kimbab yang ada dimulutmu sebelum kau berbicara oppa?”
Hongpa terlihat bersusah payah menelan kimbab yang ada di mulutnya. Entah berapa kimbab yang ia masukkan kedalamnya, namun sepertinya mulut itu memiliki ruang yang besar. Setelah ia sukses menelan semua kimbabnya, ia memperbaiki pertanyaannya.
“kenapa wajahmu terlihat bingung begitu?”
“Oppa, apa sifat Min Hyuk oppa memang begitu?”
“Ya memang begitu. Ia lebih suka menyendiri, jarang tertawa dan seperti itulah.” Yongpa menjelaskan padaku.
“Memangnya kenapa jika sifatnya seperti itu?” Hongpa menyahut sambil mengambil satu kimbab lagi. By The Way, ia sudah makan berapa kimbab?
“Ada yang salah dengan sifat Min Hyuk?” Jong Hyun oppa menimpali pertanyaanku.
“Ahh.. aniyo. Sejujurnya, aku merasa kecewa. Aku kira, ia akan senang jika aku membawa makanan kemari.”
“Ada yang salah dengan sifatku?”
Aku menoleh kearah datangnya suara. Min Hyuk oppa sudah berada tepat dibelakangku. Sejak kapan ia berdiri disana?
Aniyeyo.. bukan itu maksudku oppa.” Min Hyuk oppa mengambil kursi disampingku dan duduk disana.
“Katakan saja yang sebenarnya.” Jong Hyun oppa mendesakku.
Aku menggigit bibir bawahku. Bingung.
“Aku menyukaimu semenjak melihatmu berperan sebagai Yeo Jun Hui di serial drama Heartstring yang tayang di MBC. Aku menyukai peranmu yang periang dan sangat doyan makan. Aku selalu berfikir bahwa sifat aslimu memang seperti itu. Tapi setelah mengetahui kenyataannya kau orang yang suka menyendiri dan jarang sekali tersenyum seperti tadi, jujur aku sedikit kecewa oppa.”
Ke-sembilan namja yang mendengarkan penuturanku tentang pandanganku-terhadap-Min-Hyuk-oppa hanya manggut—manggut tanda mengerti.
“Lalu, apakah banyak Lovely Gazes(Sebutan untuk penggemar Kang Min Hyuk CNBlue) lain yang kecewa terhadap sifatku?”
“Umh .. Mollayo oppa. Tapi, mereka akan lebih senang jika kau sering tersenyum.”
“Aku sudah sering mengatakan itu padanya. Namun ia tak pernah mendengarkanku.” Yongpa berkata kesal kearah Min Hyuk oppa.
Min Hyuk oppa terlihat berpikir sambil memandang sepatu putih yang dikenakannya.
“Aku tak menyuruhmu untuk menjadi seperti orang lain oppa, tetaplah menjadi dirimu sendiri, hanya saja ubahlah sifat-sifat burukmu menjadi lebih baik.”

*CNBLUE*

“Kau berhasil membuatnya berpikir.” Kata Hongpa saat mengantarku pulang.
Mobil yang dikendarai Hongpa melaju diantara banyak mobil lainnya, menuju apartemen kecilku. Setelah acara makan-makan sederhana tadi Hongpa langsung menawariku pulang dan aku menyetujuinya. Semua namja tadi langsung terdiam ketika aku selesai menceritakan kejujuranku di hadapan Min Hyuk oppa. Min Hyuk oppa terlihat berpikir dan yang lain memperhatikannya dalam diam. Kemudian, Hongpa memecahkan keheningan dengan mengajakku pulang.
“Apa Min Hyuk oppa tersinggung?” aku bertanya pada Hongpa yang menyetir sambil memainkan cincin tengkorak kesayangannya.
“Tersinggung? Aku rasa tidak. Jika yang kau bicarakan tadi menurutnya benar, ia pasti akan berubah.”
“Aku mendengar keyakinan dalam nada bicaramu Hongpa.”
“Yahh.. aku sangat yakin. Jadi, kita lihat saja besok.”
“Besok aku akan bertemu dengannya lagi?”
“Min Hyuk yang berkata padaku supaya membawamu lagi ke sana. Untuk membuktikan ia akan berubah atau tidak.”
Aku tersenyum mendengar ucapan Hongpa barusan. Aku menatap Hongpa, namja yang dikagumi sebagian yeoja-yeoja Korea, bahkan diluar Korea termasuk ke dua sahabatku. Ia menyetir mobil dengan wajah tenang. Aku melirik kearah jari telunjuknya, bukan, tapi yang melingkar di jari telunjuk itu. Cincin kesukaannya.
“Oppa.” Aku mencoba memulai kembali percakapan. Hongpa menoleh kearahku, tatapan matanya memintaku melanjutkan kata-kataku.
“Boleh aku bertanya sesuatu?”
Hongpa mengangguk tanpa bersuara.
“Mengapa kau begitu menyukai tengkorak?”
“Ini?” Hongpa memamerkan cincin tengkorak yang melingkar di jari telunjuknya dan aku pun mengangguk.
“Karena menurutku, tengkorak itu unik dan sangat lucu.”
“Lucu?” aku mengulangi perkataannya.
Hongpa mengangguk dengan wajah innocent dan senyum yang sedikit mengembang di sudut-sudut bibirnya. Di tengah-tengah konsentrasi menyetirnya, ia melepas cincin tengkoraknya dan mengulurkannya padaku.
Aku menyambutnya dengan tatapan penuh tanda tanya. “Untuk apa?” tanyaku.
“Bukankah kau ingin mencobanya?” Hongpa menjelaskan maksudnya dan terus menyodorkan cincin itu kehadapanku.
“Apa? Aku? Tidak-tidak, bukan itu maksudku oppa.” Buru-buru ku tepis pelan tangan Hongpa.
“Kenapa? Kau tau Hoon? Banyak yeoja diluar sana yang sangat ingin mencoba SkullHong ini.”
“Iya, aku sangat tau itu. Tapi tidak denganku oppa.”
Waeyo?”
“Masih banyak barang imut dan manis lain yang ingin kucoba. Kenapa aku harus mencoba barang mengerikan seperti itu?”
“Mengerikan? Lihatlah secara teliti, tengkorak ini sangat unik dan lucu.”
“Aku harus melihat dari sisi mananya oppa? Jelas-jelas tengkorak ini sangat mengerikan.”
Hongpa mendesah perlahan sebelum ia berkata.
“Baiklah, kalau begitu kau boleh memiliki SkullHong ini.”
Aku terkejut bukan main. Bukankah sudah kubilang bahwa aku tidak menyukai benda mengerikan itu? Mencobanya saja tidak terlintas dipikiranku, bagaimana aku bisa memilikinya?
“Tidak usah begitu terkejut. Anggaplah ini sebagai kenang-kenangan dariku Hoon.”
“Kenapa aku harus menerimanya? Aku kan sudah bilang kalau aku tidak suka benda mengerikan seperti itu.”
“Aku kan juga sudah bilang anggap saja ini sebagai kenang-kenangan.” Hongpa terus mengulurkan cincin itu kearahku. “Ayo ambillah.” Lanjutnya.
Hongpa benar juga. Tak ada salahnya juga aku menerima benda itu sebagai kenang-kenangan bahwa aku pernah menjadi pasangannya.
“Pakailah selama kau menjadi pasanganku. Hanya tinggal hari ini dan dua hari lagi.”
“Apa?” aku kembali terkejut dengan perkataannya.
“Iya-iya. Aku tau kau tidak akan mau melakukannya. Simpan saja benda itu dengan baik.” Hongpa buru-buru memperbaiki kata-katanya.
Aku mengamati benda kecil yang menurutku sangat mengerikan itu sebelum menyimpannya di dalam tas. Dari mana Hongpa menganggap benda ini sangat lucu?
“Kau, satu-satunya yeoja yang mendapatkan SkullHong dariku.” Hongpa tersenyum bangga.
“Wow, haruskah aku gembira mendapatkan sesuatu yang sangat mengerikan seperti itu?”
Senyum Hongpa menghilang mendengar kata-kataku, raut wajahnya berubah dan ia mulai mengkerucutkan bibirnya.
“Oppa.. kau marah? Aku hanya bercanda. Hei, jangan marah seperti pertama kita bertemu. Aku bingung jika kau mendiamiku seperti ini. Oppa, hei..”
Tak ada respon dari kata-kataku. Namun aku tau, matanya menyembunyikan sebuah senyuman.

*CNBLUE*

Hari ke enam aku menjadi pasangan Hongpa. Pagi-pagi buta ponsel dari Hongpa berdering membangunkanku dari tidur lelapku. Aku menggapainya dengan mata yang masih terpejam. Setelah ku ketahui ternyata sebuah pesan yang muncul, aku mencoba dengan sekuat tenaga membuka kedua mataku yang masih sangat berat.
From    = Hong
To        = Hoon
Pesan   =
Annyeong Hoon..
Maaf, hari ini aku tidak bisa mengajakmu ke F&C karena jadwalku sangat padat. Aku sudah memberitahukannya pada Min Hyuk dan ia berharap besok aku dapat mengajakmu kesana.
Baiklah, jaga dirimu Hoon. Aku akan menghubungimu lagi jika jadwalku selesai.
Aku beranjak kearah kamar mandi. Mencuci muka dan menggosok gigi-gigiku. Kemudian berjalan menuju dapur. Min Hyuk oppa meminta Hongpa untuk mengajakku ke F&C besok? Sepertinya aku sudah melayang sampai langit ketujuh saking senangnya. Tunggu..
Aku mulai menggerakkan jari-jariku. Menghitung.
Besok? Besok adalah hari terakhir aku menjadi pasangan Hongpa. Apakah itu berarti aku tidak akan bisa bertemu Min Hyuk oppa lagi?

*CNBLUE*

Hari terakhir tiba. Tak terasa seminggu telah berlalu. Seminggu aku telah menjadi pasangan Hongpa. Dalam seminggu ini aku menemui banyak hal baru. Kebahagiaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Mimpi-mimpiku yang perlahan menjadi kenyataan.
“Choi Hyun Hoon-ssi. Annyeong Haseyo.”
Aku mencari arah suara. Suara laki-laki. Namun tak ada laki-laki lain disampingku, hanya ada Hongpa yang berdiri disebelah kananku.
“Hyun Hoon-ssi. Annyeong.”
Aku masih tolah-toleh bingung. Hongpa juga mengedarkan pandangan ke seluruh lobby F&C. Sungguh, tak ada namja lain selain dirinya disini.
“Suaranya sangat keras sekali.” Aku berkata pada Hongpa yang juga masih bingung dengan suara misterius.
“Dan terdengar sangat senang.”
Iya, aku bisa menggambarkan si pemilik suara pasti orang yang sangat periang dan mudah mencairkan suasana.
“Tapi siapa dia?” Hongpa bertanya bingung.
Mataku mencari liar ke seluruh lobby utama gedung ini. Melihat di setiap pojokan, namun yang ada hanya tanaman-tanaman hias yang tumbuh subur disana. Tak ada orang lain.
Pandanganku beralih ke lantai 2 bangunan ini. Aku melihat seorang namja yang duduk bersandar sambil melihat kearahku. Bibirnya menyunggingkan senyuman bahagia. Matanya menggambarkan keceriaan. Raut wajahnya menyatakan ia sedang gembira. Jika aku tak memperhatikan mata sipitnya, aku tentu tak akan mengenalinya.
Aku menyenggol pelan lengan Hongpa dan ia mengikuti arah pandanganku. Sesaat kemudian ia tersenyum dan mengajakku menemui namja yang sedari tadi memanggilku.
“Lihat apa yang kukatakan. Ia berubah.”
Aku mengangguk menyetujui perkataan Hongpa.
Min Hyuk oppa berjalan menyambutku diujung tangga dengan senyum bahagianya. Mata sipitnya masih dipenuhi keceriaan.
“Annyeong Hyun Hoon.” Ia berkata dengan penuh semangat padaku.
Hongpa menyodok pelan perutnya. “Kau pintar ber-acting.”
“Aku tidak sedang ber-acting hyung.” Ia menggaruk kepalanya yang menurutku tidak gatal sama sekali. “Hanya saja, aku pikir perkataan Hyun Hoon kemarin ada benarnya. Sejak saat itu aku mencoba untuk lebih sering tersenyum. Di dorm, disini, di ruang latihan, pada penggemar, resepsionis, pada para hyung-ku. Semuanya. Dan itu membuatku semakin hidup.”
“Aku senang kau berkata seperti itu oppa.” Aku tersenyum padanya. Semanis mungkin.
“Hoon. Kau tau hari ini hari terakhir kita sebagai pasangan di MScandal kan?” Hongpa berkata serius terhadapku.
Aku mengangguk meng-iya-kan ucapannya. Dan ia melanjutkan kata-katanya. “Aku punya hadiah untukmu.”
Aku terkejut.
Dan lebih terkejut lagi ketika Hongpa berjalan mendekati Min Hyuk oppa kemudian merangkulnya.
“Aku akan meminta temanku ini untuk mengajakmu jalan-jalan sebelum mengantarmu pulang. Maaf, hari terakhir ini aku tidak bisa menemanimu, jadi aku akan menyuruh temanku ini untuk menemanimu, bagaimana? Kau keberatan Hoon?” katanya kemudian.
“Bagaimana mungkin aku merasa keberatan oppa?” aku sungguh tak mempercayai apa yang Hongpa katakan.
Kemudian Hongpa melempar kunci mobilnya kearah Min Hyuk oppa yang langsung ditangkapnya dengan cepat. Hongpa menepuk pelan pundak Min Hyuk oppa sambil berkata. “Aku titip dia padamu. Jaga dia.”
Min Hyuk oppa hanya tersenyum sambil mengangguk. Hongpa mengalihkan pandangannya padaku. “Bye Hoon. Aku senang menjadi pasanganmu seminggu ini. Ah tidak, 6 hari ini.”
Aku tersenyum geli mendengar kata-katanya.
“Bye Hong oppa. Aku juga sangat senang menjadi pasanganmu dalam 6 hari terakhir ini.”
Hongpa melambaikan tangannya dan berlalu pergi, kemudian ia kembali lagi sambil berkata serius padaku. “Jaga SkullHong ku baik-baik. Jangan sampai kau menghilangkannya.”
“Aku mengerti oppa.” Jawabku cepat sebelum ia terlalu banyak mengoceh.

*CNBLUE*

Oh Guys, aku tidak bisa menceritakan pada kalian bagaimana perasaanku saat pergi bersama Min Hyuk oppa. Aku senang? Pasti. Gembira? Jelas. Bahagia? Apalagi.
Ia berubah menjadi orang yang begitu menyenangkan. Jauh berbeda ketika pertama kali aku bertemu dengannya.
Min Hyuk oppa tidak bisa lama-lama pergi denganku karena jadwalnya yang juga sangat padat. Namun meski sebentar, ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi diriku.
Ia membuat suasana hatiku menjadi sangat baik hari ini. Mengajakku jalan-jalan, makan, dan mengobrol banyak tentang apa saja. Ia mengantarku pulang tepat pukul 5 sore.
“Oppa, terima kasih untuk hari ini.” Aku membungkukkan badan dan tersenyum setulus mungkin padanya.
Min Hyuk oppa mengusap pelan ujung kepalaku dan berkata dengan senyum. “Lain kali, kau harus mengirimkan formulir MScandal untukku ya.”
“Pasti.” Aku mengangguk mantap menyetujui ucapannya.
“Baiklah. Aku harus cepat kembali. Hyung pasti sudah menungguku. Masuklah.”
“Ne, annyeong oppa.”
“Annyeong.”
Aku melangkah memasuki apartemenku. Menuju kamarku, membuka tirai jendela dan memandang sedan hitam yang terparkir manis di dekat trotoar.
Terlihat seorang namja yang berjalan kearah sedan hitam tersebut, bukan namja yang selama 6 hari terakhir ini menemaniku, namun namja yang selama ini sangat ku kagumi, ku tunggu-tunggu kehadirannya di layar tv, dan melonjak gembira saat aku bisa melihatnya walau di balik layar.
Lalu namja itu mulai memasuki mobil, ku lihat kemudian lampu depan mobil itu menyala, mesin mobil itu menderu dan mobil hitam itu mulai melaju pergi. Bersama dengan namja yang selama ini ku idolakan. Namja yang baru saja mengajakku berkeliling dan mengantarku pulang. Namja yang merubah dirinya menjadi lebih gembira karena mendengar kata-kataku. Jika aku boleh bilang, namja yang selama ini. Aku cintai.

*CNBLUE*
TAMAT


9 komentar:

  1. Hongpa kasian ah,
    hari terakhirnya sama aku aja loh >.<
    walau saya bukan primadona, tapi kemungkinan besar saya ditraktir makan ! XD

    BalasHapus
  2. ah rasanya pengen aku cetak aja ini cerita! :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenapa anggi?
      apakah itu berarti cerita saya bagus? :D

      Hapus
    2. iya Novie, ini bagus :)
      dan aku agak males baca kalo ada di layar laptop gini, mending di kertas :p

      Hapus
  3. ahhh ahirnya slesai jg bacanya vie :)
    panjang jg yaa..
    tp bgus kok endingnya, wlwpn kasian hongkinya..
    trus gmna kbarnya 2 tmennya yg di indonesia?
    seharusnya di cerita'in jg tuh vie di endingnya =)

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. Hongpa, hari terakhir kau kuserahkan pada best chinguku ya :D
      Eka rosidah / Song Hye Wook ^^

      Hapus
  5. lanjutkan ya bakat menulisnya :)

    BalasHapus