Curahan Hati Seorang Mahasiswa Baru
Oleh : Choi Hyun Hoon
Senin, 3 September 2012
Aku terlepas dari sebutanku sebagai
seorang siswa SMA dan mulai menjabat sebagai seorang Mahasiswa Baru yang
memulai kuliah di sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya. Karena sebuah
tradisi yang entah berasal sejak kapan, sebagai seorang Mahasiswa Baru aku
harus menjalani sebuah pelatihan yang biasa kami sebut OSPEK. Mau tidak mau,
suka tidak suka, kami harus menjalani ospek tersebut guna mendapatkan
kelancaran dalam menjalani kegiatan intrakampus.
2 hari yang lalu saat TM
berlangsung, panitia mulai membentuk beberapa kelompok. Setelah mencari namaku
diantara ratusan Mahasiswa Baru lainnya, aku masuk kedalam kelompok 7. Segera
ku cari kelompok 7 dan ikut ambil barisan bersama teman-teman satu kelompokku
disana. Kemudian, kakak-kakak penanggung jawab kelompok segera mengabsen
anggotanya.
Saat hari pertama ospek, sebelumnya
sudah ku setel alarm pukul 04.00 pagi. Tapi entah kenapa aku mulai bisa membuka
mataku setelah pukul 04.10 Ku kibaskan selimut dan segera berjalan sempoyongan kearah kamar
mandi untuk membersihkan diri.
Semua selesai, aku segera meluncur
ke kampus bersama ayah tercinta. Ku kira, aku akan menjadi salah satu dari
segelintir siswa rajin yang berangkat pagi-pagi sekali ke kampus
Sialnya, aku telat.
Setelah menjalani beberapa hukuman
dari panitia keamanan –nyanyi dan sebagainya– aku diperbolehkan menuju
barisanku untuk diabsen oleh penanggung jawab kelompokku.
Hari pertama ospek usai dengan
kesalahan aku yang datang terlambat. Baiklah, itu baru permulaan, kita akan
melanjutkan dengan hari kedua.
Sialnya lagi, aku kembali telat.
Hukuman pemberian panitia keamanan
pun kuterima dan kujalankan dengan baik. Meski harus dibentak-bentak dan
dipelototi, mereka melakukannya hanya untuk membangun kekuatan mentalku.
Saat diperbolehkan menuju barisan,
kakak penanggung jawab segera mengabsenku. Setelah beberapa kali dimintai tanda
tangan guna tanda kehadiranku, aku mulai menyadari sesuatu yang membuatku
selalu ingin menatap wajah kakak penanggung jawab kelompokku tersebut.
Aigoo. Dia unyu-unyu -.-
Tak peduli hari pertama dan kedua
telat, kali ini aku lebih bersemangat mengikuti ospek lantaran agar aku bisa
melihat wajah kakak penanggung jawab kelompokku.
Saking semangatnya, aku lagi-lagi
telat.
Baiklah, itu tak jadi masalah
buatku. Kakak tersebut kembali meminta tanda absenku dikertas putih yang ia
bawa.
Saat semua peserta dikumpulkan
berdasarkan jurusan masing-masing diruangan yang berbeda-beda, kakak tersebut
ikut berada diruangan yang sama denganku. Usut punya usut ternyata dia juga
Ilmu Komunikasi.
Waahh.. saat tau kakak satu jurusan
denganku tuh rasanya seperti tiduran di hamparan rumput yang luas disertai
dengan hembusan sepoi-sepoi angin yang menerbangkan jilbab merahku.
Ospek hari terakhir hampir
berakhir. Saatnya peserta dan panitia saling meminta maaf jika ada kesalahan.
Terutama pada para panitia yang sering marah-marah dan menghukum kami.
Ketika aku dan temanku berdiri di
hadapan kakak unyu-unyu temanku mulai membuka percakapan.
“Kak, kakak lho baik. Nggak pernah
marah-marah ke kita.” Ucapnya.
“Ngapain de’ marah-marah. Ngabisin
tenaga aja. Mending cari pacar baru po’o.” jawaban kakak tersebut spontan
membuat mulutku membentuk huruf O.
“Kakak, ada udang dibalik batu. Punya
maksud tersendiri dibalik jalannya ospek ini.” Kataku padanya dan ia hanya
tersenyum. Memperlihatkan padaku bahwa ia benar-benar manis.
Malam inagurasi berlangsung. Tak
ada lagi ospek esok hari. Tak ada lagi kakak manis tersebut untuk meminta tanda
absenku. Saatnya kembali ke pemikiran utama, aku disini untuk belajar.
Namun dengan adanya kakak manis nan
unyu-unyu tersebut, mampu membuatku lebih bersemangat untuk datang ke kampus.
Thanks kak :)
Jika ini hanya sekedar rasa suka
dan kagum, ia juga akan hilang dengan sendirinya.
Namun jika ini adalah rasa cinta,
ia akan selalu tumbuh besar seiring berjalannya waktu :)
고마워 선배, 사랑한다 ♥
고마워 선배, 사랑한다 ♥
Tidak ada komentar:
Posting Komentar