Selasa, 02 April 2013

Jika tak ada pisahan jarak, tak mungkin ada hari ini bersamamu.

Jika tak ada pisahan jarak, tak mungkin ada hari ini bersamamu.. 

Banyak yang kupikirkan cinta, pertemuan kita.. aku begitu mengingatnya. Dan sangat menyenangkan sekali bisa mengingat saat pertama aku melihatmu. Berdiri tegak diantara para juniormu. Aku mengagumimu sayang. Saat itu juga.
Apalagi ketika aku tahu tak ada hati yang memilikimu. Begitu bahagianya diriku. Melambung tinggi laksana layang-layang bocah yang dikibarkan angin. Kudekati dirimu tanpa peduli rasa malu. Yang ingin kutahu hanya engkau, dan semua yang ada pada dirimu.
Dan di hari pertama ketika kau mengajakku jalan. Kau tahu bagaimana rasanya? Layaknya seorang anak kecil yang diberi seikat permen oleh kakaknya, gembira. Begitu gembiranya hatiku hingga aku ingin membaginya bersama semua sahabat-sahabat kampusku yang tak pernah lelah mendengarkan curhatanku tentangmu. Setiap hari.
Senin-jumat, menjadi hari terindah untukku. Karena dihari itulah aku bisa menunggu melihat wajah tampanmu dikampus, memandangi setiap gerak-gerikmu, dan memandangi senyum manismu.

Kau membuatku melambung tinggi sayang..  melayang terbang ke angkasa.. terlalu melebih-lebihkan ya? Tapi itulah kata-kata yang diucapkan seseorang ketika ia sedang dimabuk cinta. Yang terisi di pikiranku Cuma dirimu. Wajahmu, senyummu, dan semuanya, tentang kamu.
Hanya pada satu hari yang mampu merubuhkan semua keriangan hatiku. Kabar yang kudengar benar adanya. Bahwa ternyata, kau memang sudah memiliki seorang kekasih. Hanya JARAK-lah yang memisahkan kalian. Namun aku tau, hati, cinta, dan kasih sayang kalian, tak mungkin bisa kupisah secepat itu.
Tampan, aku sudah terpikat olehmu. Aku benar telah jatuh hati padamu. Mendengar kabar ini, begitu menyesakkan dadaku.
12-12-12 hari yang mampu membuatku terlambung kembali saat kau menyatakan bahwa kau mulai berpaling hati padaku. “Aku tak bisa berlama-lama dengannya. Bertemu pun jarang-jarang. Aku ingin memiliki kekasih yang dekat denganku, disini. Dan kau-lah orangnya.” Ucapmu untuk meyakinkanku.
Perasaan sesak kembali muncul saat ku tahu bahwa ternyata dia masih mencintaimu. Begitu mencintaimu. Dan kau, aku tau kau juga masih memiliki perasaan seperti itu. Sayang, jika tak ada pisahan jarak, tak mungkin ada hari ini bersamamu.
Jika jarak tak memisahkan hubunganmu dengan ‘dia’, tak mungkin aku bisa datang dan masuk kedalam hidupmu kini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar