Senin, 29 Oktober 2012

BENAR - BENAR


Aku suka melihat dirinya. Aku suka menatap wajahnya. Aku suka melihat dia berdiri dan mulai mengatur kami, kelompoknya saat ospek lalu. Hingga kini, aku suka melihatnya. Aku suka senyumnya, aku suka tawanya, aku suka tatapannya, aku suka caranya bicara, aku suka jalannya, aku suka dia. Aku suka, semuanya tentang dia.

Ku katakana bahwa aku menyukainya, mengaguminya, dan mengidolakannya. Aku mulai mengajaknya bertukar pesan dan kami mulai terlihat akrab saat ia mulai mengajakku jalan. Masih ku katakana aku mengaguminya.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Cinta itu Polos, namun terkesan seperti Bodoh :) 1



Part 1.
Bunga sepatu


Setangkai bunga sepatu berwarna merah segar berada tepat dihadapanku pukul 12.43. aku menelusuri tangan si pemberi bunga, menuju wajah polosnya yang menyunggingkan senyum lebar, memamerkan gigi-giginya yang tidak seberapa putih bahkan ada kulit cabe yang terselip diantara gigi-gigi itu. Ku ambil bunga pemberian darinya dan ku letakkan di sudut meja tempatku mengobrol, kemudian ia pergi dengan senyumnya (+ kulit cabe) yang masih terus mengembang.

Aku masih terus mengobrol bersama beberapa teman wanitaku, membicarakan apa saja yang bisa untuk kami gosipkan, mulai dari lelaki tertampan disekolah hingga lelaki bermuka paling pas-pasan. Dari penjaga sekolah, tukang kebun, satpam, penjual di kantin, guru, sampai kepala sekolah botak yang selalu memarahi kami ketika kami menginjakkan kaki di lapangan berumput seharga 6.000.000 nya. 

Rabu, 10 Oktober 2012

Dan ternyata lebih menyenangkan memandanginya dari kejauhan :)

Sosoknya masih berdiri disana, diantara puluhan motor yang berjejer rapi di pelataran kampus.
Ternyata lebih menyenangkan memandanginya dari kejauhan, melihatnya tertawa lepas bersama beberapa temannya, memperlihatkan wajah polos namun manis yang ia miliki, menunjukkan kelembutan ciptaan Tuhan.
Ia mengetahuiku beberapa waktu lalu. Alasan yang simpel, karena ia perlu mengetahuiku. Sangat aneh jika kau sering bertukar pesan dengan seseorang namun kau tak pernah mengetahuinya, dan itulah alasan ia mengetahuiku.
Ia masih tersenyum. yang mampu membuatku ikut tersenyum saat diri sudah terlalu lelah dengan tumpukan tugas yang ada.