CNBLUE
FANS FICTION STORY
I’ll wait you in the next
Oleh : Choi Hyun Hoon
Panas terik matahari mulai
menyengat kota Seoul. Pohon-pohon bergoyang lirih dan tak mengeluarkan sedikit
anginpun dari sana. Ku kibaskan kertas-kertas kuliah yang kubawa dengan harapan
angin dapat keluar jika aku melakukannya. Namun tetap saja, itu tak dapat
mengalahkan panasnya matahari siang ini.
Kupercepat langkahku agar aku bisa
segera berendam di kamar mandi apartemenku. Membayangkannya saja sudah
membuatku ingin segera menuangkan air dingin ke atas kepalaku.
“Choi Hyun
Hoon.”
Aku menoleh ke
belakang, terlihat seorang gadis dengan rambut digelung keatas berlari kecil
kearahku. Ia hanya mengenakan tank top
hitam dan celana ¾. Nafasnya tersengal-sengal ketika ia sudah berada dihadapanku.
“Ada apa?”
“Kau, apa buku
tugasku terbawa olehmu?”
Aku terdiam,
lalu segera kubuka tas ransel hitamku dan menggeledah isinya. Ku temukan buku
bersampul biru dengan nama Jang Hye Mi. kuserahkan buku itu padanya, ia pun
berterimakasih lalu pergi. Ketika akan kulanjutkan perjalanan pulangku,
terdengar lagi seseorang memanggil namaku. Akupun menoleh mencari sumber suara,
dan melihat dua sahabat kampusku sedang berjalan kearahku.
“Kalian rupanya.
Mau pulang?” aku bertanya pada mereka.
“Aniyo(Tidak). Kami akan
mampir kesuatu tempat.” Song Yong Byung mengibaskan rambut panjangnya dengan
gerakan indah. Aneh, diudara yang panas begini ia masih menggerai rambutnya?
Apa tubuhnya tidak memproduksi keringat?
“Toko majalah.”
Chun Baek Gi menjawab dengan senyum lebar. “Ikutlah kami.” Ia melanjutkan
sambil menarik lenganku sebelum aku sempat berkata apa-apa.
10 menit
kemudian kami sampai didepan toko majalah dan kedua temanku itu langsung menggeledah
tumpukan majalah yang ada disana.
“Sebenarnya apa
yang kalian cari?” tanyaku heran.
“Majalah yang
didalamnya terdapat formulir pendaftaran MScandal(Salah
satu variety show di Korea).”
“Artis siapa?”
“Super Junior(Salah satu Boyband
Korea). Aku mencari yang bagian DongHae.” Chun Baek Gi menjawab
pertanyaanku tanpa mengalihkan pandangannya dari tumpukan majalah yang kini
sudah berserakan dilantai.
“Kalau kau?” aku
menoleh pada Song Yong Byung.
“Wooyoung 2PM(Salah satu Boyband Korea).”
Aku hanya mengangguk
mengerti dan menunggu mereka menyelesaikan pekerjaan mereka sambil bersandar di
pintu masuk.
“Haaashh..
kenapa dari tadi yang kutemukan formulirnya Lee Hong Ki? Baek Gi-ya, sudah kau
temukan punyamu?” Yong Byung berseru kesal dan melemparkan majalah yang
dibawanya.
Baek Gi
mengangguk senang sambil memperlihatkan formulir MScandal-nya dan dibalas Yong Byung dengan wajah kesal.
“Apa kau tadi
mengatakan Lee Hong Ki?” aku bertanya pada mereka dengan kening berkerut.
“Ahh, kau kan
menyukai Kang Min Hyuk dari grup band CNBlue? Kenapa tidak kau cari formulir MScandalnya?” Baek Gi bertanya padaku.
Mataku melebar
mendengar pertanyaan Baek Gi, akupun balik bertanya. “Apakah ada?”
Baek Gi
mengerutkan keningnya, berpikir. “Yeah, mungkin saja ada. Cobalah cari.” Katanya
akhirnya.
“Kurasa, itu
bukan jawaban yang kuinginkan.”
Namun meskipun
begitu, tanganku sudah sibuk memilih majalah yang tadi dikatakan oleh Chun Baek
Gi. Keringat yang bercucuran dan udara yang begitu menyesakkan dada tak ku
hiraukan untuk beberapa saat. Namun 15 menit kemudian aku terduduk di lantai
toko. Peluh sudah membahasi kaos yang kupakai.
“Tak ada?” Baek
Gi ikut duduk disampingku dan bertanya dengan wajah iba. Apa maksudnya memasang
wajah seperti itu? Aku hanya tak menemukan formulir MScandal Kang Min Hyuk, bukan sedang di Drop Out dari universitas.
Lalu Yong Byung
mengambil salah satu majalah dan menyodorkannya padaku. “Cobalah mendaftar di MScandal-nya Lee Hong Ki.”
Mendengar kata
Lee Hong Ki aku jadi teringat dengan 2 teman SMA-ku yang berada di Indonesia.
Mereka adalah Primadonna(Sebutan
untuk fans FT Island) sejati. Dan mereka sangat mengidolakan Lee Hong Ki.
Ketika SMA dulu, setiap hari kami habiskan dengan membahas Lee Hong Ki dan
CNBlue. Mereka adalah teman-teman terbaikku.
Aku menatap Yong
Byung dan bertanya. “Untuk apa?”
“Bukankah kau
pernah bilang kalau FTIsland dan CNBlue berada pada 1 management yang sama?
Mungkin saja jika kau yang memenangkan MScandal
Lee Hong Ki kali ini, kau bisa diajak untuk bertemu Kang Min Hyuk-mu itu.”
Aku terkekeh
mendengar penjelasan Yong Byung. “Menang? Berapa besar kemungkinan aku bisa
menang?”
Pada saat itu
juga Yong Byung dan Baek Gi terlihat berpikir keras. Kemudian Baek Gi menjawab
pertanyaanku. “Hyun Hoon-ah, saingan kita memang sangat banyak. Idola yang kita
kagumi, penggemarnya bukan hanya berada di Seoul. Tapi diseluruh Korea. Bahkan
seluruh dunia.”
“Jadi, berapa
besar kemungkinanku untuk menang?” aku mengulangi pertanyaanku.
“0,0001%” Yong
Byung berseru.
“0,0001%?”
Baek Gi kemudian
berdiri dan mengeluarkan uang dari saku celananya. “Semoga kali ini dewi
fortuna sedang berpihak padaku, sehingga aku bisa menang.” Baek Gi berkata
sambil tersenyum mengharap.
Akupun
mengikutinya berdiri dan mengangkat bahu. “Yeah, semoga.”
*CNBLUE*
Ahhh… segarnya.
Aku keluar dari kamar mandi dan segera menyalakan AC. Bersandar di sofa dan
meraih Ponselku. Kuketik nama temanku yang berada di Indonesia, dan ketika
telpon akhirnya terangkat, aku mendengar suara teriakan khasnya yang cempreng.
“Chingu(Teman).. kau lama sekali
tidak menelepon?” Eka bertanya padaku dengan suara khasnya yang membuatku tak
bisa berhenti tersenyum.
“Mianhae(Maaf), banyak tugas
kuliah akhir-akhir ini. Kau sendiri, mengapa tidak meneleponku?”
“Sama denganmu.
Tugasku berserakan.”
“Aku baru saja
mengisi formulir pendaftaran MScandal-nya
Hong Ki oppa(Kakak, sebutan
wanita untuk pria yang lebuh tua).” Aku berkata padanya saat aku teringat
kejadian tadi siang.
Selesai aku
berbicara seperti itu rasanya telingaku akan pecah mendengar teriakan dari Eka.
Ia begitu terkejut mengetahui aku mendaftar sebagai pasangan MScandal Lee Hong Ki.
“Chingu.. aku juga mau.” Ia berkata
dengan nada memohon. Mendengarnya, sudah bisa kubayangkan bagaimana wajahnya
ketika mengatakan itu.
“Chingu, kemungkinan aku bisa menang
hanya 0,0001%. Jadi belum tentu aku yang akan jadi pasangannya.”
“Tapi, kau masih
memiliki kesempatan meskipun hanya 0,0001%, sedangkan aku?”
Yeah, aku mulai
merasa bersalah.
“Lagipula,
kenapa kau tidak mendaftar ke MScandal-nya
Min Hyuk oppa?”
“Sudah kucari,
tapi tidak ada. Tidak ada formulir untuk para personil CNBlue. Hanya Lee Hong
Ki yang kutemui. Kata Yong Byung, aku mungkin bisa bertemu dengan Min Hyuk oppa jika aku menang, karena mereka kan
1 management di F&Centertainment.”
Tidak terdengar
jawaban. “Eka?”
Tetap tidak ada
jawaban. Apa dia marah?
“Sudahlah Chingu, kemungkinan menangku sangat
kecil. Jadi, jangan berpikir yang aneh-aneh. Oke?”
“Yeah, kau
benar. Tapi jika nanti kau bisa menang, jangan lupakan aku ya?”
Aku tersenyum
kecil mendengar permintaannya. Menang? Melawan banyaknya Primadonna di Korea?
Rasanya mustahil.
Telpon kututup
setelah 1 jam. Aku melihat ke arah luar, matahari sedang senang menyiksa semua
orang diluar sana. Sepertinya lebih enak jika aku berangkat tidur. Aku berjalan
kearah kamar tidur dan merebahkan diriku disana.
Sudah sekitar 1
tahun aku tinggal di Seoul untuk melanjutkan program S2 ku. Hidup disini
benar-benar berbeda dengan di Indonesia, mulai makanan, tata krama, fashion,
semua berbeda. Apalagi hidup seorang diri di apartemen seperti ini membuatku
benar-benar kesepian. Kecuali jika ada beberapa novel atau komik yang
menemaniku.
*CNBLUE*
“Kenapa wajahmu
seperti itu?” aku bertanya pada Chun Baek Gi yang menutup wajah dengan kedua
telapak tangannya.
Aku ikut duduk
disampingnya, dibawah pohon yang tumbuh besar didepan halaman kampus. Baek Gi
mengangkat kepalanya, melamun. Tatapannya kosong dan rambutnya acak-acakan.
Penampilannya sudah seperti seorang anak yang diusir dari rumah. Aku menatapnya
dan menepuk ringan pundaknya. Kemudian ia mulai berbicara dengan lesu. “Sudah 1
minggu, kenapa belum ada kabar?”
Aku melihat ke
putus-asa an dalam tatapan dan suaranya.
Matanya kemerahan menahan air mata. Tubuhnya gemetar dan aku mulai memeluknya.
“Baek Gi-ya, ada
apa denganmu? Kau bisa menceritakan semua masalahmu padaku.”
Ia melepaskan
pelukanku dan mendongak menatapku. “Hyun Hoon-ah, apa kau terpilih?”
“Terpilih?” aku
mulai meniru sikap Chun Baek Gi, menatap kosong kedepan sambil berfikir.
“Iya. Apa kau
terpilih?” Baek Gi mengulangi pertanyaannya.
Aku mulai
menggaruk kepalaku yang tidak gatal. “Sebagai apa?”
Chun Baek Gi
mendesah kecewa mendengar pertanyaanku. “Hyun Hoon-ah, apa kau tidak tau apa
yang kubicarakan?”
“Memangnya apa
yang kau bicarakan?” aku balik bertanya.
“MScandal.”
Bibirku mulai
membentuk huruf O ketika aku teringat kejadian seminggu yang lalu. Saat dua
sahabatku itu membuat berantakan sebuah toko majalah untuk mencari formulir MScandal.
“Kau kan bilang
kemungkinan untuk menang hanya 0,0001%. Jadi wajar saja bila kita tidak
terpilih.”
“Bukan aku, Yong
Byung yang berkata seperti itu.”
“Yeah, sama
saja.”
“Jadi, apakah
kita tidak terpilih?” Baek Gi berkata lirih.
“Sudahlah, jika
kali ini kau tidak terpilih. Lain kali mereka akan memilihmu, jadi jangan
menyerah. Fighting.” Aku tersenyum lebar sambil mengepalkan tangan kearah Baek
Gi, namun ia masih saja seperti tadi.
“Baek Gi-ya.
Hari ini panas sekali, kau tidak mau pulang dan berendam di bak mandi?” aku
masih saja merayunya.
“Tidak. Kau
pulanglah dulu, aku masih ingin disini.”
Ia benar-benar
terlihat putus asa. Akupun berdiri, menghela nafas berat lalu meninggalkannya
seorang diri.
*CNBLUE*
Masih jam 10
pagi dan matahari sudah menyerang kami dengan jurus terpanasnya. Aku menyeka
keringat yang mengalir perlahan di keningku dan berjalan keluar kampus.
Sepertinya sangat enak jika aku mampir ke sebuah toko ice cream.
Aku mulai
berjalan kearah toko ice cream
langgananku. Tiba-tiba seorang lelaki dengan memakai kaos hitam dengan gambar
tengkorak ditengahnya menabrakku hingga buku kuliah yang kubawa terjatuh.
“Joesong hamnida(Maafkan aku).”
Laki-laki itu membungkuk dan menyembunyikan wajahnya di balik topi hitam dan
bucket bunga yang ia bawa.
“Ne, Gwenchanha(Iya, tak masalah).”
Aku menunduk memunguti buku kuliah yang berserakan dijalan. Ketika aku
menengadah kembali laki-laki itu sudah tidak terlihat lagi.
Setelah sampai
didepan toko ice cream aku masuk dan
langsung disambut hangat oleh Yoon Mi Ra, pelayan sekaligus temanku disini.
Setelah memesan secangkir ice cream
coklat akupun berjalan kearah tempat duduk di sudut ruangan, tempat favoritku
ketika berada disini, kemudian aku membuka tas dan mulai membaca novel.
Aku melihat
kearah pintu masuk ketika seorang lelaki berkaos hitam, bertopi hitam, dan
membawa bucket bunga yang tadi menabrakku memasuki toko ini, kemudian ia mulai
berjalan kearah kursi kosong di depanku. Tidak, ia bukan berjalan kearah kursi
kosong didepanku karena ia sudah melewatinya dan kini ia berdiri di hadapanku.
Aku menutup
novel dan memandanginya dengan alis berkerut, semua orang yang berada di toko
memandanginya sambil sesekali mencoba mengambil gambarnya menggunakan kamera di
ponsel mereka. Aku mulai penasaran dengan ini semua.
Laki-laki itu
mulai menurunkan bucket bunga yang sedari tadi menutupi mukanya dan ia melepas
topi hitamnya.
“Choi Hyun
Hoon?” ia bertanya ke arahku.
Astaga! Pantas
saja semua orang ingin mendapatkan gambar orang ini dan ia pun berusaha
menyembunyikan wajahnya dengan susah payah. Aku mulai melongo menatapnya.
“Choi Hyun
Hoon?” laki-laki itu mengulangi pertanyaannya.
“Ne. Lee Hong Ki
oppa?”
“Ne. Maukah kau
menjadi pacarku untuk seminggu kedepan?”
Omo(Ya Tuhan), ada apa ini?
Apakah ini berarti aku terpilih sebagai pasangan MScandal Hong Ki oppa? Jika benar, apa yang harus kulakukan?
Aku menggigit
bibir bawahku dan mengerutkan kening. Mencoba mencerna apa yang sebenarnya
terjadi. Hong Ki oppa mengambil tempat didepanku lalu duduk disana sambil terus
memandangiku.
Tak lama
kemudian aku mengangguk dan tersenyum padanya. “Ne oppa. Aku mau.”
Setelah aku
berkata demikian Hong Ki oppa pun berdiri dan memberikan bucket bunga itu
padaku. Aku meraihnya dengan sedikit ragu lalu ia berkata. “Baiklah, akan
kemana kita sekarang? Kau mau makan?”
“Aku baru saja
menghabiskan secangkir ice cream dan
aku masih kenyang.”
“Kalau begitu
kita jalan-jalan saja. Ayo.”
Ia menarik
lengan kananku dan akupun mengikutinya. Semua mata di toko ice cream ini memandangi kami dengan berbagai ekspresi. Ada yang
seakan mengatakan “Wah, beruntung sekali
gadis itu.” Atau “Siapa sebenarnya
gadis itu? Berani sekali ia mendekati Hong Ki oppaku! Lihat saja, dia pasti
akan dikeroyok Primadonna lain.” Atau “Sebenarnya
ini acara apa sih?”
Hong Ki oppa
tidak peduli dengan tatapan kesal para gadis atau kedipan genit dari beberapa
gadis muda yang duduk di dekat pintu masuk. Ia tetap saja menarikku keluar
toko, berjalan kearah mobil hitamnya yang diparkir tak jauh dari situ.
Ia membukakan
pintu mobil untukku dan akupun menuruti keinginannya. Setelah ia duduk di balik
kemudi, Hong Ki oppa mulai menyalakan mesin mobil dan melaju ke jalan raya.
“Jadi, kau ingin
kita kemana di hari pertama kita?”
Aku menoleh
cepat setelah ia tiba-tiba bertanya seperti itu.
“Ah, Um .. Mollayo(Aku tidak tau).”
Aku mendengar ia
menghela nafas sambil terus berkonsentrasi mengemudi.
“Kau tidak mau
makan karena kau sudah menghabiskan secangkir ice cream. Bagaimana kalau kita kepantai?”
“Sirheo(Tidak mau).”
Gawat! Kenapa
aku spontan menjawab seperti itu?! Hong Ki oppa terlihat sangat kaget karena ia
langsung menoleh menatapku.
“Um, Mianhamnida(Maafkan aku).
Maksudku –“
“Sudahlah tak
apa. Kita tak perlu ke pantai. Oke?” ia memotong perkataanku dengan lembut.
“Bagaimana? Kau senang?” lanjutnya dengan senyum manisnya.
Ahh.. jadi ini
alasannya mengapa dua sahabatku di Indonesia, Eka dan Sukma sangat tergila-gila
pada Hong Ki oppa? Senyumnya barusan mampu membuat jantungku berhenti berdetak
selama beberapa detik dan membuat mataku
melebar saking kagetnya. Inilah senyuman yang mampu membuat para Primadonna
jatuh hati dalam sekali lihat!
Aku menunduk
menatap sepatuku.
“Lalu, kau mau
kemana? Tak mungkin aku harus mengantarmu pulang kan? Ini hari pertama kita.”
Ia kembali bertanya padaku.
Aku menoleh
menatapnya.
“Sebenarnya aku
ingin..”
“Kemana?”
Aku menunduk
menatap sepatuku. Lagi.
“Toko buku.”
“Baiklah, kita
berangkat.”
Mwo(Apa)? Apa aku tidak salah dengar? Ia langsung menyetujui permintaan
pertamaku? Aku menatapnya dan tersenyum lega. Hari ini sungguh tak terduga.
*CNBLUE*
Mobil sedan
hitam terparkir didepan toko kecil bernuansa barat, dipapan nama yang tidak
terlalu besar tertulis “Book Shop”
dan tergelantung manis diatas daun pintu. Hongpa –(Hong Ki oppa, supaya aku tak
terlalu panjang menjelaskannya pada kalian)– mengikutiku berjalan masuk kearah
toko.
“Apa yang kau
cari?” tanyanya ketika dihadapan kami sudah berjejer buku-buku.
“Beberapa buku
pelajaran dan bebarapa novel.”
“Baiklah, aku
akan berjalan-jalan sambil menunggumu, temui aku jika sudah selesai.”
Kemudian Hongpa
berjalan kearah jejeran komik dan akupun mulai sibuk membuka catatan buku apa
saja yang seharusnya aku beli.
20 menit
kemudian aku berdiri di depan kasir bersiap membayar buku-buku yang kubeli.
Setelah transaksi antara penjual dan pembeli itu berakhir aku segera berjalan
keluar toko. Udara di luar toko sangat panas dan aku ingin sekali kembali ke
ruangan ber-AC tadi, aku kembali melirik kearah toko sambil menghela nafas
panjang. Ketika akan kulanjutkan langkahku aku teringat sesuatu.
Apa yang
kulupakan? Kubuka tas coklatku, mengacak-acak isinya. Dompet? Ponsel? Semua
ada, tapi kenapa aku merasa ada sesuatu yang tertinggal di dalam toko buku? Aku
kembali menoleh menatap toko buku yang kini berjarak 2 meter dibelakangku.
Keningku
berkerut, kugigit bibir bawahku dan aku mulai meningat-ingat apa yang
tertinggal di toko buku? Sejenak kupejamkan mata.
AKU INGAT!!
HONG KI OPPA!?
Secepat kilat
kuputar tubuh dan seorang lelaki sudah berdiri dihadapanku.
Aku menunduk
setelah melihatnya, menggigit bibir bawahku dan meremas-remas jari tanganku.
“Umh.. Oo..
Oppa.” Aku tergagap dihadapannya.
“Joesong hamnida oppa.
Jeongmal Jeosong hamnida.” Berulang kali aku membungkukkan badan dihadapannya
meminta maaf.
Namun ia
menyodorkan sebotol Cola kearahku, kuberanikan diri menatapnya dan ia hanya
tersenyum. Sebelum ia mulai berubah pikiran, aku menyambut botol Cola
pemberiannya.
Hongpa berjalan
kearah bangku panjang disamping toko buku dan akupun mengikutinya.
“Oppa, maaf.”
Aku kembali meminta maaf setelah kami duduk.
“Tapi kenapa kau
melupakanku? Bahkan aku tadi melihatmu berjalan keluar toko.”
Aku kembali
menunduk.
“Aku biasa pergi
kesini sendiri, jadi kukira aku tadi pergi sendiri. Aku benar-benar lupa kalau
tadi aku bersamamu oppa.”
Hongpa hanya
tersenyum masam menanggapi penuturanku. Wajahnya terlihat sangat datar dan aku
sulit menebak ekspresi apa itu. Ia tidak terlihat marah karena ia sangat santai
dalam menyeruput Cola miliknya. Ia tidak terlihat kesal karena tatapannya
kearah mobilnya yang terparkir sangatlah tenang. Namun hawa aneh yang aku
rasakan disampingnya membuatku sangat tidak nyaman!
“Oppa, apa kau
marah?”
“Aniyo.” Ia pun
menyeruput cola miliknya.
“Apa kau merasa
sangat kesal dan jengkel terhadapku?”
“Aniyo.” Ia
mulai membersihkan sudut bibirnya menggunakan punggung tangannya.
“Lalu?”
Hongpa diam tak
ber-ekspresi. Bahkan tak ada tanda-tanda ia akan menanggapi perkataanku. Eottehke(Bagaimana ini)?
Aku melihatnya
yang duduk tenang disampingku. Apa ia menungguku berbicara? Tapi apa yang harus
kukatakan padanya? Ia bahkan tak merespon perkataanku. Aigoo(Ya Tuhan).
“Oppa, kau mau
kita kemana setelah ini?” aku memberanikan diri bertanya kepadanya. Wajahnya
memang tak menunjukkan bahwa ia sedang marah, dalam tatapannya pun tak ada
tanda-tanda bahwa ia kesal terhadapku. Namun hatiku masih diselubungi perasaan
bersalah padanya.
“Aku mau pergi
makan.” Jawab Hongpa cepat.
“Umh, baiklah.”
Aku mengangguk-anggukan kepala tanda setuju.
“Katamu kau
kenyang?”
“Ahh..” aku
menoleh cepat kearahnya. “Jika itu bisa membuat suasana hatimu menjadi lebih
baik, kenapa tidak?”
“Baguslah. Kajja(Ayo pergi)” ia langsung
bangkit dan melesat kearah mobil hitamnya.
Aku tersenyum
kecil dan bersorak dalam hati. Setidaknya, Hongpa sudah menyuarakan apa yang
diinginkannya. Akupun lekas berdiri dan mengikutinya sebelum ia mulai berubah
pikiran dan kembali diam seperti tadi.
“Kau mau makan
apa?” tanyaku memecah keheningan. Semenjak meningggalkan toko buku 10menit yang
lalu, Hongpa kembali diam dan berkonsentrasi menyetir.
Oppa
mengernyitkan dahi, kemudian ia menjawab. “Aku mau makan ice cream. Tapi tadi kau sudah makan itu.”
Kini ganti aku
yang mengernyitkan dahi. Jika aku menolak, aku takut Hongpa akan kembali diam
dan mengacuhkanku.
“Kenapa tidak?
Perutku ini masih mampu menampung 1 atau 2 gelas ice cream lagi.” Aku berkata sambil menepuk pelan perutku.
“Ohh, Jinjja(Benarkah)?”
*CNBLUE*
Setelah aku
berhasil menghabiskan segelas ice cream dan
Hongpa menghabiskan dua gelas penuh ice
cream rasa pisang, Hongpa mengantarku pulang ke apartemenku sekitar pukul 7
malam.
“Sampai bertemu
besok. Beristirahatlah.” Hongpa melambaikan tangan kearahku. Suasana hatinya
saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan saat di toko buku tadi.
“Mmm..” aku
tersenyum dan mengangguk.
“Ohh, tunggu
Hyun Hoon-ah, aku punya sesuatu.”
Hongpa kembali
ke mobilnya dan mengambil sesuatu, setelah berada dihadapanku ia menyerahkan
sebuah ponsel.
“Ponsel couple.” Katanya kemudian. “Lihat, sama
persis dengan punyaku. Dan disitu sudah ada nomerku.” Tambahnya sambil
menunjukkan ponsel miliknya.
“Baiklah. Masuk
dan beristirahatlah. Akan ku kirimi pesan untukmu nanti. Berilah nama yang
bagus untuk nomerku yah.” Hongpa berkata sambil tersenyum lebar. Aku
menanggapinya dengan mengangguk dan tersenyum pula.
“Ayo cepat
masuklah.”
“Aku ingin
melihatmu pulang dulu oppa.”
“Hmm.. Baiklah.
Sampai besok.” Ia berkata kemudian berbalik kearah mobilnya.
Setelah mobilnya
berbelok di tikungan dan tak terlihat lagi, aku mengambil ponsel milikku
sendiri dan menelepon sahabatku. Namun panggilan terputus. Kucoba sekali lagi
dan tetap seperti itu. Akhirnya kukembalikan ponsel kedalam tas dan aku
berjalan masuk kearah apartemenku sendiri.
*CNBLUE*
Setelah
membersihkan diri, aku duduk di pinggir tempat tidur dan menatap ponsel yang
tadi diberikan Hongpa padaku. Sudah kucoba menghubungi Eka namun panggilan
tetap saja terputus sebelum ia sempat menjawab. Aku tidak pernah tahu berapa
nomer telepon Sukma semenjak aku pindah ke Korea. Tapi kuharap ia bisa melihat
acara ini di Youtube suatu hari
nanti.
Aku tersentak
ketika ponsel pemberian Hongpa berbunyi. Ahh, ada pesan.
From =
Lee Hong Ki
To =
Choi Hyun Hoon
Pesan =
Kau sedang apa malam ini? Apa kau sudah
memberi nama yang bagus untuk nomerku?
Ahh, aku lupa.
Sebaiknya kuberi nama apa untuk Hongpa? Setelah berpikir sesaat, aku membalas
pesan itu.
To =
Lee Hong Ki
From =
Choi Hyun Hoon
Pesan =
Humm.. Bagaimana kalau “Hong”?
…
From =
Lee Hong Ki
To =
Cho Hyun Hoon
Pesan =
Tidak buruk. Aku akan memanggilmu “Hoon”.
Bagaimana?
Sepertinya
Hongpa menyukainya. Lalu segera ku ganti namanya.
To =
Hong
From =
Hoon
Pesan =
Tidak buruk juga. Kkk
…
From =
Hong
To =
Hoon
Pesan =
Temui aku besok di depan Kampusku. Aku akan
mengajakmu kesuatu tempat.
…
To =
Hong
From =
Hoon
Pesan =
Di depan Kyunghee University? Wahh .. aku
harus tampil sebaik mungkin besok. Kkkk
…
From =
Hong
To =
Hoon
Pesan =
Kau terlalu melebih-lebihkan. Kkkk
Sampai bertemu besok. Jaljayo(Selamat
malam) Hoon
…
To =
Hong
From =
Hoon
Pesan =
Jaljayo Hong oppa.
*CNBLUE*
Sampai hari ini
ponsel Eka masih belum bisa dihubungi. Ada apa sebenarnya dengannya? Apa
terjadi sesuatu yang buruk padanya? Aku sibuk menduga-duga sambil menatap
ponsel milikku sendiri didepan Kyunghee University. Aku sudah berada disini 10
menit lalu. Namun Hongpa belum juga muncul. Pesan singkat yang kukirim 5 menit
yang lalu pun belum mendapat balasan. Kumasukkan ponsel milikku dan ku
keluarkan ponsel pemberian Hongpa. Kembali kutatap benda mati berbentuk persegi
panjang itu. Berharap benda itu bergetar dan berbunyi menandakan adanya pesan
masuk ataupun panggilan telepon dengan nama “Hong” tertera di layarnya.
Aku mendesah
kecewa ketika benda menjengkelkan itu tak juga berbunyi. Ku lihat Jam tangan
yang melekat manis di pergelangan tangan kiriku. 12:08. Sudah terlambat 15
menit dari waktu yang telah dijanjikan.
Tak lama setelah
itu –kira-kira satu menit kemudian–
terlihat seorang namja(Cowok)
berlari kecil kearahku. Setelah sampai didepanku, raut wajahnya mengatakan ‘Maafkan aku telah membuatmu lama menunggu’
Akupun tersenyum
dan berkata “Gwaenchana oppa.”
“Ada pelajaran
tambahan dan beberapa tugas kuliah yang belum sempat aku selesaikan tadi.”
Katanya sambil berjalan ke mobilnya yang terparkir manis di parkiran Kampus
Bonafid di Seoul. Kyunghee University.
“Hei, perhatikan
jalanmu.” Tiba-tiba Hongpa menarikku mendekat kearahnya. Ketika kulihat,
ternyata aku hampir menabrak sebuah mobil sport merah yang juga parkir disitu.
“Apa yang kau
lihat sampai kau tak tau ada mobil di depanmu?” tanyanya.
“Aku sedang
mengamati kampus ini oppa. Kampus ini benar-benar megah. Kau tau oppa, aku dan
dua orang sahabatku di Indonesia dulu sangat mengidolakan Kampus ini.”
“Lalu mengapa
kau tidak kuliah disini?”
“Kau pikir berapa uang yang bisa dihasilkan
seorang Yeoja(Cewek) yang
hidup sendiri di sini? Uang pemberian orangtua ku perbulan saja mungkin tidak
cukup untuk membayar biaya kuliah disini. Bisa tinggal di Seoul saja bagiku
sudah cukup.”
Hongpa hanya
mengangguk sambil tersenyum mendengar penuturan panjangku. Setelah sampai di
dekat mobil hitamnya, ia menyuruhku masuk.
“Kita akan pergi
kemana?”
“Kau akan tau
nanti.” Sahutnya sambil menutup pintu mobil dan ia kini siap menjalankan
mobilnya.
*CNBLUE*
Mobil hitam itu
kini berhenti disebuah bangunan di daerah Gangnam-gu. Bangunan itu tidak
terlalu besar tapi juga tidak terlihat kecil. Pohon-pohon besar yang tumbuh
disamping bangunan itu memberi kesan nyaman dibalik teriknya sinar matahari
siang ini. Tapi ini tidak terlihat seperti sebuah rumah. Perlahan ku ketahui
bahwa ini adalah sebuah kantor. Tapi aku tidak tahu ini kantor apa dan apa
alasan Hongpa mengajakku kemari. Hongpa membelokkan mobilnya memasuki halaman
parkir bangunan itu dan memarkir mobilnya disana. Setelah berhasil memarkir
mobil hitamnya dengan sangat mulus ia menyuruhku turun. Aku masih dibuat
terpana oleh kantor yang berdiri gagah didepanku ini.
“Kau akan terus
berdiri disini sementara aku masuk sendirian kedalam?” suara Hongpa membuyarkan
ke-terpana-an ku.
Aku langsung
terburu-buru mengekor dibelakangnya memasuki pintu utama bangunan ini. Sama
persis dengan gambaran yang sejenak terlintas di kepalaku tentang bagaimana
nuansa bagian dalam bangunan ini. Memang tidak terlalu besar. Tapi sangat
nyaman untuk dikunjungi. Disambut udara dingin dari AC yang jauh berbeda dengan
hawa panas matahari yang siap memanggang badanku diluar sana. Bola mataku
berkeliaran menangkap semua yang terlihat di lobby utama bangunan ini. Beberapa
sofa berjejer rapi disudut ruangan. Tanaman-tanaman hias yang tertanam diatas
pot menambah kesan manis dalam bangunan ini. Meja resepsionis yang tidak
terlalu besar dan para resepsionis yang menyambutku dengan senyum hangat
mereka. Bola mataku beralih ke dinding dibelakang resepsionis itu. Terdapat
sebuah tulisan yang sepertinya adalah nama dari bangunan ini. Ketika selesai
kubaca semua tulisan itu jantungku nyaris berhenti berdetak, hidungku mulai
berhenti dari kegiatan rutinnya –menghirup dan menghembuskan oksigen–. Mataku
membelalak lebar sampai hampir copot. Ku baca sekali lagi tulisan yang
terpampang di dinding belakang resepsionis.
F&C|Academy
Kubaca sekali
lagi.
F&C|Academy
Untuk
memastikan, kuulangi sekali lagi.
F&C|Academy
F&C|Academy
Aku berada
disini. Ditempat yang dulu sangat ku kagumi dan berharap dapat kemari bersama
dua orang sahabatku. Kini aku berdiri diatas lantai bangunan yang sangat ku
idolakan. Melihat puas kesekeliling lobby utama dengan kedua mata kepalaku
sendiri dan bukan men-search-nya di
google. Aku senang, aku bahagia, aku gembira, atau apalah. Bahkan kata-kata tak
sanggup menyuarakan perasaanku saat ini. Kusadari sedari tadi Hongpa melihatku
dengan senyuman kecil yang ditahannya. Ia membawaku kemari. Ia membawaku
ketempat yang sangat ingin ku kunjungi dari seluruh tempat di dunia ini.
Aku menoleh
menatap namja yang kini cengar-cengir
disampingku. Kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana jeans-nya. Aku tak tau apa yang harus
aku katakan kepadanya. Sempat terbersit keinginan untuk memeluknya seerat
mungkin sebagai tanda terima kasihku. Tapi kemudian aku teringat. Ini kan acara
televisi MScandal. Bisa-bisa, setelah
acara ini selesai hidupku tidak akan tenang seperti sebelumnya lantaran setiap
hari dihantui oleh Primadonna-primadonna Korea yang siap membunuhku kapan saja
karena aku dengan seenak jidat memeluk pujaan hati mereka. Dan lagi, kalau
sampai aku melakukan hal bodoh itu. Ahh, tidak. Aku tidak bisa membayangkan
bagaimana perasaan dan tampang sahabat terbaikku di Indonesia itu jika ia
mengetahuinya.
Ku enyahkan
semua khayalan aneh yang berkeliaran bebas di otakku. Ku tatap namja yang masih cengar-cengir nggak
jelas dihadapanku itu.
“Oppa..” aku
memanggilnya.
“Gomawo(Terima kasih)?” ia
mendahului kata yang seharusnya ku ucapkan.
“Mm.” aku
mengangguk mantap disertai senyuman tertulus dan termanis yang kupunya.
“Kau hanya akan
berdiri disini? Kau tentu tak mau melewatkan momen-momen menarik saat kau
berkeliling gedung ini kan?”
Aku terbelalak
kaget. “Oppa, kau berniat mengajakku berkeliling F&C?” aku sudah akan
berteriak kencang saking girangnya.
“Aku tau kau
senang. Tapi tolong jangan berteriak bahkan meloncat-loncat. Aku tak mau
reputasiku hancur karena aku dianggap membawa orang tak waras ke gedung ini.”
Hei! Siapa
maksudnya yang ‘Tak Waras?!’
Hongpa berjalan
mendahuluiku. Tersenyum manis pada salah seorang resepsionis, dan berbelok ke
koridor pertama yang kami lewati. Kemudian, dari arah belakang terdengar
seseorang memanggil Hongpa. Aku yang pertama menoleh, langsung terkesiap kaget
mengetahui siapa yang berjalan kearahku. Lain halnya dengan Hongpa, ia langsung
menghampiri empat orang laki-laki yang semakin dekat dengan kami.
“Annyeong(Hai). Kau pasti Choi Hyun Hoon.” Ucap
laki-laki bertubuh paling pendek diantara ke-empatnya.
Aku membungkuk
sedikit memberi hormat pada mereka, yang langsung dibalas dengan membungkuk
juga.
“Hong Ki-ya. Dia
lumayan cantik.” Ucap salah seorang yang memiliki hidung panjang yang tak
mungkin ku miliki.
Kini aku
bingung, haruskah aku tersipu malu lantaran dipuji mereka? Atau aku harus
sedikit menahan geram? Dengar, mereka mengataiku ‘lumayan cantik’, LUMAYAN. Itu
terdengar buruk ditelinga seorang wanita.
Aku menjatuhkan
bahu dan menghela nafas. Baiklah, mungkin mereka sering menemui wanita yang
jauh lebih cantik dariku. Jelaslah, mereka kan artis!
Aku tersenyum
kearah mereka, kemudian berkata. “Oppa, kalian lebih tampan dari yang kulihat
di televisi.”
“Kami tau kami
memang sangat tampan.” Ujar seorang yang sangat manis diantara mereka
ber-empat.
“Ya, kami memang
tampan.” Yang lain menimpali.
Sial! Aku lupa
bahwa semua personil FT Island adalah tipe orang yang sangat narsis.
Baiklah, biar
kuperkenalkan mereka pada kalian.
Orang yang tadi
kusebut laki-laki-bertubuh-paling-pendek adalah Choi Min Hwan oppa.
Sedangkan orang
yang memiliki-hidung-panjang adalah Choi Jong Hoon oppa.
Orang yang
sangat-manis-diantara-mereka itu Lee Jae Jin oppa.
Dan orang yang
sedari tadi hanya diam sambil mendengarkan obrolan kami adalah Song Seung Hyun
oppa.
Mereka mengobrol
sebentar dan kemudian mengajakku untuk pergi keruangan mereka. Namun saat itu
kembali terdengar seseorang yang memangil nama Hongpa.
Aku mengikuti
arah pandangan Hongpa, tertuju pada empat orang laki-laki bertubuh tinggi
menjulang berjalan ke arahku.
Aku tak tau
bagaimana ekspresiku saat ini. Sama seperti beberapa menit lalu saat aku
mengunjungi gedung F&C ini. Jantungku nyaris berhenti, hidungku tak lagi
bekerja, mataku terbelalak lebar menatap mereka, dan bibirku menganga. Sial!
Aku tampak seperti orang bodoh. Namun aku tak bisa berhenti bersikap begitu
sampai mereka kini berada dihadapanku.
“Hai. Kau pasti
pasangan MScandalnya Lee Hong Ki.
Perkenalkan, kami adalah –“
“CNBLUE.” Aku
mencuri kata yang seharusnya diucapkan laki-laki tampan yang menatapku dengan
senyum ramah miliknya.
Ketiga laki-laki
itu terkejut. Tidak dengan salah seorang nya. Dia tampak biasa saja.
“Kau mengenal
kami?” Tanya seorang lagi yang memiliki tubuh paling tinggi dari mereka
ber-empat. Bahkan dari kami semua yang berada disini.
Aku mengangguk
perlahan. Berusaha menelan ludah dengan susah payah.
Mereka pun
mengobrol sebentar (FT Island dan CNBlue tentunya). Aku masih mengamati oppa
CNBlue. Lebih tepatnya, mengamati seseorang yang sedari tadi diam, hanya
mengangguk atau menggelengkan kepalanya saat diajak bicara.
*CNBLUE*
Akan kucatat
dalam Diary hidupku bahwa hari ini
adalah hari teristimewa dari hari istimewa-istimewa lainnya. Bahkan hari yang
paling istimewa dibandingkan ketika pacar pertamaku mengatakan cintanya padaku.
Sekarang aku berada didalam sebuah mobil hitam yang sedang meluncur ke apartemenku.
“Kau bukan
Primadonna ya?”
Pertanyaan
Hongpa barusan berhasil membuatku terkejut setengah mati.
Mengetahui
keterkejutanku, Hongpa menjelaskan pertanyaannya.
“Aku tau dari
mana?” ia berkata sambil tetap melihat lurus kedepan, mengemudikan mobil dengan
konsentrasi tinggi. “Sudah Jelas sekali dari raut wajahmu.” Tambahnya.
“Raut, wajahku?”
aku menggunakan telunjuk tangan kanan untuk menuding wajahku sendiri.
Hongpa
mengangguk mantap, dan aku masih diselimuti rasa penasaran yang amat sangat
tinggi.
“Air mukamu
ketika bertemu dengan FT Island sangat berbeda dengan saat kau bertemu CNBlue.”
Jelasnya kemudian.
Lalu aku
berpikir, berbeda bagaimana? Aku sama terkejutnya kok.
“Raut mukamu
bisa dibilang shock bercampur
bahagia. Kaget, tak percaya, seolah kau mengatakan ini mimpi atau nyata.” Jawab
Hongpa seakan ia bisa membaca isi hatiku.
Lalu bagaimana
raut mukaku ketika bertemu FT Island?
Hongpa segera
menjawab tanpa aku perlu menyuarakan isi hatiku.
“Ketika kau
bertemu FT Island kau hanya shock.
Yahh, dengan sedikit bahagia.”
Harus kuakui.
Itu memang benar.
Aku menunduk
dalam-dalam, berharap bisa menyembunyikan wajahku.
“Kau menyukai
Kang Min Hyuk?” Hongpa kembali membuatku terkejut dan salah tingkah. “Sedari
tadi hanya dia yang kau perhatikan.” Tambahnya membuatku semakin tidak nyaman.
“Baru kali ini
aku mendapat pasangan reality show
bukan dengan seorang Primadonna. Dan biasanya aku akan marah jika mengetahui
pasanganku malah menyukai orang lain. Tapi kau tau? Kau lebih muda 3 tahun
dariku. Sejak aku mengantarmu pulang kemarin, aku tak mengganggapmu sebagai
pasanganku.” Oppa sedikit menoleh padaku, dan aku masih terus menunggunya
melanjutkan bicara.
“Sikap dan
sifatmu terhadapku, menunjukkan sekali bahwa kau bukan penggemarku. Tapi kau
bisa menerimaku dengan senang hati dan itu membuatku senang. Jadi, sejak itu
aku mengganggapmu sebagai dongsaeng(Adik)ku.
Kau keberatan?”
“Mengapa kau
bertanya begitu oppa. Aku sangat senang bisa menjadi pasanganmu disini. Jika
kau menganggapku sebagai dongsaengmu,
bagiku tak masalah jika itu membuatmu senang. Justru aku yang harus meminta
maaf padamu. Aku memang bukan Primadonna.”
Aku menunduk
saat menyelesaikan kalimat terakhir. Menatap sepatuku, membenamkan wajahku,
meremas tanganku dan menggigit bibirku. Namun Hongpa mengejutkanku dengan
tiba-tiba tertawa. Yeah, ia tertawa dengan sangat puas.
Setelah ia bisa
mengontrol tawanya, ia berkata padaku di tengah-tengah senyum bahagianya.
“Kau tidak perlu
bertindak seperti itu Hoon. Aku tidak marah padamu. Aku senang mempunyai dongsaeng sepertimu. Gwaenchana.”
*CNBLUE*
Aku lega saat
oppa mengatakan ‘Gwaenchana’ dengan senyum lebar. Itu berarti ia tak keberatan
dan ini hari ketiga aku menjadi pasangannya di MScandal. Namun nomer ponsel Eka masih belum bisa dihubungi.
Aku memberi tatapan
kesal pada benda tak bernyawa itu dan membantingnya diatas tempat tidurku.
Kalian berharap apa? Aku membantingnya di atas permukaan lantai apartemenku?
Mana mungkin aku tega melakukannya terhadap
satu-satunya-barang-berharga-yang-kupunya.
Deringan ponsel
pemberian Hongpa menurunkan kekesalanku. Aku teringat akan makan siang
bersamanya. Kubuka pesan yang ia kirim untukku.
From =
Hong
To =
Hoon
Pesan =
Aku sudah didepan apartemenmu.
…
Aku segera
mengambil tas tangan kecil yang tergeletak diatas tempat tidur dan pergi
menemui Hongpa.
*CNBLUE*
Pilihan yang
tepat! Di udara yang begitu panas ini memang paling tepat memenuhi perut dengan
segelas ice cream.
Hongpa berbicara
panjang lebar tentang perjalanan awal karirnya. Yang tentu saja, setelah aku
memaksanya. Ia bercerita bahwa ia pernah hidup kelaparan di Jepang, tak
dipercayai para penonton dan di anggap tidak profesional. Aku mendengarkan
dengan seksama dan sedikit rasa simpati.
Kini ganti aku
yang bercerita bahwa dua sahabatku di Indonesia sudah dibuat klepek-klepek oleh
namja yang kini duduk dihadapanku.
Setiap hari mereka terus meng-update
berita tentang Lee Hong Ki. Men-download
semua lagu dan video FT Island. Sampai mereka kalang kabut sendiri saat
mendapati memory laptop dan Flashdisk kini tak memiliki ruang kosong lagi untuk
menyimpan semua itu.
“Oppa, kini
maukah kau mengucapkan bahwa kau sangat mencintai mereka?” tutupku pada cerita
panjangku.
“Mmm, tentu
saja. Mereka Primadonna sejati.” Sahutnya mantap.
“Tapi dalam
bahasa Indonesia.” Pintaku.
Hongpa terlihat
berpikir sejenak kemudian mengangguk dan tersenyum kecil.
Aku lalu menulis
pada selembar kertas kata-kata yang harus dibacanya. Setelah selesai, ku
berikan kertas itu padanya, ia sedikit terkejut ketika mengetahui aku menulis
perkataan bahasa Indonesia dalam tulisan Hangeul.
Hongpa mencari
arah kamera, setelah menemukannya, ia berbicara mantap kearah kamera,
menggunakan bahasa Indonesia tentunya.
“Eka Rosidah,
Aku mencintaimu.” Kemudian ia tersenyum lebar dan melambaikan tangan. Ia
kembali melihat kertas dan membacanya sekali lagi.
“Sukma Dian, Aku
juga mencintaimu.” Ia kembali tersenyum lebar dan melambaikan tangan.
Aku tersenyum
bahagia. Kini aku bisa mempersembahkan hadiah istimewa ini pada mereka. Chingu,
kau harus melihat acara ini.
*CNBLUE*
Hari sangat
cepat berlalu, ini sudah hari ke 5 aku menjadi pasangan Hongpa di MScandal. Semenjak kejadian di toko ice cream 5 hari yang lalu, teman-teman
kampusku mulai mengoceh tentang diriku, dan mereka berebut supaya aku
menyampaikan salam mereka pada Hongpa. Yang benar saja, disini posisiku kan
sebagai pasangannya Hongpa, bukan tukang-kirim-salam.
Ketika aku
menceritakan yang sebenarnya, Yong Byung dan Baek Gi tercengang, mereka tak percaya
bahwa aku bisa mengalahkan sekian banyak Primadonna Korea untuk menjadi
pasangan seminggu Hong Ki oppa.
Hari ini aku
meminta bantuan mereka untuk membuat Kimbab(Sushi
Korea) karena semalam tiba-tiba Hongpa mengirimiku pesan agar aku datang
menemuinya saat ia latihan bersama anggota FT Island lainnya di
F&C|Academy. Kau tau kan aku bukan orang Korea asli. Jadi aku sedikit
kesulitan untuk menyiapkan makanan ini.
Setelah Kimbab selesai dibuat, Yong Byung dan
Baek Gi pamit pulang. Aku meminta mereka ikut menemui Hongpa di tempat
latihannya. Namun kemudian mereka bertanya.
“Apa aku bisa
bertemu dengan Wooyoung oppa jika aku ikut denganmu?” Yong Byung mengapit
lenganku dengan wajah berbinar-binar.
Baek Gi
mendekatiku. “Apa aku juga bisa bertemu dengan Donghae oppa?”
Aku mengamati
kedua sahabatku dengan tampang mengatakan, maksud-loe-?!
Seakan mengerti
apa yang aku maksud, Yong Byung menarik kembali lengannya. “Yahh.. sepertinya
itu tidak bisa.” Ia berkata lirih.
*CNBLUE*
Aku sudah
berusaha mengajak mereka kemari, menemui Hongpa dan anggota FT Island lainnya.
Namun sepertinya mereka sama sekali tidak berminat. Jika disini ada Eka dan
Sukma, sepertinya tanpa kuajak mereka akan merengek minta ikut. (Mian Chingu)
Memasuki gedung
F&C seorang diri, seakan aku sudah menjadi bagian dari gedung ini. Rasa
senang yang meluap-luap, senyum yang dari tadi tak bisa kutahan, membuktikan
bahwa aku benar-benar merasa bahagia. Rasanya aku ingin menari-nari
berlonjak-lonjak gembira di tengah lobby utama ini. Namun kemudian aku mengurungkan
niat tololku jika aku tidak ingin ditendang keluar oleh security gedung ini.
Aku menanyakan
dimana tempat FT Island berlatih pada salah seorang resepsionis yang kemudian
ku ketahui dari tanda pengenalnya bahwa ia bernama Kim Seo Yu. Ia menunjukkan
padaku dengan sangat teliti sehingga aku dengan mudah dapat menemukannya.
Setelah naik
lift pertama, aku harus belok kearah kanan. Wahh .. di setiap dinding F&C
terdapat poster para artis mereka, FT Island, CNBlue, Oh Won Bin, dan masih
banyak lagi. Aku memandangi poster itu dengan rasa takjub dan tak menyangka
bahwa kini aku sudah berada di gedung yang selama ini hanya ada dalam anganku.
“Annyeong haseyo(Hai), Hyun
Hoon-ssi?”
Aku menoleh
kaget, mataku terbelalak tiba-tiba. Yong Hwa oppa sudah berdiri di depanku.
“A…Ann..
Annyeong Haseyo.” Kenapa tiba-tiba aku gagap?
Yongpa –Yong Hwa
oppa– tersenyum mengetahui kegugupanku, dan ia bertanya lagi. “Kau mencari Hong
Ki? Ia ada disebelah sana.” Yongpa menunjuk sebuah ruangan tak jauh dari
tempatku berdiri.
Aku hendak
mengucapkan terima kasih dengan sangat tulus padanya, namun sungguh sial. Bibir
ini tak mau mengeluarkan suara. Aku hanya tergagap didepan Yongpa. Seperti ikan
yang dibiarkan hidup tanpa air. Megap-megap.
“Ghamsahamnida(Terima kasih)?”
oppa menyebutkan maksudku.
Aku mengangguk
malu. Yongpa tersenyum dan menuntunku kearah ruang latihan FT Island. Suara
Hongpa terdengar sangat merdu dari sini. Tak jauh beda ketika aku mendengarnya
lewat MP3 Player atau di video. Ia memang benar-benar memiliki suara emas.
Hongpa yang
menyadari kedatanganku menghentikan nyanyiannya dan keluar ruangan menemuiku.
Aku tersenyum menyambutnya.
“Annyeong oppa.”
“Annyeong Hoon.”
“Kau sudah
selesai latihan?” aku bertanya sambil melihat para anggota FT Island yang satu
persatu mulai menghampiriku.
“Ya, kami sudah
selesai.”
“Apa yang kau
bawa? Apa itu untuk kami?” Min Hwan oppa menunjuk bungkusan yang kubawa. Dan
aku mengangguk sambil tersenyum.
“Ayam?” ia
bertanya gembira yang kusambut dengan tawa kerasku dan semua anggota FT Island.
“Oppa, aku tau
kau suka ayam, tapi yang ku bawa ini bukan ayam. Mianhamnida.”
“Hyun Hoon-ssi,
kau sudah bertemu mereka kan? Kalau begitu aku permisi ya.” Yongpa tiba-tiba
berkata dan akan berbalik pergi.
“Oppa, bagaimana
kalau kita makan bersama?” aku berseru pada Yongpa.
*CNBLUE*
Yongpa
menyetujui ajakanku untuk makan bersama. Dan aku memaksanya mengajak semua
anggota CNBlue. Hongpa pun tak keberatan jika FT Island dan CNBlue berada pada
meja makan yang sama. Aku merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia ini.
“Kau sendiri
yang membuat ini?” Seung Hyun oppa yang biasa diam kini bertanya padaku.
“Aku dibantu
dengan dua orang temanku oppa. Karena aku tidak biasa membuat makanan Korea.”
“Kalau begitu,
lain kali buatlah makanan Indonesia.” Hongpa menyahuti obrolan kami.
Setelah
menyiapkan kimbab ditengah meja
makan, aku menarik kursi didepan Min Hyuk oppa, saat aku akan mulai duduk,
Hongpa berseru kearahku.
“Hei, bukankah
kau pasanganku? Kenapa kau tidak duduk dihadapanku?”
Aku melirik
kearah Hongpa dan memasang tampang
ayolah-oppa-hanya-kali-ini-saja-aku-bisa-duduk-dihadapannya. Dan Hongpa pun
mengerti maksudku.
“Baiklah, kau
boleh duduk disana.”
Hore, hatiku
melonjak gembira mendengar Hongpa berkata seperti itu. Aku kembali duduk
dihadapan Min Hyuk oppa, memasang tampang semanis mungkin sambil mengamatinya
makan.
Aku senang
melihat mereka semua makan tanpa ada protes tentang bentuk dan rasa dari kimbab yang kubuat, ini berarti hasil
buatanku tidak buruk. Aku tersenyum dalam hati. Mereka makan dengan sangat
baik, sepertinya kecuali namja yang
ada dihadapanku, ia hanya melahap satu kimbab
dan sisanya ia terus memperhatikan yang lain makan. Tak lama setelah itu ia
berdiri dan berjalan pergi.
“Yong Hwa hyung(Kakak, sebutan pria untuk
pria yang lebih tua), aku pergi ke ruang latihan dulu.” Ia berseru pada
Yongpa.
“Iya, kami akan
menyusulmu setelah selesai makan.”
Dan tanpa banyak
kata, Min Hyuk oppa sudah menghilang dari pandanganku.
“Au enapa?
Bajahmu terlihad pingung.” Hongpa bertanya padaku dengan mulut penuh kimbab.
“Bisakah kau
habiskan kimbab yang ada dimulutmu
sebelum kau berbicara oppa?”
Hongpa terlihat
bersusah payah menelan kimbab yang
ada di mulutnya. Entah berapa kimbab
yang ia masukkan kedalamnya, namun sepertinya mulut itu memiliki ruang yang
besar. Setelah ia sukses menelan semua kimbabnya,
ia memperbaiki pertanyaannya.
“kenapa wajahmu
terlihat bingung begitu?”
“Oppa, apa sifat
Min Hyuk oppa memang begitu?”
“Ya memang
begitu. Ia lebih suka menyendiri, jarang tertawa dan seperti itulah.” Yongpa
menjelaskan padaku.
“Memangnya
kenapa jika sifatnya seperti itu?” Hongpa menyahut sambil mengambil satu kimbab lagi. By The Way, ia sudah makan berapa kimbab?
“Ada yang salah
dengan sifat Min Hyuk?” Jong Hyun oppa menimpali pertanyaanku.
“Ahh.. aniyo. Sejujurnya, aku merasa kecewa.
Aku kira, ia akan senang jika aku membawa makanan kemari.”
“Ada yang salah
dengan sifatku?”
Aku menoleh
kearah datangnya suara. Min Hyuk oppa sudah berada tepat dibelakangku. Sejak
kapan ia berdiri disana?
“Aniyeyo.. bukan itu maksudku oppa.” Min
Hyuk oppa mengambil kursi disampingku dan duduk disana.
“Katakan saja
yang sebenarnya.” Jong Hyun oppa mendesakku.
Aku menggigit
bibir bawahku. Bingung.
“Aku menyukaimu
semenjak melihatmu berperan sebagai Yeo Jun Hui di serial drama Heartstring
yang tayang di MBC. Aku menyukai peranmu yang periang dan sangat doyan makan.
Aku selalu berfikir bahwa sifat aslimu memang seperti itu. Tapi setelah
mengetahui kenyataannya kau orang yang suka menyendiri dan jarang sekali
tersenyum seperti tadi, jujur aku sedikit kecewa oppa.”
Ke-sembilan namja yang mendengarkan penuturanku
tentang pandanganku-terhadap-Min-Hyuk-oppa hanya manggut—manggut tanda
mengerti.
“Lalu, apakah
banyak Lovely Gazes(Sebutan
untuk penggemar Kang Min Hyuk CNBlue) lain yang kecewa terhadap sifatku?”
“Umh .. Mollayo oppa. Tapi, mereka akan lebih
senang jika kau sering tersenyum.”
“Aku sudah
sering mengatakan itu padanya. Namun ia tak pernah mendengarkanku.” Yongpa
berkata kesal kearah Min Hyuk oppa.
Min Hyuk oppa
terlihat berpikir sambil memandang sepatu putih yang dikenakannya.
“Aku tak
menyuruhmu untuk menjadi seperti orang lain oppa, tetaplah menjadi dirimu
sendiri, hanya saja ubahlah sifat-sifat burukmu menjadi lebih baik.”
*CNBLUE*
“Kau berhasil
membuatnya berpikir.” Kata Hongpa saat mengantarku pulang.
Mobil yang
dikendarai Hongpa melaju diantara banyak mobil lainnya, menuju apartemen
kecilku. Setelah acara makan-makan sederhana tadi Hongpa langsung menawariku
pulang dan aku menyetujuinya. Semua namja
tadi langsung terdiam ketika aku selesai menceritakan kejujuranku di hadapan
Min Hyuk oppa. Min Hyuk oppa terlihat berpikir dan yang lain memperhatikannya
dalam diam. Kemudian, Hongpa memecahkan keheningan dengan mengajakku pulang.
“Apa Min Hyuk
oppa tersinggung?” aku bertanya pada Hongpa yang menyetir sambil memainkan
cincin tengkorak kesayangannya.
“Tersinggung?
Aku rasa tidak. Jika yang kau bicarakan tadi menurutnya benar, ia pasti akan
berubah.”
“Aku mendengar
keyakinan dalam nada bicaramu Hongpa.”
“Yahh.. aku
sangat yakin. Jadi, kita lihat saja besok.”
“Besok aku akan
bertemu dengannya lagi?”
“Min Hyuk yang
berkata padaku supaya membawamu lagi ke sana. Untuk membuktikan ia akan berubah
atau tidak.”
Aku tersenyum
mendengar ucapan Hongpa barusan. Aku menatap Hongpa, namja yang dikagumi sebagian yeoja-yeoja
Korea, bahkan diluar Korea termasuk ke dua sahabatku. Ia menyetir mobil dengan
wajah tenang. Aku melirik kearah jari telunjuknya, bukan, tapi yang melingkar
di jari telunjuk itu. Cincin kesukaannya.
“Oppa.” Aku
mencoba memulai kembali percakapan. Hongpa menoleh kearahku, tatapan matanya
memintaku melanjutkan kata-kataku.
“Boleh aku
bertanya sesuatu?”
Hongpa
mengangguk tanpa bersuara.
“Mengapa kau
begitu menyukai tengkorak?”
“Ini?” Hongpa
memamerkan cincin tengkorak yang melingkar di jari telunjuknya dan aku pun
mengangguk.
“Karena
menurutku, tengkorak itu unik dan sangat lucu.”
“Lucu?” aku
mengulangi perkataannya.
Hongpa
mengangguk dengan wajah innocent dan
senyum yang sedikit mengembang di sudut-sudut bibirnya. Di tengah-tengah
konsentrasi menyetirnya, ia melepas cincin tengkoraknya dan mengulurkannya
padaku.
Aku menyambutnya
dengan tatapan penuh tanda tanya. “Untuk apa?” tanyaku.
“Bukankah kau
ingin mencobanya?” Hongpa menjelaskan maksudnya dan terus menyodorkan cincin
itu kehadapanku.
“Apa? Aku?
Tidak-tidak, bukan itu maksudku oppa.” Buru-buru ku tepis pelan tangan Hongpa.
“Kenapa? Kau tau
Hoon? Banyak yeoja diluar sana yang
sangat ingin mencoba SkullHong ini.”
“Iya, aku sangat
tau itu. Tapi tidak denganku oppa.”
“Waeyo?”
“Masih banyak
barang imut dan manis lain yang ingin kucoba. Kenapa aku harus mencoba barang
mengerikan seperti itu?”
“Mengerikan?
Lihatlah secara teliti, tengkorak ini sangat unik dan lucu.”
“Aku harus
melihat dari sisi mananya oppa? Jelas-jelas tengkorak ini sangat mengerikan.”
Hongpa mendesah
perlahan sebelum ia berkata.
“Baiklah, kalau
begitu kau boleh memiliki SkullHong
ini.”
Aku terkejut
bukan main. Bukankah sudah kubilang bahwa aku tidak menyukai benda mengerikan
itu? Mencobanya saja tidak terlintas dipikiranku, bagaimana aku bisa
memilikinya?
“Tidak usah
begitu terkejut. Anggaplah ini sebagai kenang-kenangan dariku Hoon.”
“Kenapa aku
harus menerimanya? Aku kan sudah bilang kalau aku tidak suka benda mengerikan
seperti itu.”
“Aku kan juga
sudah bilang anggap saja ini sebagai kenang-kenangan.” Hongpa terus mengulurkan
cincin itu kearahku. “Ayo ambillah.” Lanjutnya.
Hongpa benar
juga. Tak ada salahnya juga aku menerima benda itu sebagai kenang-kenangan
bahwa aku pernah menjadi pasangannya.
“Pakailah selama
kau menjadi pasanganku. Hanya tinggal hari ini dan dua hari lagi.”
“Apa?” aku
kembali terkejut dengan perkataannya.
“Iya-iya. Aku
tau kau tidak akan mau melakukannya. Simpan saja benda itu dengan baik.” Hongpa
buru-buru memperbaiki kata-katanya.
Aku mengamati
benda kecil yang menurutku sangat mengerikan itu sebelum menyimpannya di dalam
tas. Dari mana Hongpa menganggap benda ini sangat lucu?
“Kau,
satu-satunya yeoja yang mendapatkan SkullHong dariku.” Hongpa tersenyum bangga.
“Wow, haruskah
aku gembira mendapatkan sesuatu yang sangat mengerikan seperti itu?”
Senyum Hongpa
menghilang mendengar kata-kataku, raut wajahnya berubah dan ia mulai
mengkerucutkan bibirnya.
“Oppa.. kau
marah? Aku hanya bercanda. Hei, jangan marah seperti pertama kita bertemu. Aku
bingung jika kau mendiamiku seperti ini. Oppa, hei..”
Tak ada respon
dari kata-kataku. Namun aku tau, matanya menyembunyikan sebuah senyuman.
*CNBLUE*
Hari ke enam aku
menjadi pasangan Hongpa. Pagi-pagi buta ponsel dari Hongpa berdering
membangunkanku dari tidur lelapku. Aku menggapainya dengan mata yang masih
terpejam. Setelah ku ketahui ternyata sebuah pesan yang muncul, aku mencoba
dengan sekuat tenaga membuka kedua mataku yang masih sangat berat.
From =
Hong
To =
Hoon
Pesan =
Annyeong Hoon..
Maaf, hari ini aku tidak bisa mengajakmu ke
F&C karena jadwalku sangat padat. Aku sudah memberitahukannya pada Min Hyuk
dan ia berharap besok aku dapat mengajakmu kesana.
Baiklah, jaga dirimu Hoon. Aku akan
menghubungimu lagi jika jadwalku selesai.
…
Aku beranjak
kearah kamar mandi. Mencuci muka dan menggosok gigi-gigiku. Kemudian berjalan
menuju dapur. Min Hyuk oppa meminta Hongpa untuk mengajakku ke F&C besok?
Sepertinya aku sudah melayang sampai langit ketujuh saking senangnya. Tunggu..
Aku mulai
menggerakkan jari-jariku. Menghitung.
Besok? Besok
adalah hari terakhir aku menjadi pasangan Hongpa. Apakah itu berarti aku tidak
akan bisa bertemu Min Hyuk oppa lagi?
*CNBLUE*
Hari terakhir
tiba. Tak terasa seminggu telah berlalu. Seminggu aku telah menjadi pasangan
Hongpa. Dalam seminggu ini aku menemui banyak hal baru. Kebahagiaan yang belum
pernah kurasakan sebelumnya. Mimpi-mimpiku yang perlahan menjadi kenyataan.
“Choi Hyun
Hoon-ssi. Annyeong Haseyo.”
Aku mencari arah
suara. Suara laki-laki. Namun tak ada laki-laki lain disampingku, hanya ada
Hongpa yang berdiri disebelah kananku.
“Hyun Hoon-ssi.
Annyeong.”
Aku masih
tolah-toleh bingung. Hongpa juga mengedarkan pandangan ke seluruh lobby
F&C. Sungguh, tak ada namja lain
selain dirinya disini.
“Suaranya sangat
keras sekali.” Aku berkata pada Hongpa yang juga masih bingung dengan suara
misterius.
“Dan terdengar
sangat senang.”
Iya, aku bisa
menggambarkan si pemilik suara pasti orang yang sangat periang dan mudah
mencairkan suasana.
“Tapi siapa
dia?” Hongpa bertanya bingung.
Mataku mencari
liar ke seluruh lobby utama gedung ini. Melihat di setiap pojokan, namun yang
ada hanya tanaman-tanaman hias yang tumbuh subur disana. Tak ada orang lain.
Pandanganku
beralih ke lantai 2 bangunan ini. Aku melihat seorang namja yang duduk bersandar sambil melihat kearahku. Bibirnya
menyunggingkan senyuman bahagia. Matanya menggambarkan keceriaan. Raut wajahnya
menyatakan ia sedang gembira. Jika aku tak memperhatikan mata sipitnya, aku
tentu tak akan mengenalinya.
Aku menyenggol
pelan lengan Hongpa dan ia mengikuti arah pandanganku. Sesaat kemudian ia
tersenyum dan mengajakku menemui namja
yang sedari tadi memanggilku.
“Lihat apa yang
kukatakan. Ia berubah.”
Aku mengangguk
menyetujui perkataan Hongpa.
Min Hyuk oppa
berjalan menyambutku diujung tangga dengan senyum bahagianya. Mata sipitnya
masih dipenuhi keceriaan.
“Annyeong Hyun
Hoon.” Ia berkata dengan penuh semangat padaku.
Hongpa menyodok
pelan perutnya. “Kau pintar ber-acting.”
“Aku tidak
sedang ber-acting hyung.” Ia menggaruk kepalanya yang menurutku tidak gatal
sama sekali. “Hanya saja, aku pikir perkataan Hyun Hoon kemarin ada benarnya.
Sejak saat itu aku mencoba untuk lebih sering tersenyum. Di dorm, disini, di
ruang latihan, pada penggemar, resepsionis, pada para hyung-ku. Semuanya. Dan
itu membuatku semakin hidup.”
“Aku senang kau
berkata seperti itu oppa.” Aku tersenyum padanya. Semanis mungkin.
“Hoon. Kau tau
hari ini hari terakhir kita sebagai pasangan di MScandal kan?” Hongpa berkata serius terhadapku.
Aku mengangguk
meng-iya-kan ucapannya. Dan ia melanjutkan kata-katanya. “Aku punya hadiah
untukmu.”
Aku terkejut.
Dan lebih
terkejut lagi ketika Hongpa berjalan mendekati Min Hyuk oppa kemudian
merangkulnya.
“Aku akan
meminta temanku ini untuk mengajakmu jalan-jalan sebelum mengantarmu pulang.
Maaf, hari terakhir ini aku tidak bisa menemanimu, jadi aku akan menyuruh
temanku ini untuk menemanimu, bagaimana? Kau keberatan Hoon?” katanya kemudian.
“Bagaimana
mungkin aku merasa keberatan oppa?” aku sungguh tak mempercayai apa yang Hongpa
katakan.
Kemudian Hongpa
melempar kunci mobilnya kearah Min Hyuk oppa yang langsung ditangkapnya dengan
cepat. Hongpa menepuk pelan pundak Min Hyuk oppa sambil berkata. “Aku titip dia
padamu. Jaga dia.”
Min Hyuk oppa
hanya tersenyum sambil mengangguk. Hongpa mengalihkan pandangannya padaku. “Bye
Hoon. Aku senang menjadi pasanganmu seminggu ini. Ah tidak, 6 hari ini.”
Aku tersenyum
geli mendengar kata-katanya.
“Bye Hong oppa.
Aku juga sangat senang menjadi pasanganmu dalam 6 hari terakhir ini.”
Hongpa
melambaikan tangannya dan berlalu pergi, kemudian ia kembali lagi sambil
berkata serius padaku. “Jaga SkullHong
ku baik-baik. Jangan sampai kau menghilangkannya.”
“Aku mengerti
oppa.” Jawabku cepat sebelum ia terlalu banyak mengoceh.
*CNBLUE*
Oh Guys, aku tidak bisa menceritakan pada
kalian bagaimana perasaanku saat pergi bersama Min Hyuk oppa. Aku senang?
Pasti. Gembira? Jelas. Bahagia? Apalagi.
Ia berubah
menjadi orang yang begitu menyenangkan. Jauh berbeda ketika pertama kali aku
bertemu dengannya.
Min Hyuk oppa
tidak bisa lama-lama pergi denganku karena jadwalnya yang juga sangat padat.
Namun meski sebentar, ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi diriku.
Ia membuat
suasana hatiku menjadi sangat baik hari ini. Mengajakku jalan-jalan, makan, dan
mengobrol banyak tentang apa saja. Ia mengantarku pulang tepat pukul 5 sore.
“Oppa, terima
kasih untuk hari ini.” Aku membungkukkan badan dan tersenyum setulus mungkin
padanya.
Min Hyuk oppa
mengusap pelan ujung kepalaku dan berkata dengan senyum. “Lain kali, kau harus
mengirimkan formulir MScandal untukku
ya.”
“Pasti.” Aku
mengangguk mantap menyetujui ucapannya.
“Baiklah. Aku
harus cepat kembali. Hyung pasti sudah menungguku. Masuklah.”
“Ne, annyeong
oppa.”
“Annyeong.”
Aku melangkah
memasuki apartemenku. Menuju kamarku, membuka tirai jendela dan memandang sedan
hitam yang terparkir manis di dekat trotoar.
Terlihat seorang
namja yang berjalan kearah sedan
hitam tersebut, bukan namja yang
selama 6 hari terakhir ini menemaniku, namun namja yang selama ini sangat ku kagumi, ku tunggu-tunggu
kehadirannya di layar tv, dan melonjak gembira saat aku bisa melihatnya walau
di balik layar.
Lalu namja itu mulai memasuki mobil, ku lihat
kemudian lampu depan mobil itu menyala, mesin mobil itu menderu dan mobil hitam
itu mulai melaju pergi. Bersama dengan namja
yang selama ini ku idolakan. Namja
yang baru saja mengajakku berkeliling dan mengantarku pulang. Namja yang merubah dirinya menjadi lebih
gembira karena mendengar kata-kataku. Jika aku boleh bilang, namja yang selama ini. Aku cintai.
*CNBLUE*
TAMAT
Hongpa kasian ah,
BalasHapushari terakhirnya sama aku aja loh >.<
walau saya bukan primadona, tapi kemungkinan besar saya ditraktir makan ! XD
wkwkwk :D
Hapuskau itu...
ah rasanya pengen aku cetak aja ini cerita! :D
BalasHapusKenapa anggi?
Hapusapakah itu berarti cerita saya bagus? :D
iya Novie, ini bagus :)
Hapusdan aku agak males baca kalo ada di layar laptop gini, mending di kertas :p
ahhh ahirnya slesai jg bacanya vie :)
BalasHapuspanjang jg yaa..
tp bgus kok endingnya, wlwpn kasian hongkinya..
trus gmna kbarnya 2 tmennya yg di indonesia?
seharusnya di cerita'in jg tuh vie di endingnya =)
Hongpa, saranghae ^^D
BalasHapusHongpa, hari terakhir kau kuserahkan pada best chinguku ya :D
HapusEka rosidah / Song Hye Wook ^^
lanjutkan ya bakat menulisnya :)
BalasHapus