Kamis, 29 Mei 2014

Jangan Katakan Padaku Bahwa Kau Jatuh Cinta Padanya!


Udara panas begitu menyengat tubuh. Daun-daun pohon tak bergoyang sedikitpun. Tak ada tanda-tanda angin akan melewati daerah ini. Suasana kampus yang ramai dengan lalu lalang mahasiswa membuat udara disini terasa semakin penat.
Nadia, gadis berkerudung dengan kaos lengan panjang dan celana jeans hitam duduk santai ditempat kesukaannya. Tangan kanannya memainkan ponsel. Sedang tangan kirinya menyangga dagu, tampak tak bersemangat.
“Menanti kekasih?” muncul dari arah belakang suara Nindy. Gadis cuek yang sehari-hari tampil apa adanya ini ikut duduk disamping Nadia. Nindy sudah menjadi teman baik Nadia sejak ia kuliah disini. Gadis itu pula yang membuat Nadia bisa dekat hingga bisa menjalin hubungan dengan kakak senior impiannya.

Nadia menggeleng, memberi respon pada sahabatnya bahwa ia sedang tidak menunggu kekasihnya. Tatapannya tetap tak lepas dari ponsel yang sedang digenggamnya. Alih-alih bermain  game atau mengirim pesan, ia hanya membuka dan menutup menu di ponselnya.
Nindy menatap lurus teman karibnya tersebut, meminta jawaban pasti atas pertanyaannya tadi. Merasa diperhatikan, Nadia berhenti memainkan ponsel dan menatap Nindy.
“Apa?” tanyanya.
“Apa yang sedang kau pikirkan?”
“Tak ada.”
“Bohong.”
“Bohong?” Nadia berseru, mengerutkan kedua alisnya, tak percaya dengan ucapan sahabatnya.
“Ck!” Nindy berdecak, ia meluruskan tubuhnya dan mulai berbicara. “Nadia, kau pikir aku baru mengenalmu satu atau dua hari yang lalu? Aku mengenalmu sejak kita masuk kampus ini, sejak kita kuliah disini. Dan aku tau jika kau tidak bertingkah seperti orang gila berarti ada sesuatu yang sedang kau pikirkan! Sekarang, ceritakan padaku.”
Sebenarnya Nindy tau, sejak kemarin ada yang tidak beres dengan sahabat karibnya itu. Ia tidak bersikap seperti biasanya, lebih terlihat murung dan sering membuka tutup ponselnya. Seakan ada yang ingin ia lakukan, tapi tak berani dilakukannya.
Nadia menghela napas panjang sebelum ia menjawab pertanyaan temannya. Lalu ia kembali memusatkan perhatiannya pada ponselnya.
“Aku tak tau aku kenapa. Tapi yang jelas, rasanya aku ingin sekali mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh seseorang. Setiap waktu.” Ucap Nadia.
“Seseorang?” Nindy bertanya dan dijawab dengan anggukan kepala Nadia.
“Kekasihmu?”
Nadia tersentak mendengar pertanyaan spontan sahabatnya. Ia diam sebentar, lalu menjawab. “Bukan.”
“Maksudmu laki-laki lain? Tapi kan, kau sudah punya pacar?” dalam nada bicara Nindy, ada rasa tak percaya dengan ucapan gadis disampingnya itu.
“Justru itu Nindy, aku tak tau apa yang aku rasakan sekarang.”
“Oke. Aku ingin tau laki-laki seperti apa yang bisa membuat sahabatku berubah seperti ini.”
Atas permintaan Nindy, Nadia pun membuka ponselnya, menyentuh ikon BBM di layar ponsel, dan menekan huruf ‘B’ pada kontak. Setelah muncul apa yang dicari, ia tunjukkan foto itu pada sahabatnya.
Spontan Nindy membekap mulutnya dengan kedua tangan. Matanya melotot lebar dan alisnya berkerut ditengah. Ia tak percaya.
“Nadia, jangan katakan padaku bahwa kau jatuh cinta padanya!” katanya kemudian.

###

Tidak ada komentar:

Posting Komentar