Rabu, 25 April 2012

1st Fans Fiction


CNBLUE FANS FICTION STORY


Star.. Saranghae..
Oleh : Choi Hyun Hoon

Kriiingggg …..
Sial! kenapa alarm bodoh ini selalu berbunyi ketika aku baru bisa tertidur pulas? Kumatikan alarm yang berdiri manis diatas meja samping tempat tidurku, 08.15 aku bisa kembali tidur sekitar 15 menit lagi sebelum aku mulai melakukan pemotretan seorang bocah kecil yang akan merayakan ulang tahunnya yang ke-7.
Ketika hendak menarik kembali selimut ku, tiba-tiba ponsel ku berbunyi, menyanyikan lantunan lagu merdu Love Light milik sebuah grup band yang sangat ku kagumi, CNBlue. Mendengar melody anggun namun mampu membangunkan semangat itu membuatku ingin kembali terlelap dalam mimpi. Namun deringan itu berhenti, berganti nada yang menandakan adanya sms masuk. Dengan enggan ku raih ponselku, ketika akan kubuka kembali berdering nyaring lagu love light.
Moshi moshi1(Halo).” Sapaku dengan suara parau.
“Novie-san, apa yang kau lakukan sekarang?” suara Tayama Kuranosuke-san, atasanku. Terdengar santai namun penuh wibawa. “Kau pasti masih berada di atas tempat tidurmu.” Lanjutnya menebak.
Aku mendesah sambil melirik jam wekerku. 08.20. “Baiklah ojisan2(Paman), aku bangun sekarang.” Aku mengibaskan selimutku dengan berat, rasanya seperti ada lem yang menghubungkanku dengan tempat tidurku. Aku merasa ogah-ogahan untuk bangkit dari tempat itu.
“Apa yang kau pikirkan sedari tadi? Segeralah pergi mandi. Kau tau pemotretan itu dimulai pukul berapa kan? Kau salah satu karyawan terbaikku Novie-san.” Sial! aku belum sempat tidur nyenyak dan memimpikan oppa CNBlue –ku, sudah diceramahi panjang lebar oleh atasanku sendiri.
Ojisan, ini hanya acara ulang tahun seorang bocah ingusan.”
“Tapi mereka adalah client kita, kau –“
Wakarimashita, ojisan3(Aku mengerti, paman).” balasku cepat sebelum ia sempat melakukan kuliah paginya. “Aku akan segera pergi mandi, sebaiknya kututup telfonnya.”
“Baiklah. Bekerjalah sebaik mungkin.” Klik. Telfon ditutup dan aku segera menyambar handuk untuk pergi mandi.
Jepang adalah salah satu tempat yang sangat ingin kukunjungi ketika aku sekolah dulu. Aku lulusan Indonesia University fakultas sastra Jepang. Itulah usahaku yang tak main-main bahwa aku memang ingin ketempat ini. Awalnya memang orangtuaku tak menyetujuinya, namun setelah ku yakinkan mereka bahwa aku bisa menjaga diriku dan tetap menjaga budaya ibu, merekapun mengizinkan ku – walau dengan terpaksa. Disini, kulalui semua dengan sendiri dan bekerja pada sebuah perusahaan fotografi. Aku adalah siswa alumni dari salah satu Sekolah Menengah Kejuruan jurusan Multimedia terbaik di Indonesia. Jadi, aku memang mempunyai skill untuk masalah potret-memotret, dan juga itu memang salah satu hobiku. Tayama Kuranosuke-san adalah seorang atasan sekaligus sebagai pengganti ayahku disini. Ia orang yang
sangat bijaksana namun penyayang. Tutur katanya lembut, dan ia pantas menjadi pemimpin. Karena itulah aku memanggilnya dengan sebutan ojisan.

*CNBLUE*

“Ada apa dengan wajahmu?” ash… suara merdu itu milik Tomoka Mayuuko. Salah seorang teman baikku di perusahaan ini. Aku mengangkat wajah yang sedari tadi ku sembunyikan dalam kedua telapak tanganku, memandangnya dengan pandangan yang seakan berkata –hari ini benar-benar hari yang menjengkelkan untukku.
“Ada yang salah dengan job yang kau terima hari ini? Kalau tidak salah, kau disuruh bos untuk memotret seorang anak yang merayakan ulang tahunnya yang ke-7, benar begitu?”
Sudah kubilang kan, dia memang teman baikku. Tanpa aku perlu berkata, dia sudah tau apa yang ku maksud. Aku memang beruntung memilikinya disini.
Aku mengambil nafas panjang dan menghembuskannya dengan cepat. “Mereka memang anak-anak yang lucu. Tapi mereka sangat nakal. Lihat, mereka sampai mencakarku.” Ku tunjukkan bekas cakaran sepanjang 3cm yang menghiasi bagian lengan kananku, ku majukan bibirku beberapa senti untuk memberi kesan bahwa aku memang benar-benar kesal saat itu.
“Yah, mereka kan masih anak-anak. Kau tahu itu Novie-chan.
Dia memang benar-benar orang yang sangat ke-ibu-an. Kembali ku benamkan wajahku dalam kedua telapak tangan. “Mengapa kau membela mereka? Temanmu ini sedang bersedih Tomoka-chan.” Rengekku.
“Sudahlah, untuk apa bersedih dengan masalah sepele seperti ini. Angkat kepalamu, bos kita datang.”
Kembali kuangkat kepalaku. Kuranosuke-san berjalan sambil menatap kearah kami. Bukan, tapi kearahku. Ia menatapku.
“Novie-san.” panggilnya ketika ia sudah berhadapan dengan kami.
Aku mendongak menatapnya. Menunggunya melanjutkan berbicara.
“Ada job lagi untukmu.” sial, ia berbicara dengan wajah seolah-olah aku memenangkan undian uang tunai sebesar satu juta yen. Mengapa ekspresinya sebahagia itu ketika akan memberi job untukku?!
Melihatnya seperti itu semakin membuatku kesal. Kulipat kedua tanganku diatas meja dan menundukkan kepalaku diatasnya.
“Novie-san, ini adalah job yang sangat bagus.”
 Kuangkat kepalaku. Dan dia masih berbicara dengan wajah berseri-seri. Sial!
“Apa lagi sekarang? Kau akan menyuruhku memotret sekumpulan anak kecil dan mendapat cakaran lagi agar aku bisa mengoleksinya? Atau menyuruhku memotret ibu-ibu tua yang berhasil melahirkan anak ke-lima-nya dan meyerahkan telingaku selama 3 jam untuk mendengarkan bagaimana sakitnya saat ia melahirkan?”
“Kali ini tidak akan begitu. Aku janji. Karena kau akan memotret sebuah band dari Korea.”
Aku melongo mendengar ucapannya. Lelucon apa lagi ini? Hal konyol apa lagi yang akan ku hadapi? Tidak cukup ia mendengar keluh kesahku tadi?
Aku menggeleng cepat. “Tidak, tidak. Aku tidak mau melakukannya. Mereka hanya boyband atau girlband baru yang akan mempromosikan album pertamanya dengan melakukan pemotretan di Jepang. Mungkin mereka hanya artis pendatang baru yang ingin segera dikenal khalayak ramai.”
Tayama kuranosuke-san tersenyum, menghampiriku dan berkata. “Kau salah Novie-san. Mereka adalah sebuah grup band yang sangat terkenal bahkan di Negara lain. Dan mereka telah memiliki lebih dari 1juta penggemar.”
Kuranosuke-san mengalihkan pandangannya dariku. Beralih ke sebuah pigura kecil yang kuletakkan diatas meja kerjaku. Sebuah grup band asal Korea dengan 4 personilnya yang telah mencuri hatiku. “Dan, bukankah kau menyukai Korea juga?” lagi-lagi, kuranosuke-san bisa memaksaku dengan caranya sendiri.
“Mereka akan melakukan pemotretan di daerah Shibuya. Karena fotografer yang akan bekerja sama dengan mereka mendadak sakit, akhirnya aku merekomendasikanmu. Bagaimana, kau mau menerimanya?”
Shibuya? Tempat berdirinya patung Hachiko yang melegenda. Tempat itu dapat memberi kenyamanan tersendiri untukku. Aku menghela nafas dengan cepat. “Baiklah, setidaknya jika mereka membuat suasana hatiku menjadi buruk. Hachiko bisa menjadi temanku.”
Senyuman lebarpun menghiasi wajah Kuranosuke-san. “Oke. Kau temui mereka besok pagi jam 10.”

*CNBLUE*

Sebuah poster CNBlue berukuran besar tertampang rapi di dinding kamarku. Alunan merdu lagu still in love-nya cnblue pun mengalun indah memenuhi ruangan apartemenku pagi ini. Jika kalian mampir ke apartemenku di daerah Shinjuku ini, kalian akan menemukan berbagai macam pernak-pernik cnblue. Aku memang menyukai band itu ketika masih duduk di bangku SMK. Bersama dengan dua temanku –yang sama-sama menyukai korea– setiap haripun kita lewati dengan membahas artis idola masing-masing. Sayangnya, mereka bukan menyukai cnblue, tapi mereka lebih menyukai FTIsland, band yang berdiri dibawah naungan yang sama dengan CNBlue, FnCmusic.
Berbagai keperluan pemotretan sudah kusiapkan sejak semalam. Tak lupa aku membawa beberapa novel dan komik, mengantisipasi jika nantinya suasana hatiku tiba-tiba menjadi buruk. Ketika hendak pergi mandi, ponselku tiba-tiba melantunkan lagu love light.
Moshi moshi.” jawabku setelah menempelkan ponsel ketelinga.
Ohayougozaimasu1(Selamat pagi) Novie-san, apa kau sudah siap untuk pemotretan kali ini?” aku mendesah, kenapa atasanku ini seakan-akan ingin tau apa yang aku lakukan sebelum pemotretan?
Ohayougozaimasu ojisan. Ya, aku sudah menyiapkan segalanya, dan aku hendak pergi mandi ketika ponselku berdering tadi.” kusambar handuk yang ada di atas tempat tidurku, berjalan kearah kamar mandi dan berdiri di depannya.
“Oh, sepertinya aku mengganggumu. Baiklah, bekerjalah dengan baik hari ini.”
Telfon akan kututup ketika Kuranosuke-san tiba-tiba memanggilku. “Novie-san?”
“Iya?”
“Kau akan bahagia hari ini. Aku berjanji.”
Aku mengerutkan kening, namun sepertinya Kuranosuke-san sedang tersenyum diujung sana.
“Yeah, aku harap seperti itu ojisan.” pembicaraan selesai, kuletakkan ponsel di tempatnya semula dan bergegas mandi.

*CNBLUE*

Sudah sekitar 10menit berlalu ketika aku sampai ditempat ini. Banyaknya orang yang berlalu lalang membuatku tak kesepian disini. Sentuhan lembut angin musim semi terkadang mampir dipipiku, dan bunga-bunga sakura yang bermekaran memberikan kenyamanan tersendiri bagiku. Inilah tujuanku datang ke Jepang. Bisa melihat bunga sakura mekar dan melakukan hanami1(Tradisi melihat dan menikmati bunga sakura) bersama teman-temanku.
“Novie-san?” aku menoleh ke sumber suara. Seorang pria paruh baya berdiri di hadapanku. Wajahnya kurus dan mulai ada beberapa kerutan di sekitar matanya. Namun ujung-ujung bibirnya tertarik ke atas menyunggingkan sebuah senyuman yang lembut.
“Kau fotografer hebat yang direkomendasikan oleh Tayama Kuranosuke-san?” tanyanya.
“Ahh.. Bosku itu ada-ada saja. Aku tidak sehebat itu kok.” jawabku malu sambil menggaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal. Dan jujur saja, hatiku kini tersenyum bahagia.
Pria itu tersenyum. “Maaf kalau menunggu lama. Aku Park Gi Eun. Manajer mereka.” ia membungkukkan badan dan menunjuk 4orang laki-laki yang sepertinya sedang dirias. Aku tak bisa melihatnya karena mereka membelakangiku.
“Mereka sedang dirias. Tolong tunggu sekitar 5menit lagi.” Park Gi Eun kembali membungkukkan badan, dan aku mengikutinya. “Baiklah, aku juga akan siap dalam 5menit.” kemudian Park Gi Eun pergi, menghampiri mereka, dan berbicara sesuatu pada mereka.
Aku telah menyiapkan segalanya dalam waktu 5menit, dan mereka? Sepertinya masih dirias. Baiklah, aku akan menunggu mereka 5menit lagi.
Hash.. Ini sudah 10menit berlalu sejak Park Gi Eun bicara denganku. Sepertinya aku sudah tak bisa menunggu lagi. Kukalungkan kamera Canon D3S di leherku dan kuhampiri mereka yang sedang dirias, lalu kutepuk pundak salah satu dari mereka.
Gomengnasai2(Permisi, biasa diucapkan wanita), bisakah kita melakukan pemotretannya sekarang?”
Laki-laki yang kutepuk tadi menoleh. Astaga, apakah aku sudah mengantuk siang-siang begini? Atau, aku sedang bermimpi? Sepertinya aku terlalu kaget, karena laki-laki itu melihatku dengan tatapan bingung lalu berbicara pada rekannya sambil menunjukku.
Hyung3(Kakak, panggilan pria kepada pria yang lebih tua dalam bhs Korea)?” laki-laki disebelahnya pun menoleh menatapku, dan astaga sepertinya mulutku ini sudah cukup untuk dimasuki dua buah kelereng saking lebarnya aku melongo menatap mereka.
Dua orang laki-laki disamping merekapun ikut menatapku. Aku masih tak percaya dengan apa yang aku lihat. Tuhan, jika memang benar ini mimpi, sepertinya aku tak ingin terbangun pagi ini. Kemudian entah kapan dan darimana datangnya, tiba-tiba Park Gi Eun sudah berdiri disampingku dan berkata padaku sambil membungkukkan badan.
“Maaf karena telah menunggu lama Novie-san. Anak-anak, dia adalah fotografer kalian hari ini. Novie-san, perkenalkan mereka adalah Kang Min Hyuk.” ia menunjuk laki-laki yang kutepuk tadi.
“Jung Yong Hwa.” ia menunjuk sebelahnya.
“Lee Jong Hyun, dan Lee Jung Shin.” Park Gi Eun memperkenalkan mereka satu persatu padaku. Dan aku hanya bisa menatap mereka tanpa berkata apa-apa.
Konnichiwa, CNBlue desu1(Selamat siang, kami CNBlue).” laki-laki yang ditunjuk dengan nama Jung Yong Hwa tadi membungkuk padaku dan diikuti oleh tiga lainnya.
Aku mundur beberapa langkah, mereka masih memandangku sambil tersenyum. Astaga, mereka tersenyum padaku. Orang yang selama ini kukagumi kini tersenyum padaku, bukan untuk fans mereka yang seabrek diluar sana. Tapi untukku. Biar kuulangi lagi agar kalian mengerti MEREKA TERSENYUM PADAKU.
Ternyata mereka sama seperti yang kuketahui selama ini. Mereka ramah dan sering tersenyum. Kau benar ojisan, aku bahagia hari ini. Sepertinya, komik dan novel yang telah kusiapkan semalam itu tak akan kupakai.
Pemotretan berjalan lancar dan menyenangkan, ditambah dengan jatuhnya beberapa kelopak bunga sakura. Membuat suasana di tengah musim semi ini menjadi semakin hangat.

*CNBLUE*

“Kau adalalah boice2(Sebutan untuk nama fans CNBlue)?” Jung Yong Hwa berkata dengan terkejut ketika kami sedang makan siang seusai pemotretan. Aku hanya tersenyum menanggapinya. Bagaimana tidak? Apa yang akan kalian lakukan selain tersenyum ketika kalian sedang berada di tengah-tengah idola kalian?
“Umh, apa kalian tidak keberatan jika aku memanggil kalian oppa3(Kakak, panggilan wanita untuk pria yang lebih tua dalam bhs Korea)?” kataku akhirnya setelah aku bisa mengatur debaran jantungku.
“Kenapa bukan oniisan4(Kakak, panggilan kepada pria yang lebih tua)?” Lee Jong Hyun menjawab pertanyaanku sambil memainkan sedotan dengan tangan kanannya. “Bukankah ini di Jepang?” lanjutnya.
“Kurasa sebutan oppa lebih baik hyung. Karena kita memang sudah terbiasa dengan sebutan itu kan?” Lee Jung Shin menjawab pertanyaan yang seharusnya ditujukan padaku.
“Kurasa juga begitu.” sahut Jung Yong Hwa kemudian. “Baiklah, kau boleh memanggil kami dengan sebutan oppa, Novie-san.” tambahnya dengan senyuman kecil disudut bibirnya yang kembali membuat jantungku bergetar keras.
Oke, mulai sekarang aku bisa memanggil mereka oppa. Hal yang selama ini aku fikir hanya ada dalam khayalanku, ternyata bisa terjadi dalam duniaku yang sesungguhnya. Idola yang selama ini hanya ku lihat foto dan video mereka, kini aku bisa berhadapan langsung bahkan bicara dengan mereka. Apa kalian tahu bagaimana perasaanku saat ini? Yeah, ini lebih menggembirakan daripada memenangkan undian sebesar satu juta yen.
Min Hyuk oppa menatap foto-foto yang kuambil tadi lewat kameraku. Ia memandanginya dengan begitu serius.
“Novie-san, aku juga mempunyai sebuah kamera.” Ia mengeluarkan kamera hitam dari dalam tasnya. “Tapi tak sebagus milikmu.” Lanjutnya.
“Aku tau oppa. Itu adalah hadiah dari fans-mu, dan kau selalu membawanya kemanapun kau pergi.” Jawabku.
“Bagaimana kau mengetahuinya?” tanyanya dengan mimik wajah serius yang mampu membuat jantungku nyaris lompat keluar dari tempatnya.
Dan, aku hanya bisa tersenyum menjawabnya.
“Kenapa makananku cepat sekali habisnya hyung?” Min Hyuk oppa berkata pada Yong Hwa oppa dengan wajah sedih. Menggambarkan kemanjaannya pada kakak laki-lakinya.
“Kau mau mencoba sushi-ku oppa?” kataku menyodorkan sepiring sushi padanya.
“Ohh.. tak perlu Novie-san.”
“Tak apa, ambillah oppa. Bukankah bagimu makanan dan music sama pentingnya?”
“Mengapa kau tau banyak tentangku?”
“kau akan mengetahuinya setelah kau mengunjungi apartemenku oppa.” Jawabku tersenyum.

*CNBLUE*

Hari ini benar-benar hari yang membahagiakan untukku. Sejak pulang dari Shibuya sampai kembali ke kantor, aku tersenyum saking bahagianya. Bahkan aku menyapa semua orang yang berpapasan denganku.
“Kita akan berada di Jepang selama 1 minggu untuk pembuatan video klip baru. Selama itu maukah kau menjadi guide bagi kami?” Yong Hwa oppa berkata sewaktu pemotretan berakhir.
“Ya, dan kita akan melakukan hanami bersama sebelum kembali ke Korea. Kau harus ikut Novie-san.” Timpal Min Hyuk oppa dengan senyum manisnya.
“Itu adalah ide yang sangat bagus Min Hyuk-ah. Kalau begitu, kita besok akan hanami bersama, temui kami ditempat ini Novie-san.” Yong Hwa oppa membuat keputusan kemudian.
Ahh.. betapa aku tak bisa melupakan saat-saat itu. Aku, seorang pekerja swasta biasa, yang sejak duduk dibangku SMK hanya bisa memimpikan bahkan berkhayal tentang momen-momen seperti itu, kini bahkan mereka sendirilah yang memintaku untuk menjadi guide mereka. Betapa menyenangkannya hidup ini.
“Hei, kau melamun.” Suara Tomoka-chan berhasil membawaku keluar dari lamunanku. “Sepertinya, kau sedang berada diatas awan Novie-chan.” Ia mengambil kursi di sebelahku dan duduk disana. Menungguku bercerita.
“Ya, lebih dari berada diatas awan Tomoka-chan.” Dan akupun menceritakan semua yang kualami hari ini pada Tomoka, dari aku bangun tidur di pagi hari, sampai aku menyapa semua orang ketika akan menuju kemari.
“Apa yang sedang kalian bicarakan?” Kuranosuke-san tiba-tiba sudah berada didepan kami. Menyunggingkan sebuah senyuman khasnya.
Ojisan, arigatougozaimasu1(Terima kasih).” Aku berdiri dan membungkukkan badan di hadapannya.
“Ahh, apa yang kau lakukan Novie-san?”
Ojisan, aku yakin kau sudah mengerti bahwa band Korea yang akan ku potret itu adalah CNBlue, itulah sebabnya kau merekomendasikanku.”
Kuranosuke-san hanya tersenyum melihatku dan ia menganggukkan kepalanya.
“Jadi?” Kuranosuke-san bertanya padaku sambil mengerutkan keningnya. Seakan mengerti bahwa ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya.
“Mereka mengajakku hanami bersama besok seusai mereka melakukan syuting video klip hari pertama.”
“Ahh.. aku mengerti.” Kuranosuke-san berkata sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. “Baiklah, kau boleh cuti sehari besok.”
“Benarkah?” jawabku spontan. Tak percaya dengan apa yang dikatakan atasanku, aku bertanya sekali lagi. “Benarkah itu ojisan?”
“Buatlah kesan yang baik selama kau bersama mereka Novie-san. Jangan kau sia-siakan kesempatan ini.” Kuranosuke-san berkata sambil tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya. Dasar bos, kau memang pria genit. Aku memperhatikannya berjalan kembali keruangannya, namun tiba-tiba ia mengangkat sebelah tangannya dan berkata. “Semoga besok harimu menyenangkan Novie-chan.” Dan aku tersenyum lega mendengarnya.

*CNBLUE*

06.20. Aku bangun lebih pagi dari jadwal biasanya. Entah kenapa di pagi buta ini aku sudah tak mampu menutup mataku lagi.  Sepertinya lebih baik aku menyiapkan makanan untuk hanami nanti. Kulangkahkan kaki menuju dapur, membuka lemari es dan mengeluarkan bahan-bahan makanan dari dalam. Dan akupun berkutat dengan benda-benda tajam yang ada di sana.
Huaaahhh.. akhirnya selesai juga. Semua persiapan telah selesai. Kulirik jam yang tergantung di dinding dapur, 08.00. Masih ada waktu untuk membersihkan diriku sebelum pergi menemui para oppa-ku di Shibuya.
Hei guys, pakaian apa yang akan kalian kenakan jika kalian berkesempatan melakukan piknik bersama dengan idola kalian? Sepertinya kalian akan melakukan hal yang sama denganku. Rasanya ini sudah kesekian kalinya aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal sama sekali. Aku menarik nafas pelan dan membuangnya dengan cepat, ku jatuhkan diriku diantara tumpukan baju yang berhamburan diatas tempat tidurku, namun ketika aku mulai dapat membayangkan pakaian apa yang akan ku kenakan, ponselku berbunyi.
Moshimoshi.”
“Novie-chan, apa yang sedang kau lakukan?” aku terduduk ketika mendengar suara Tomoka diujung sana. Sepertinya ia adalah malaikatku.
“Tomoka-chan, pakaian apa yang sebaiknya kupakai?” ku angkat beberapa pakaian yang tergeletak di kanan-kiri ku. Berharap Tomoka­-chan dapat melihatnya diujung sana.
“Pakailah pakaian terbaikmu.”
Oneesan1(Kakak, panggilan kepada wanita yang lebih tua), pakaian terbaik seperti apa menurutmu?” jarang sekali aku memanggilnya oneesan. Usia kami memang terpaut sekitar 2 tahun, namun sejak pertama bertemu, ia tak pernah suka dipanggil seperti itu. Itu terdengar seperti ia sudah sangat tua.
Tomoka-chan berdecak kesal diujung sana. “Sudah kubilang jangan panggil aku begitu. Aku tidak setua itu, kau tahu?” lihat, ia selalu menyangkal kalau usianya lebih tua dariku.
“Baiklah. Jadi, bagaimana menurutmu?”
“Pilih salah satu pakaian yang paling kau suka dari semua pakaianmu, dan pastikan itu nyaman saat kau pakai.”
Aku mengangguk-angguk tanda mengerti, bola mataku menerawang menjelajahi tumpukan baju yang memenuhi tempat tidurku. Astaga, aku baru menyadari bahwa kamarku begitu berantakan karena ulahku membongkar isi lemari.
Akhirnya kutemukan. Dress biru casual dengan renda putih dibagian kerah dan kupadukan dengan high heels putih setinggi 7cm. Kulirik jam di dinding, 10.45. Waktunya berangkat!
Kurapikan isi apartemen sebelum aku mulai meninggalkannya, ku bawa sekotak sushi dan onigiri yang pagi ini ku buat untuk bekal hanami. Dan tak lupa ku ambil sebotol besar orange juice dari dalam lemari es.
Setelah berhasil mengunci pintu, aku berjalan ke arah stasiun kereta sambil menyenandungkan lagu Hey You!.

*CNBLUE*

Udara musim semi benar-benar menyejukkan. Akhir musim seperti ini harus kunikmati sebaik mungkin sebelum musim panas datang dan membuat keringatku bercucuran. Aku berdiri di dekat patung hachiko. Disekelilingnya dipenuhi bunga sakura yang mulai berjatuhan, berwarna pink lembut yang menggambarkan kenyamanan musim semi.
Kupandangi pusat kota yang kini ramai dipenuhi orang-orang yang akan melakukan hanami. Kebanyakan dari keluarga, mereka akan berlibur bersama untuk bisa melihat indahnya bunga sakura. Tak jarang juga sepasang kekasih yang duduk di bawah pohon sakura, berharap cinta mereka bisa abadi.
“Novie-chan!” aku menoleh ke arah suara. Min Hyuk oppa berteriak sambil melambai-lambaikan tangannya padaku.
“Novie-chan, kami belum selesai. Bisakah kau menunggu kami?” tambahnya setelah aku berdiri didepan mereka.
Aku melihat ke arah tempat pembuatan video. Terlihat para kru yang masih sibuk dengan alat mereka masing-masing, menyiapkan panggung kecil dan beberapa balon untuk property video klip. Sepertinya mereka sibuk sekali.
“Yong Hwa-ssi.” Salah seorang kru memanggil oppa sambil melambaikan tangannya. Menyuruh mereka kembali melanjutkan proses syuting.
“Novie-chan. Kami tinggal dulu ya.” Yong Hwa oppa berbicara sambil tersenyum, kemudian ia berbalik ke arah panggung kecil itu dan mengambil sebuah gitar yang berada tak jauh dari situ.
“Tunggu kami.” Jong Hyun oppa menepuk kepalaku dengan lembut dan berbalik menyusul hyung-nya.
“Daa.” Kali ini Min Hyuk oppa yang berbicara padaku. Melambaikan tangannya dan tersenyum manis ke arahku.
Dan terakhir, Jung Shin oppa. Oppa ku yang paling tinggi ini hanya tersenyum lembut sebelum ia pergi menyusul para hyung­-nya.
Aku mengamati mereka yang kembali melanjutkan proses syuting. Sambil duduk di salah satu bangku taman, aku melihat mereka serius memainkan alat musik. Seakan mereka sudah melebur jadi satu dengan music, mereka terlihat begitu natural dan nyaman berada diatas panggung. Ternyata memang benar asumsiku selama ini. Aura Min Hyuk oppa ketika sedang makan dan ketika menggebuk drum seperti ini benar-benar berbeda. Ia lebih terlihat keren, dan berkharisma. Jiwa seni yang ia miliki keluar dengan sendirinya. Ia mengayunkan stik drum dengan santai tanpa paksaan sedikitpun. Tersenyum lega ketika sebuah nada keluar saat stik bersentuhan dengan floor tom1(Salah satu bagian drum).
20 menit berlalu. Oppa berjalan kearahku sambil tersenyum lega karena proses syuting berakhir. Mereka berjalan santai sambil bercanda. Ketika sudah berada di depanku, Jong Hyun oppa berkata bersemangat. “Ayo Novie-chan, kita berangkat sekarang.”
Hyung, tidak ada makanan ketika kita hanami?” Min Hyuk oppa berkata sambil memegang perutnya. Wajahnya memohon kearah Yong Hwa oppa.
Oppa.” Aku berseru sambil mengangkat sekotak sushi dan onigiri yang kubawa. Dan seketika itu juga Min Hyuk oppa menyunggingkan senyum bahagianya.
“Baiklah. Semua sudah siap, ayo kita pergi.” Yong Hwa oppa berseru dan berjalan mendahului kami ber-empat.

*CNBLUE*

“Novie-chan, kau yang membuat semua ini?” Jung Shin oppa berseru ketika aku membuka kotak makan berisi sushi dan onigiri yang tadi pagi kubuat.
Aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaan dan beberapa pujian dari mereka. Yeah, hanya tersenyum sampai bibir pegal jika kalian berada diposisiku saat ini. Namun, hari ini aku benar-benar bahagia karena mereka bisa membagi kebahagiaannya padaku. Wanita yang bahkan hanya seorang fotografer mereka.
Hyung, aku juga mau orange juice-nya.” Jung Shin oppa merebut botol orange juice  yang sedang dipegang Min Hyuk oppa, lalu menenggak semuanya hingga habis.
“Kau boleh meminta, tapi jangan dihabiskan.” Min Hyuk oppa memukul kepala Jung Shin oppa. Merasa tidak terima, Jung Shin oppa memukul kembali kepala Min Hyuk oppa, dan mereka berdua pun terlibat dalam sebuah pertengkaran kecil.
Aku melirik kearah Yong Hwa dan Jong Hyun oppa, berharap mereka dapat melerai adik-adiknya yang sedang bertengkar. Namun Yong Hwa oppa hanya menatap padaku sambil tersenyum, dan Jong Hyun oppa hanya tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan 2 dongsaeng­2(Adik)-nya itu.
Kemudian angin musim semi menyentuh lembut pipiku, diikuti dengan jatuhnya beberapa kelopak bunga sakura. Aku memandang berkeliling, rumput yang tadinya hijau segar kini berubah menjadi pink lembut. Taman ini seakan diguyur oleh hujan kelopak bunga sakura. Semua orang menengadah menatap atas, kearah pohon-pohon sakura yang mulai menggugurkan bunganya.
“Huwaaaa… Indahnya..” seru salah satu remaja yang duduk tak jauh dari tempatku.
Ku buka lebar telapak tangan dan bunga sakura mendarat diatasnya, aku melihat semua oppa-ku, dan sepertinya mereka pun masih tersihir pesona keindahan bunga sakura.
Oppa, ayo kita abadikan moment ini.” Aku berkata sambil mengeluarkan kamera dari dalam tas. Menghentikan orang yang sedang lewat didepanku dan memintanya untuk memotret kami. Senangnya ketika kulihat mereka tersenyum bahagia.

*CNBLUE*

Tepat didepan apartemen mobil yang kutumpangi berhenti. Sulit mengajak mereka mampir untuk melihat semua koleksi pernak-pernik CNBlue-ku karena jadwal mereka yang begitu padat. Min Hyuk oppa mencoba melihat gedung apartemenku dari dalam mobil. Ketika ia tak berhasil melihat seluruhnya, ia mendesah kecewa.
“Tak apa oppa. Jika nanti kau memiliki waktu luang, mampirlah. Pintu apartemenku akan selalu terbuka lebar untuk kalian ber-empat.” Aku berseru.
“Lain kali kami akan mampir, tapi tidak bisa untuk saat ini.” Yong Hwa oppa yang berada di balik kemudi berkata padaku.
Aku tersenyum senang mendengar perkataan Yong Hwa oppa. Kemudian, ia melanjutkan. “Baiklah Novie-chan. Kami tak bisa berlama-lama. Maafkan kami dan terima kasih untuk hidangannya tadi.”
“Kembali kasih oppa. Tapi, apakah besok kita masih bisa bertemu?”
Yong Hwa oppa terlihat mengerutkan keningnya, berfikir sejenak.
“Sepertinya jadwal kami padat untuk besok. Kami harus melanjutkan pembuatan videoklip ditempat yang berbeda. Sampai hari terakhir, kami tidak memiliki waktu luang.” Ia berkata dengan wajah yang terlihat sedih, dan ke-3 dongsaeng-nya pun terlihat murung.
“Aku mengerti oppa.
Hyung, bisakan kita merayu Park Gi Eun untuk memberikan kita waktu untuk jalan-jalan dihari terakhir kita disini?” sepertinya Min Hyuk oppa mencoba meyakinkan hyung-nya.
“Baiklah, akan kubicarakan dengannya nanti. Sekarang kita sudah harus kembali ke hotel.”
Jong Hyun oppa menyuruhku mencatat nomer ponselku diselembar kertas kecil. Ia akan menghubungiku jika nanti mereka memiliki waktu luang ditengah kepadatan jadwal mereka. Setelah selesai, aku melambaikan tangan dan mobilpun mulai melaju pergi.

*CNBLUE*

Hari sudah semakin panas. Sepertinya musim semi akan berakhir sebentar lagi. Kunyalakan AC, dan berbaring diatas tempat tidur. Mana ponselku? Kucari benda kecil itu disekitarku, tak ada. Dibawah bantal, tak ada. Kemana benda itu pergi? Hash.. hari ini benar-benar panas sekali. Dan aku mulai berbaring lagi.
Samar-samar terdengar lagu love light yang menjadi nada dering ponselku. Aku terbangun, mencari dimana benda kecil itu berada. Lalu kutemukan ponselku yang ternyata berada di dapur.
Moshimoshi?”
“Novie-chan?”
Siapa yang meneleponku?
Aku melihat nomor yang tertera dilayar ponselku. Aku tak mengenalnya. Namun suara itu sepertinya sudah tak asing lagi bagiku.
Seakan mengerti aku sedang kebingungan, sang penelpon pun berkata. “Apa oppa harus memperkenalkan diri lagi padamu?”
Seketika itu juga jantungku seakan berhenti.
“Jong Hyun oppa?”
“Novie-chan, kami sudah berada di depan apartemenmu. Bisakah kau turun sekarang dan menemui kami disini?”
Aku berpikir sejenak. Mencoba mencerna apa yang dikatakan Jong Hyun oppa padaku. Setelah otakku mulai bisa mencerna itu semua dan sebelum oppa kembali pulang karena terlalu lama menungguku, aku berlari menemui mereka didepan.
“Hhh… hhh.. oppa.. hhh..”
“Kenapa kau harus berlari?” Yong Hwa oppa bertanya padaku dengan mengerutkan keningnya.
“Aku takut kalian akan pulang kalau aku terlalu lama.” Aku menjelaskan pada mereka. Namun mereka hanya tertawa mendengar penjelasanku.
“Novie-chan. Beginikah penampilan aslimu?”
Apa maksud pertanyaan Jung Shin oppa? Aku menatapnya dengan kening berkerut. Berpikir jawaban apa yang harus aku lontarkan, aku menunduk. Astaga, aku baru menyadari bahwa aku bertelanjang kaki dihadapan mereka. Ku tatap kedua kakiku, lalu kearah celana tidur baby doll ku, kaos putih polos yang kukenakan, dan merasakan bahwa rambutku masih acak-acakan. Argh. Sial. Kenapa aku harus berpenampilan seperti ini ketika pertama kali mereka mengunjungi apartemenku?
Aku masih menunduk, menguatkan hati untuk menatap mereka ber-empat.  Kuambil nafas dalam-dalam dan kukeluarkan perlahan, lalu ku tatap mereka dan tersenyum malu.
“Kau hanya akan membiarkan kami berdiri disini?” Yong Hwa oppa berkata padaku, lalu ia mengibaskan tangan dengan harapan angin akan keluar jika ia melakukan itu. “Kau tahu, disini mulai panas.” Lanjutnya.
Aku tersentak. “Ahh, baiklah oppa, silahkan masuk.”
Aku langsung berlari kearah kamar setelah mempersilahkan mereka duduk. Berganti pakaian dan menyisir rambutku.
“Kau, sejak kapan kau menjadi boice?” Jung Shin oppa bertanya sambil mengangkat pigura foto mereka yang ku letakkan di ruang tamu.
“Sejak aku duduk dibangku SMA. Kira-kira, sekitar 5 atau 6 tahun yang lalu.” Aku menyahut dari dapur, menuangkan orange juice kedalam beberapa gelas. Dan menyuguhkannya pada mereka.
“Tapi sepertinya kau lebih menyukai Kang Min Hyuk.” Jung Shin oppa melanjutkan sambil mengangkat album foto Min Hyuk oppa dari atas meja. Yeah, aku memang sengaja meletakkan foto-fotonya kedalam album. Karena memang sudah tak ada tempat untuk menempel itu semua. Kau tahu, dinding apartemenku penuh dengan pernak-pernik cnblue.
“Benarkah?” Min Hyuk oppa berseru ketika ia hendak meminum orange juice-nya.
“Kau lihat, banyak sekali fotomu disini.” Jong Hyun oppa memandang ke sekeliling dinding apartemenku.
“Itukah sebabnya kau tahu banyak tentangku Novie-chan?” sial, kenapa oppa harus bertanya dengan senyumnya yang sekarang sudah membuatku melayang?
Aku tersenyum menjawabnya. Kemudian ia berdiri, berjalan melihat-lihat isi apartemenku seperti yang dilakukan Jung Shin oppa.
“Huwaaaa…” kami ber-empat tersentak mendengar jeritan Min Hyuk oppa. Kamipun berlari kesumber suara, dan lega melihat bahwa Min Hyuk oppa ternyata baik-baik saja.
Kemudian Yong Hwa oppa menghampiri Min Hyuk oppa dan memukul bagian belakang kepalanya. “Kenapa kau mengagetkan kami dengan berteriak seperti itu?”
“Aoww, hyung. Itu sakit.” Min Hyuk oppa mengusap belakang kepalanya sambil meringis kesakitan.
“Salah sendiri. Kenapa kau berteriak seperti itu? Membuat kami kaget saja.” Jung Shin oppa menimpali.
“Kau lihat. Novie-chan memiliki banyak sekali koleksi buku. Ini semua novel dan komik.” Min Hyuk oppa menatap tumpukan bukuku dengan wajah berseri senang. Ini memang ruangan favoritku. Ruangan khusus untukku meletakkan koleksi buku bacaanku, dari majalah, novel sampai komik.
“Kenapa kau melihat tumpukan buku seperti kau melihat bidadari yang baru saja turun dari langit?” Jung Shin oppa kembali berkomentar dan disambut oleh tawa kami ber-empat.
“Kau. Sirik saja.”
“Aku berkata yang sebenarnya. Kau selalu heboh ketika melihat buku, jika melihat wanita cantik kau diam saja.”
“Itu karena aku tidak tertarik pada mereka.”
“Lalu wanita seperti apa yang mampu menarik hatimu? Wanita seperti yang ada dikomik yang setiap hari kau baca?”
Lalu untuk kedua kalinya Yong Hwa oppa memukul bagian belakang kepala Min Hyuk oppa. “Hyung.” Min Hyuk oppa kembali mengusap kepalanya.
“Cukup. Kenapa kalian selalu bertengkar bahkan diapartemen orang. Kalian selalu membuatku kesal.”
Yong Hwa oppa menatap Jong Hyun oppa, seakan mengerti apa arti tatapan hyung-nya, Jong Hyun oppa pun melakukan apa yang dilakukan hyung-nya. Ia memukul bagian belakang kepala Jung Shin oppa.
“Aoww, hyung.”
“Novie-chan. Maafkan kelakuan mereka ya.” Yong Hwa oppa membungkukkan badan meminta maaf padaku.
“Tak apa oppa.” Aku tersenyum melihat mereka ber-empat.
Kami kembali keruang tamu. Min Hyuk oppa membawa beberapa novel dari dalam ruangan bacaku. Kemudian sepertinya terdengar nada dering ponsel, tapi bukan ponselku. Aku melihat Yong Hwa oppa mengeluarkan ponsel dari saku celananya, dan ia meminta ijin padaku untuk keluar menjawab telpon.
Tak lama kemudian Yong Hwa oppa kembali pada kami. Namun ia hanya berdiri ditengah pintu masuk.
Hyung, ada apa?” Tanya Min Hyuk oppa.
“Min Hyuk-ah, Jong Hyun-ah, Jung Shin-ah. Kita harus kembali sekarang.”
“Apa? Kenapa?” Jung Shin oppa bangkit dari duduknya dan saat itu juga aku baru menyadari bahwa ia sangat tinggi.
Aku melihat Yong Hwa oppa berusaha menelan ludah dan kemudian ia berkata. “Jadwal keberangkatan kita dimajukan. Kita harus bersiap-siap sekarang.”
Hyung.” Min Hyuk oppa berkata dengan wajah memelas. Kemudian ia menutup buku yang tadi dibacanya dan menyatukan telapak tangannya tanda memohon.
Hyung.” Jung Shin oppa menggenggam lengan Yong Hwa oppa. Berharap hyung­-nya itu bisa menolongnya.
Yong Hwa oppa menatap ke-2 dongsaeng-nya dengan perasaan bersalah. Lalu ia berkata. “Aku tak bisa melakukan apa-apa.”
Terdengar desahan kecewa dari Min Hyuk dan Jung Shin oppa. Kemudian mereka berjalan keluar apartemen kearah mobil mereka.
“Novie-chan. Aku harap bisa melihatmu di Korea.” Jong Hyun oppa berkata padaku dengan tersenyum. “Kau orang yang sangat baik.” Tambahnya.
Aku tersenyum mendengarnya, dan mengangguk-anggukkan kepalaku.
“Ada yang ingin kau katakan pada kami sebelum kami pergi?” Yong Hwa oppa bertanya padaku.
Aku berpikir sejenak. Kemudian menatapnya dan tersenyum.
“Yong Hwa oppa. You’re a good oppa. I like you.” Dan akupun memeluknya.
Kemudian, aku beralih kearah Jong Hyun oppa. “Jong Hyun oppa. You’re so white handsome. I like you.” Dan akupun memeluknya.
Aku berjalan kearah Jung Shin oppa, mengangkat kepalaku saat aku menatapnya. “Jung Shin oppa. You’re so tall and funny. I like you.” Dan akupun memeluknya.
Aku beralih ke Min Hyuk oppa. “Min Hyuk oppa. You’re so everything for me. I love you.” Dan akupun memeluknya, lebih lama dari ke-3 oppa­-ku yang lain.
Setelah mengucapkan salam perpisahan, mereka masuk kedalam mobil.
“Novie-chan. Kami akan merindukanmu.” Jung Shin oppa berkata padaku ketika mobil akan melaju.
“Ya, aku juga.” Min Hyuk oppa menimpali.
Aku hanya menganggukkan kepalaku. Menahan air mata yang sedari tadi rasanya ingin mengalir keluar.
Mereka melambaikan tangan padaku dan akupun membalasnya, kemudian mobil melaju pergi.
Setelah mobil mereka sudah tak terlihat lagi, tangisku pecah. Pipiku basah oleh air mata.
Tuhan, ini seperti mimpi yang sangat indah.

*CNBLUE*
TAMAT

2 komentar:

  1. ah Novie, ini bagus sekali!
    aku jadi inget novel 4 musim waktu baca novelmu ini :)
    baiklah novie, teruslah berkarya. kajja! :p :D

    BalasHapus
  2. kajja kan ayo pergi anggi -.-

    makasih ya yeobo(sayang) buat komentnya :)
    terus baca karyaku and mohon dukunganny :)

    BalasHapus