CNBLUE
FANS FICTION STORY
Star.. Saranghae..
Oleh : Choi Hyun Hoon
Kriiingggg …..
Sial! kenapa alarm bodoh ini selalu berbunyi ketika aku baru
bisa tertidur pulas? Kumatikan alarm yang berdiri manis diatas meja samping
tempat tidurku, 08.15 aku bisa
kembali tidur sekitar 15 menit lagi sebelum aku mulai melakukan pemotretan
seorang bocah kecil yang akan merayakan ulang tahunnya yang ke-7.
Ketika hendak menarik kembali selimut ku, tiba-tiba ponsel ku
berbunyi, menyanyikan lantunan lagu merdu Love
Light milik sebuah grup band yang sangat ku kagumi, CNBlue. Mendengar melody anggun namun mampu
membangunkan semangat itu membuatku ingin kembali terlelap dalam mimpi. Namun deringan
itu berhenti, berganti nada yang menandakan adanya sms masuk. Dengan enggan ku
raih ponselku, ketika akan kubuka kembali berdering nyaring lagu love light.
“Novie-san, apa
yang kau lakukan sekarang?” suara Tayama Kuranosuke-san, atasanku. Terdengar santai namun penuh wibawa. “Kau pasti
masih berada di atas tempat tidurmu.” Lanjutnya menebak.
Aku mendesah sambil melirik jam wekerku. 08.20. “Baiklah ojisan2(Paman), aku bangun
sekarang.” Aku mengibaskan selimutku dengan berat, rasanya seperti ada lem yang
menghubungkanku dengan tempat tidurku. Aku merasa ogah-ogahan untuk bangkit
dari tempat itu.
“Apa yang kau pikirkan sedari tadi? Segeralah pergi mandi.
Kau tau pemotretan itu dimulai pukul berapa kan? Kau salah satu karyawan
terbaikku Novie-san.” Sial! aku belum
sempat tidur nyenyak dan memimpikan oppa CNBlue –ku, sudah diceramahi panjang
lebar oleh atasanku sendiri.
“Ojisan, ini
hanya acara ulang tahun seorang bocah ingusan.”
“Tapi mereka adalah client
kita, kau –“
“Wakarimashita, ojisan3(Aku mengerti, paman).” balasku cepat sebelum ia sempat
melakukan kuliah paginya. “Aku akan segera pergi mandi, sebaiknya kututup
telfonnya.”
“Baiklah. Bekerjalah sebaik mungkin.” Klik. Telfon ditutup
dan aku segera menyambar handuk untuk pergi mandi.
Jepang adalah salah satu tempat yang sangat ingin kukunjungi
ketika aku sekolah dulu. Aku lulusan Indonesia University fakultas sastra
Jepang. Itulah usahaku yang tak main-main bahwa aku memang ingin ketempat ini.
Awalnya memang orangtuaku tak menyetujuinya, namun setelah ku yakinkan mereka
bahwa aku bisa menjaga diriku dan tetap menjaga budaya ibu, merekapun mengizinkan ku – walau dengan terpaksa. Disini,
kulalui semua dengan sendiri dan bekerja pada sebuah perusahaan fotografi. Aku
adalah siswa alumni dari salah satu Sekolah Menengah Kejuruan jurusan Multimedia terbaik di Indonesia. Jadi, aku memang
mempunyai skill
untuk masalah potret-memotret, dan juga itu memang salah satu hobiku. Tayama
Kuranosuke-san adalah seorang atasan
sekaligus sebagai pengganti ayahku disini. Ia orang yang
sangat
bijaksana namun penyayang. Tutur katanya lembut, dan ia pantas menjadi
pemimpin. Karena itulah aku memanggilnya dengan sebutan ojisan.
*CNBLUE*
“Ada apa dengan wajahmu?” ash… suara merdu itu milik Tomoka
Mayuuko. Salah seorang teman baikku di perusahaan ini. Aku mengangkat wajah
yang sedari tadi ku sembunyikan dalam kedua telapak tanganku, memandangnya
dengan pandangan yang seakan berkata –hari ini benar-benar hari yang
menjengkelkan untukku.
“Ada yang salah dengan job yang kau terima hari ini? Kalau
tidak salah, kau disuruh bos untuk memotret seorang anak yang merayakan ulang
tahunnya yang ke-7, benar begitu?”
Sudah kubilang kan, dia memang teman baikku. Tanpa aku perlu
berkata, dia sudah tau apa yang ku maksud. Aku memang beruntung memilikinya disini.
Aku mengambil nafas panjang dan menghembuskannya dengan
cepat. “Mereka memang anak-anak yang lucu. Tapi mereka sangat nakal. Lihat,
mereka sampai mencakarku.” Ku tunjukkan bekas
cakaran sepanjang 3cm yang menghiasi bagian lengan kananku, ku majukan
bibirku beberapa senti untuk memberi kesan
bahwa aku memang benar-benar kesal saat itu.
“Yah, mereka kan masih anak-anak. Kau tahu itu Novie-chan.”
Dia memang benar-benar orang yang sangat ke-ibu-an. Kembali
ku benamkan wajahku dalam kedua telapak tangan. “Mengapa kau membela mereka?
Temanmu ini sedang bersedih Tomoka-chan.”
Rengekku.
“Sudahlah, untuk apa bersedih dengan masalah sepele seperti
ini. Angkat kepalamu, bos kita datang.”
Kembali kuangkat kepalaku. Kuranosuke-san berjalan sambil menatap kearah kami. Bukan, tapi kearahku. Ia menatapku.
“Novie-san.” panggilnya ketika ia sudah berhadapan dengan
kami.
Aku mendongak menatapnya. Menunggunya
melanjutkan berbicara.
“Ada job lagi untukmu.” sial, ia
berbicara dengan wajah seolah-olah aku memenangkan undian uang tunai sebesar
satu juta yen. Mengapa ekspresinya sebahagia itu ketika akan memberi job
untukku?!
Melihatnya seperti itu semakin membuatku
kesal. Kulipat kedua tanganku diatas meja dan menundukkan kepalaku diatasnya.
“Novie-san, ini adalah job yang sangat bagus.”
Kuangkat kepalaku. Dan dia masih berbicara
dengan wajah berseri-seri. Sial!
“Apa lagi sekarang? Kau akan menyuruhku
memotret sekumpulan anak kecil dan mendapat cakaran lagi agar aku bisa
mengoleksinya? Atau menyuruhku memotret ibu-ibu tua yang berhasil melahirkan
anak ke-lima-nya dan meyerahkan telingaku selama 3 jam untuk mendengarkan
bagaimana sakitnya saat ia melahirkan?”
“Kali ini tidak akan begitu. Aku janji.
Karena kau akan memotret sebuah band dari Korea.”
Aku melongo mendengar ucapannya. Lelucon
apa lagi ini? Hal konyol apa lagi yang akan ku hadapi? Tidak cukup ia mendengar
keluh kesahku tadi?
Aku menggeleng cepat. “Tidak, tidak. Aku
tidak mau melakukannya. Mereka hanya boyband atau girlband baru yang akan
mempromosikan album pertamanya dengan melakukan pemotretan di Jepang. Mungkin
mereka hanya artis pendatang baru yang ingin segera dikenal khalayak ramai.”
Tayama kuranosuke-san tersenyum, menghampiriku dan berkata. “Kau salah Novie-san. Mereka adalah sebuah grup band yang
sangat terkenal bahkan di Negara lain. Dan mereka telah memiliki lebih dari
1juta penggemar.”
Kuranosuke-san mengalihkan pandangannya dariku. Beralih ke sebuah pigura kecil
yang kuletakkan diatas meja kerjaku. Sebuah grup band asal Korea dengan 4
personilnya yang telah mencuri hatiku. “Dan, bukankah kau menyukai Korea juga?”
lagi-lagi, kuranosuke-san bisa
memaksaku dengan caranya sendiri.
“Mereka akan melakukan pemotretan di
daerah Shibuya. Karena fotografer yang akan bekerja sama dengan mereka mendadak
sakit, akhirnya aku merekomendasikanmu. Bagaimana, kau mau menerimanya?”
Shibuya? Tempat berdirinya patung
Hachiko yang melegenda. Tempat itu dapat memberi kenyamanan tersendiri untukku.
Aku menghela nafas dengan cepat. “Baiklah, setidaknya jika mereka membuat
suasana hatiku menjadi buruk. Hachiko bisa menjadi temanku.”
Senyuman lebarpun menghiasi wajah
Kuranosuke-san. “Oke. Kau temui
mereka besok pagi jam 10.”
*CNBLUE*
Sebuah poster CNBlue berukuran besar
tertampang rapi di dinding kamarku. Alunan merdu lagu still in love-nya cnblue
pun mengalun indah memenuhi ruangan apartemenku pagi ini. Jika kalian mampir ke
apartemenku di daerah Shinjuku ini, kalian akan menemukan berbagai macam
pernak-pernik cnblue. Aku memang menyukai band itu ketika masih duduk di bangku
SMK. Bersama dengan dua temanku –yang sama-sama menyukai korea– setiap haripun
kita lewati dengan membahas artis idola masing-masing. Sayangnya, mereka bukan
menyukai cnblue, tapi mereka lebih menyukai FTIsland, band yang berdiri dibawah
naungan yang sama dengan CNBlue, FnCmusic.
Berbagai keperluan pemotretan sudah
kusiapkan sejak semalam. Tak lupa aku membawa beberapa novel dan komik,
mengantisipasi jika nantinya suasana hatiku tiba-tiba menjadi buruk. Ketika
hendak pergi mandi, ponselku tiba-tiba melantunkan lagu love light.
“Moshi
moshi.” jawabku setelah menempelkan ponsel ketelinga.
“Ohayougozaimasu1(Selamat
pagi) Novie-san, apa kau sudah siap untuk pemotretan
kali ini?” aku mendesah, kenapa atasanku ini seakan-akan ingin tau apa yang aku
lakukan sebelum pemotretan?
“Ohayougozaimasu
ojisan. Ya, aku sudah menyiapkan segalanya, dan aku hendak pergi mandi
ketika ponselku berdering tadi.” kusambar handuk yang ada di atas tempat
tidurku, berjalan kearah kamar mandi dan berdiri di depannya.
“Oh, sepertinya aku mengganggumu.
Baiklah, bekerjalah dengan baik hari ini.”
Telfon akan kututup ketika Kuranosuke-san tiba-tiba memanggilku. “Novie-san?”
“Iya?”
“Kau akan bahagia hari ini. Aku
berjanji.”
Aku mengerutkan kening, namun sepertinya
Kuranosuke-san sedang tersenyum
diujung sana.
“Yeah, aku harap seperti itu ojisan.” pembicaraan selesai, kuletakkan
ponsel di tempatnya semula dan bergegas mandi.
*CNBLUE*
Sudah sekitar 10menit berlalu ketika aku
sampai ditempat ini. Banyaknya orang yang berlalu lalang membuatku tak kesepian
disini. Sentuhan lembut angin musim semi terkadang mampir dipipiku, dan
bunga-bunga sakura yang bermekaran memberikan kenyamanan tersendiri bagiku.
Inilah tujuanku datang ke Jepang. Bisa melihat bunga sakura mekar dan melakukan
hanami1(Tradisi melihat dan
menikmati bunga sakura) bersama teman-temanku.
“Novie-san?” aku menoleh ke sumber suara. Seorang pria paruh baya berdiri
di hadapanku. Wajahnya kurus dan mulai ada beberapa kerutan di sekitar matanya.
Namun ujung-ujung bibirnya tertarik ke atas menyunggingkan sebuah senyuman yang
lembut.
“Kau fotografer hebat yang
direkomendasikan oleh Tayama Kuranosuke-san?”
tanyanya.
“Ahh.. Bosku itu ada-ada saja. Aku tidak
sehebat itu kok.” jawabku malu sambil menggaruk kepala yang sebenarnya tidak
gatal. Dan jujur saja, hatiku kini tersenyum bahagia.
Pria itu tersenyum. “Maaf kalau menunggu
lama. Aku Park Gi Eun. Manajer mereka.” ia membungkukkan badan dan menunjuk
4orang laki-laki yang sepertinya sedang dirias. Aku tak bisa melihatnya karena
mereka membelakangiku.
“Mereka sedang dirias. Tolong tunggu
sekitar 5menit lagi.” Park Gi Eun kembali membungkukkan badan, dan aku mengikutinya.
“Baiklah, aku juga akan siap dalam 5menit.” kemudian Park Gi Eun pergi,
menghampiri mereka, dan berbicara sesuatu pada mereka.
Aku telah menyiapkan segalanya dalam
waktu 5menit, dan mereka? Sepertinya masih dirias. Baiklah, aku akan menunggu
mereka 5menit lagi.
Hash.. Ini sudah 10menit berlalu sejak
Park Gi Eun bicara denganku. Sepertinya aku sudah tak bisa menunggu lagi.
Kukalungkan kamera Canon D3S di leherku dan kuhampiri mereka yang sedang
dirias, lalu kutepuk pundak salah satu dari mereka.
“Gomengnasai2(Permisi,
biasa diucapkan wanita), bisakah kita melakukan pemotretannya sekarang?”
Laki-laki yang kutepuk tadi menoleh.
Astaga, apakah aku sudah mengantuk siang-siang begini? Atau, aku sedang
bermimpi? Sepertinya aku terlalu kaget, karena laki-laki itu melihatku dengan
tatapan bingung lalu berbicara pada rekannya sambil menunjukku.
“Hyung3(Kakak,
panggilan pria kepada pria yang lebih tua dalam bhs Korea)?” laki-laki
disebelahnya pun menoleh menatapku, dan astaga sepertinya mulutku ini sudah
cukup untuk dimasuki dua buah kelereng saking lebarnya aku melongo menatap
mereka.
Dua orang laki-laki disamping merekapun
ikut menatapku. Aku masih tak percaya dengan apa yang aku lihat. Tuhan, jika
memang benar ini mimpi, sepertinya aku tak ingin terbangun pagi ini. Kemudian
entah kapan dan darimana datangnya, tiba-tiba Park Gi Eun sudah berdiri
disampingku dan berkata padaku sambil membungkukkan badan.
“Maaf karena telah menunggu lama Novie-san. Anak-anak, dia adalah fotografer
kalian hari ini. Novie-san,
perkenalkan mereka adalah Kang Min Hyuk.” ia menunjuk laki-laki yang kutepuk
tadi.
“Jung Yong Hwa.” ia menunjuk sebelahnya.
“Lee Jong Hyun, dan Lee Jung Shin.” Park
Gi Eun memperkenalkan mereka satu persatu padaku. Dan aku hanya bisa menatap
mereka tanpa berkata apa-apa.
“Konnichiwa,
CNBlue desu1(Selamat siang, kami CNBlue).” laki-laki yang
ditunjuk dengan nama Jung Yong Hwa tadi membungkuk padaku dan diikuti oleh tiga
lainnya.
Aku mundur beberapa langkah, mereka
masih memandangku sambil tersenyum. Astaga, mereka tersenyum padaku. Orang yang
selama ini kukagumi kini tersenyum padaku, bukan untuk fans mereka yang seabrek
diluar sana. Tapi untukku. Biar kuulangi lagi agar kalian mengerti MEREKA
TERSENYUM PADAKU.
Ternyata mereka sama seperti yang
kuketahui selama ini. Mereka ramah dan sering tersenyum. Kau benar ojisan, aku
bahagia hari ini. Sepertinya, komik dan novel yang telah kusiapkan semalam itu
tak akan kupakai.
Pemotretan berjalan lancar dan
menyenangkan, ditambah dengan jatuhnya beberapa kelopak bunga sakura. Membuat
suasana di tengah musim semi ini menjadi semakin hangat.
*CNBLUE*
“Kau adalalah boice2(Sebutan untuk nama fans CNBlue)?” Jung Yong Hwa
berkata dengan terkejut ketika kami sedang makan siang seusai pemotretan. Aku
hanya tersenyum menanggapinya. Bagaimana tidak? Apa yang akan kalian lakukan
selain tersenyum ketika kalian sedang berada di tengah-tengah idola kalian?
“Umh, apa kalian tidak keberatan jika
aku memanggil kalian oppa3(Kakak,
panggilan wanita untuk pria yang lebih tua dalam bhs Korea)?” kataku
akhirnya setelah aku bisa mengatur debaran jantungku.
“Kenapa bukan oniisan4(Kakak, panggilan kepada pria yang lebih tua)?”
Lee Jong Hyun menjawab pertanyaanku sambil memainkan sedotan dengan tangan
kanannya. “Bukankah ini di Jepang?” lanjutnya.
“Kurasa sebutan oppa lebih baik hyung.
Karena kita memang sudah terbiasa dengan sebutan itu kan?” Lee Jung Shin
menjawab pertanyaan yang seharusnya ditujukan padaku.
“Kurasa juga begitu.” sahut Jung Yong
Hwa kemudian. “Baiklah, kau boleh memanggil kami dengan sebutan oppa, Novie-san.” tambahnya dengan senyuman kecil disudut bibirnya yang kembali
membuat jantungku bergetar keras.
Oke, mulai sekarang aku bisa memanggil
mereka oppa. Hal yang selama ini aku
fikir hanya ada dalam khayalanku, ternyata bisa terjadi dalam duniaku yang
sesungguhnya. Idola yang selama ini hanya ku lihat foto dan video mereka, kini
aku bisa berhadapan langsung bahkan bicara dengan mereka. Apa kalian tahu
bagaimana perasaanku saat ini? Yeah, ini lebih menggembirakan daripada
memenangkan undian sebesar satu juta yen.
Min Hyuk oppa menatap foto-foto yang kuambil tadi lewat kameraku. Ia
memandanginya dengan begitu serius.
“Novie-san, aku juga mempunyai sebuah kamera.” Ia mengeluarkan kamera
hitam dari dalam tasnya. “Tapi tak sebagus milikmu.” Lanjutnya.
“Aku tau oppa. Itu adalah hadiah dari fans-mu, dan kau selalu membawanya
kemanapun kau pergi.” Jawabku.
“Bagaimana kau mengetahuinya?” tanyanya
dengan mimik wajah serius yang mampu membuat jantungku nyaris lompat keluar
dari tempatnya.
Dan, aku hanya bisa tersenyum
menjawabnya.
“Kenapa makananku cepat sekali habisnya hyung?” Min Hyuk oppa berkata pada Yong Hwa oppa
dengan wajah sedih. Menggambarkan kemanjaannya pada kakak laki-lakinya.
“Kau mau mencoba sushi-ku oppa?” kataku
menyodorkan sepiring sushi padanya.
“Ohh.. tak perlu Novie-san.”
“Tak apa, ambillah oppa. Bukankah bagimu makanan dan music sama pentingnya?”
“Mengapa kau tau banyak tentangku?”
“kau akan mengetahuinya setelah kau
mengunjungi apartemenku oppa.”
Jawabku tersenyum.
*CNBLUE*
Hari ini benar-benar hari yang membahagiakan untukku. Sejak
pulang dari Shibuya sampai kembali ke kantor, aku tersenyum saking bahagianya.
Bahkan aku menyapa semua orang yang berpapasan denganku.
“Kita akan berada di
Jepang selama 1 minggu untuk pembuatan video klip baru. Selama itu maukah kau
menjadi guide bagi kami?” Yong Hwa oppa berkata sewaktu pemotretan berakhir.
“Ya, dan kita akan
melakukan hanami bersama sebelum kembali ke Korea. Kau harus ikut Novie-san.”
Timpal Min Hyuk oppa dengan senyum manisnya.
“Itu adalah ide yang
sangat bagus Min Hyuk-ah. Kalau begitu, kita besok akan hanami bersama, temui
kami ditempat ini Novie-san.” Yong Hwa oppa membuat keputusan kemudian.
Ahh.. betapa aku tak bisa melupakan saat-saat itu. Aku,
seorang pekerja swasta biasa, yang sejak duduk dibangku SMK hanya bisa
memimpikan bahkan berkhayal tentang momen-momen seperti itu, kini bahkan mereka
sendirilah yang memintaku untuk menjadi guide
mereka. Betapa menyenangkannya hidup ini.
“Hei, kau melamun.” Suara Tomoka-chan berhasil membawaku keluar dari lamunanku. “Sepertinya, kau
sedang berada diatas awan Novie-chan.”
Ia mengambil kursi di sebelahku dan duduk disana. Menungguku bercerita.
“Ya, lebih dari berada diatas awan Tomoka-chan.” Dan akupun menceritakan semua
yang kualami hari ini pada Tomoka, dari aku bangun tidur di pagi hari, sampai
aku menyapa semua orang ketika akan menuju kemari.
“Apa yang sedang kalian bicarakan?” Kuranosuke-san tiba-tiba sudah berada didepan kami.
Menyunggingkan sebuah senyuman khasnya.
“Ojisan,
arigatougozaimasu1(Terima kasih).” Aku berdiri dan membungkukkan
badan di hadapannya.
“Ahh, apa yang kau lakukan Novie-san?”
“Ojisan, aku yakin
kau sudah mengerti bahwa band Korea yang akan ku potret itu adalah CNBlue,
itulah sebabnya kau merekomendasikanku.”
Kuranosuke-san
hanya tersenyum melihatku dan ia menganggukkan kepalanya.
“Jadi?” Kuranosuke-san bertanya
padaku sambil mengerutkan keningnya. Seakan mengerti bahwa ada sesuatu yang
ingin kukatakan padanya.
“Mereka mengajakku hanami
bersama besok seusai mereka melakukan syuting video klip hari pertama.”
“Ahh.. aku mengerti.” Kuranosuke-san berkata sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. “Baiklah, kau
boleh cuti sehari besok.”
“Benarkah?” jawabku spontan. Tak percaya dengan apa yang
dikatakan atasanku, aku bertanya sekali lagi. “Benarkah itu ojisan?”
“Buatlah kesan yang baik selama kau bersama mereka Novie-san. Jangan kau sia-siakan kesempatan
ini.” Kuranosuke-san berkata sambil
tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya. Dasar bos, kau memang pria genit.
Aku memperhatikannya berjalan kembali keruangannya, namun tiba-tiba ia mengangkat
sebelah tangannya dan berkata. “Semoga besok harimu menyenangkan Novie-chan.” Dan aku tersenyum lega
mendengarnya.
*CNBLUE*
06.20. Aku bangun lebih pagi dari jadwal biasanya. Entah
kenapa di pagi buta ini aku sudah tak mampu menutup mataku lagi. Sepertinya lebih baik aku menyiapkan makanan
untuk hanami nanti. Kulangkahkan kaki
menuju dapur, membuka lemari es dan mengeluarkan bahan-bahan makanan dari
dalam. Dan akupun berkutat dengan benda-benda tajam yang ada di sana.
Huaaahhh.. akhirnya selesai juga. Semua persiapan telah
selesai. Kulirik jam yang tergantung di dinding dapur, 08.00. Masih ada waktu
untuk membersihkan diriku sebelum pergi menemui para oppa-ku di Shibuya.
Hei guys, pakaian apa yang akan kalian kenakan jika kalian
berkesempatan melakukan piknik bersama dengan idola kalian? Sepertinya kalian akan
melakukan hal yang sama denganku. Rasanya ini sudah kesekian kalinya aku menggaruk
kepalaku yang tidak gatal sama sekali. Aku menarik nafas pelan dan membuangnya
dengan cepat, ku jatuhkan diriku diantara tumpukan baju yang berhamburan diatas
tempat tidurku, namun ketika aku mulai dapat membayangkan pakaian apa yang akan
ku kenakan, ponselku berbunyi.
“Moshimoshi.”
“Novie-chan, apa
yang sedang kau lakukan?” aku terduduk ketika mendengar suara Tomoka diujung
sana. Sepertinya ia adalah malaikatku.
“Tomoka-chan,
pakaian apa yang sebaiknya kupakai?” ku angkat beberapa pakaian yang tergeletak
di kanan-kiri ku. Berharap Tomoka-chan
dapat melihatnya diujung sana.
“Pakailah pakaian terbaikmu.”
“Oneesan1(Kakak,
panggilan kepada wanita yang lebih tua), pakaian terbaik seperti apa
menurutmu?” jarang sekali aku memanggilnya oneesan.
Usia kami memang terpaut sekitar 2 tahun, namun sejak pertama bertemu, ia tak
pernah suka dipanggil seperti itu. Itu terdengar seperti ia sudah sangat tua.
Tomoka-chan
berdecak kesal diujung sana. “Sudah kubilang jangan panggil aku begitu. Aku
tidak setua itu, kau tahu?” lihat, ia selalu menyangkal kalau usianya lebih tua
dariku.
“Baiklah. Jadi, bagaimana menurutmu?”
“Pilih salah satu pakaian yang paling kau suka dari semua
pakaianmu, dan pastikan itu nyaman saat kau pakai.”
Aku mengangguk-angguk tanda mengerti, bola mataku menerawang
menjelajahi tumpukan baju yang memenuhi tempat tidurku. Astaga, aku baru
menyadari bahwa kamarku begitu berantakan karena ulahku membongkar isi lemari.
Akhirnya kutemukan. Dress biru casual dengan renda putih
dibagian kerah dan kupadukan dengan high heels putih setinggi 7cm. Kulirik jam
di dinding, 10.45. Waktunya berangkat!
Kurapikan isi apartemen sebelum aku mulai meninggalkannya, ku
bawa sekotak sushi dan onigiri yang pagi ini ku buat untuk bekal
hanami. Dan tak lupa ku ambil sebotol
besar orange juice dari dalam lemari
es.
Setelah berhasil mengunci pintu, aku berjalan ke arah stasiun
kereta sambil menyenandungkan lagu Hey
You!.
*CNBLUE*
Udara musim semi benar-benar menyejukkan. Akhir musim seperti
ini harus kunikmati sebaik mungkin sebelum musim panas datang dan membuat
keringatku bercucuran. Aku berdiri di dekat patung hachiko. Disekelilingnya
dipenuhi bunga sakura yang mulai berjatuhan, berwarna pink lembut yang menggambarkan kenyamanan musim semi.
Kupandangi pusat kota yang kini ramai dipenuhi orang-orang
yang akan melakukan hanami. Kebanyakan
dari keluarga, mereka akan berlibur bersama untuk bisa melihat indahnya bunga
sakura. Tak jarang juga sepasang kekasih yang duduk di bawah pohon sakura,
berharap cinta mereka bisa abadi.
“Novie-chan!” aku
menoleh ke arah suara. Min Hyuk oppa
berteriak sambil melambai-lambaikan tangannya padaku.
“Novie-chan, kami
belum selesai. Bisakah kau menunggu kami?” tambahnya setelah aku berdiri
didepan mereka.
Aku melihat ke arah tempat pembuatan video. Terlihat para kru yang masih sibuk dengan alat mereka
masing-masing, menyiapkan panggung kecil dan beberapa balon untuk property
video klip. Sepertinya mereka sibuk sekali.
“Yong Hwa-ssi.”
Salah seorang kru memanggil oppa sambil melambaikan tangannya.
Menyuruh mereka kembali melanjutkan proses syuting.
“Novie-chan. Kami
tinggal dulu ya.” Yong Hwa oppa
berbicara sambil tersenyum, kemudian ia berbalik ke arah panggung kecil itu dan
mengambil sebuah gitar yang berada tak jauh dari situ.
“Tunggu kami.” Jong Hyun oppa
menepuk kepalaku dengan lembut dan berbalik menyusul hyung-nya.
“Daa.” Kali ini Min Hyuk oppa
yang berbicara padaku. Melambaikan tangannya dan tersenyum manis ke arahku.
Dan terakhir, Jung Shin oppa.
Oppa ku yang paling tinggi ini hanya
tersenyum lembut sebelum ia pergi menyusul para hyung-nya.
Aku mengamati mereka yang kembali melanjutkan proses syuting.
Sambil duduk di salah satu bangku taman, aku melihat mereka serius memainkan
alat musik. Seakan mereka sudah melebur jadi satu dengan music, mereka terlihat
begitu natural dan nyaman berada diatas panggung. Ternyata memang benar
asumsiku selama ini. Aura Min Hyuk oppa
ketika sedang makan dan ketika menggebuk drum seperti ini benar-benar berbeda.
Ia lebih terlihat keren, dan berkharisma. Jiwa seni yang ia miliki keluar
dengan sendirinya. Ia mengayunkan stik drum dengan santai tanpa paksaan
sedikitpun. Tersenyum lega ketika sebuah nada keluar saat stik bersentuhan
dengan floor tom1(Salah satu
bagian drum).
20 menit berlalu. Oppa berjalan
kearahku sambil tersenyum lega karena proses syuting berakhir. Mereka berjalan
santai sambil bercanda. Ketika sudah berada di depanku, Jong Hyun oppa berkata bersemangat. “Ayo Novie-chan, kita berangkat sekarang.”
“Hyung, tidak ada
makanan ketika kita hanami?” Min Hyuk
oppa berkata sambil memegang
perutnya. Wajahnya memohon kearah Yong Hwa oppa.
“Oppa.” Aku berseru
sambil mengangkat sekotak sushi dan onigiri yang kubawa. Dan seketika itu
juga Min Hyuk oppa menyunggingkan
senyum bahagianya.
“Baiklah. Semua sudah siap, ayo kita pergi.” Yong Hwa oppa berseru dan berjalan mendahului kami
ber-empat.
*CNBLUE*
“Novie-chan, kau
yang membuat semua ini?” Jung Shin oppa berseru
ketika aku membuka kotak makan berisi sushi
dan onigiri yang tadi pagi kubuat.
Aku hanya tersenyum menanggapi pertanyaan dan beberapa pujian
dari mereka. Yeah, hanya tersenyum sampai bibir pegal jika kalian berada
diposisiku saat ini. Namun, hari ini aku benar-benar bahagia karena mereka bisa
membagi kebahagiaannya padaku. Wanita yang bahkan hanya seorang fotografer
mereka.
“Hyung, aku juga
mau orange juice-nya.” Jung Shin oppa merebut botol orange juice yang sedang
dipegang Min Hyuk oppa, lalu
menenggak semuanya hingga habis.
“Kau boleh meminta, tapi jangan dihabiskan.” Min Hyuk oppa memukul kepala Jung Shin oppa. Merasa tidak terima, Jung Shin oppa memukul kembali kepala Min Hyuk oppa, dan mereka berdua pun terlibat
dalam sebuah pertengkaran kecil.
Aku melirik kearah Yong Hwa dan Jong Hyun oppa, berharap mereka dapat melerai
adik-adiknya yang sedang bertengkar. Namun Yong Hwa oppa hanya menatap padaku sambil tersenyum, dan Jong Hyun oppa hanya tertawa terbahak-bahak
melihat kelakuan 2 dongsaeng2(Adik)-nya
itu.
Kemudian angin musim semi menyentuh lembut pipiku, diikuti
dengan jatuhnya beberapa kelopak bunga sakura. Aku memandang berkeliling,
rumput yang tadinya hijau segar kini berubah menjadi pink lembut. Taman ini seakan diguyur oleh hujan kelopak bunga
sakura. Semua orang menengadah menatap atas, kearah pohon-pohon sakura yang
mulai menggugurkan bunganya.
“Huwaaaa… Indahnya..” seru salah satu remaja yang duduk tak
jauh dari tempatku.
Ku buka lebar telapak tangan dan bunga sakura mendarat
diatasnya, aku melihat semua oppa-ku,
dan sepertinya mereka pun masih tersihir pesona keindahan bunga sakura.
“Oppa, ayo kita
abadikan moment ini.” Aku berkata sambil mengeluarkan kamera dari dalam tas.
Menghentikan orang yang sedang lewat didepanku dan memintanya untuk memotret
kami. Senangnya ketika kulihat mereka tersenyum bahagia.
*CNBLUE*
Tepat didepan apartemen mobil yang kutumpangi berhenti. Sulit
mengajak mereka mampir untuk melihat semua koleksi pernak-pernik CNBlue-ku
karena jadwal mereka yang begitu padat. Min Hyuk oppa mencoba melihat gedung apartemenku dari dalam mobil. Ketika ia
tak berhasil melihat seluruhnya, ia mendesah kecewa.
“Tak apa oppa. Jika
nanti kau memiliki waktu luang, mampirlah. Pintu apartemenku akan selalu
terbuka lebar untuk kalian ber-empat.” Aku berseru.
“Lain kali kami akan mampir, tapi tidak bisa untuk saat ini.”
Yong Hwa oppa yang berada di balik
kemudi berkata padaku.
Aku tersenyum senang mendengar perkataan Yong Hwa oppa. Kemudian, ia melanjutkan. “Baiklah
Novie-chan. Kami tak bisa
berlama-lama. Maafkan kami dan terima kasih untuk hidangannya tadi.”
“Kembali kasih oppa.
Tapi, apakah besok kita masih bisa bertemu?”
Yong Hwa oppa terlihat
mengerutkan keningnya, berfikir sejenak.
“Sepertinya jadwal kami padat untuk besok. Kami harus
melanjutkan pembuatan videoklip ditempat yang berbeda. Sampai hari terakhir,
kami tidak memiliki waktu luang.” Ia berkata dengan wajah yang terlihat sedih, dan
ke-3 dongsaeng-nya pun terlihat
murung.
“Aku mengerti oppa.”
“Hyung, bisakan
kita merayu Park Gi Eun untuk memberikan kita waktu untuk jalan-jalan dihari
terakhir kita disini?” sepertinya Min Hyuk oppa
mencoba meyakinkan hyung-nya.
“Baiklah, akan kubicarakan dengannya nanti. Sekarang kita
sudah harus kembali ke hotel.”
Jong Hyun oppa menyuruhku mencatat nomer ponselku diselembar
kertas kecil. Ia akan menghubungiku jika nanti mereka memiliki waktu luang
ditengah kepadatan jadwal mereka. Setelah selesai, aku melambaikan tangan dan
mobilpun mulai melaju pergi.
*CNBLUE*
Hari sudah semakin panas. Sepertinya musim semi akan berakhir
sebentar lagi. Kunyalakan AC, dan berbaring diatas tempat tidur. Mana ponselku?
Kucari benda kecil itu disekitarku, tak ada. Dibawah bantal, tak ada. Kemana
benda itu pergi? Hash.. hari ini benar-benar panas sekali. Dan aku mulai
berbaring lagi.
Samar-samar terdengar lagu love light yang menjadi nada dering ponselku. Aku terbangun,
mencari dimana benda kecil itu berada. Lalu kutemukan ponselku yang ternyata
berada di dapur.
“Moshimoshi?”
“Novie-chan?”
Siapa yang meneleponku?
Aku melihat nomor yang tertera dilayar ponselku. Aku tak
mengenalnya. Namun suara itu sepertinya sudah tak asing lagi bagiku.
Seakan mengerti aku sedang kebingungan, sang penelpon pun
berkata. “Apa oppa harus
memperkenalkan diri lagi padamu?”
Seketika itu juga jantungku seakan berhenti.
“Jong Hyun oppa?”
“Novie-chan, kami
sudah berada di depan apartemenmu. Bisakah kau turun sekarang dan menemui kami
disini?”
Aku berpikir sejenak. Mencoba mencerna apa yang dikatakan
Jong Hyun oppa padaku. Setelah otakku
mulai bisa mencerna itu semua dan sebelum oppa
kembali pulang karena terlalu lama menungguku, aku berlari menemui mereka
didepan.
“Hhh… hhh.. oppa..
hhh..”
“Kenapa kau harus berlari?” Yong Hwa oppa bertanya padaku dengan mengerutkan keningnya.
“Aku takut kalian akan pulang kalau aku terlalu lama.” Aku
menjelaskan pada mereka. Namun mereka hanya tertawa mendengar penjelasanku.
“Novie-chan.
Beginikah penampilan aslimu?”
Apa maksud pertanyaan Jung Shin oppa? Aku menatapnya dengan kening berkerut. Berpikir jawaban apa
yang harus aku lontarkan, aku menunduk. Astaga, aku baru menyadari bahwa aku
bertelanjang kaki dihadapan mereka. Ku tatap kedua kakiku, lalu kearah celana
tidur baby doll ku, kaos putih polos yang
kukenakan, dan merasakan bahwa rambutku masih acak-acakan. Argh. Sial. Kenapa
aku harus berpenampilan seperti ini ketika pertama kali mereka mengunjungi
apartemenku?
Aku masih menunduk, menguatkan hati untuk menatap mereka
ber-empat. Kuambil nafas dalam-dalam dan
kukeluarkan perlahan, lalu ku tatap mereka dan tersenyum malu.
“Kau hanya akan membiarkan kami berdiri disini?” Yong Hwa oppa berkata padaku, lalu ia mengibaskan
tangan dengan harapan angin akan keluar jika ia melakukan itu. “Kau tahu, disini
mulai panas.” Lanjutnya.
Aku tersentak. “Ahh, baiklah oppa, silahkan masuk.”
Aku langsung berlari kearah kamar setelah mempersilahkan
mereka duduk. Berganti pakaian dan menyisir rambutku.
“Kau, sejak kapan kau menjadi boice?” Jung Shin oppa
bertanya sambil mengangkat pigura foto mereka yang ku letakkan di ruang tamu.
“Sejak aku duduk dibangku SMA. Kira-kira, sekitar 5 atau 6
tahun yang lalu.” Aku menyahut dari dapur, menuangkan orange juice kedalam beberapa gelas. Dan menyuguhkannya pada
mereka.
“Tapi sepertinya kau lebih menyukai Kang Min Hyuk.” Jung Shin
oppa melanjutkan sambil mengangkat album
foto Min Hyuk oppa dari atas meja.
Yeah, aku memang sengaja meletakkan foto-fotonya kedalam album. Karena memang
sudah tak ada tempat untuk menempel itu semua. Kau tahu, dinding apartemenku
penuh dengan pernak-pernik cnblue.
“Benarkah?” Min Hyuk oppa
berseru ketika ia hendak meminum orange
juice-nya.
“Kau lihat, banyak sekali fotomu disini.” Jong Hyun oppa memandang ke sekeliling dinding
apartemenku.
“Itukah sebabnya kau tahu banyak tentangku Novie-chan?” sial, kenapa oppa harus bertanya dengan senyumnya yang sekarang sudah membuatku
melayang?
Aku tersenyum menjawabnya. Kemudian ia berdiri, berjalan
melihat-lihat isi apartemenku seperti yang dilakukan Jung Shin oppa.
“Huwaaaa…” kami ber-empat tersentak mendengar jeritan Min
Hyuk oppa. Kamipun berlari kesumber
suara, dan lega melihat bahwa Min Hyuk oppa
ternyata baik-baik saja.
Kemudian Yong Hwa oppa
menghampiri Min Hyuk oppa dan memukul
bagian belakang kepalanya. “Kenapa kau mengagetkan kami dengan berteriak
seperti itu?”
“Aoww, hyung. Itu
sakit.” Min Hyuk oppa mengusap
belakang kepalanya sambil meringis kesakitan.
“Salah sendiri. Kenapa kau berteriak seperti itu? Membuat
kami kaget saja.” Jung Shin oppa
menimpali.
“Kau lihat. Novie-chan
memiliki banyak sekali koleksi buku. Ini semua novel dan komik.” Min Hyuk oppa menatap tumpukan bukuku dengan
wajah berseri senang. Ini memang ruangan favoritku. Ruangan khusus untukku
meletakkan koleksi buku bacaanku, dari majalah, novel sampai komik.
“Kenapa kau melihat tumpukan buku seperti kau melihat
bidadari yang baru saja turun dari langit?” Jung Shin oppa kembali berkomentar dan disambut oleh tawa kami ber-empat.
“Kau. Sirik saja.”
“Aku berkata yang sebenarnya. Kau selalu heboh ketika melihat
buku, jika melihat wanita cantik kau diam saja.”
“Itu karena aku tidak tertarik pada mereka.”
“Lalu wanita seperti apa yang mampu menarik hatimu? Wanita
seperti yang ada dikomik yang setiap hari kau baca?”
Lalu untuk kedua kalinya Yong Hwa oppa memukul bagian belakang kepala Min Hyuk oppa. “Hyung.” Min Hyuk oppa kembali mengusap kepalanya.
“Cukup. Kenapa kalian selalu bertengkar bahkan diapartemen
orang. Kalian selalu membuatku kesal.”
Yong Hwa oppa
menatap Jong Hyun oppa, seakan
mengerti apa arti tatapan hyung-nya,
Jong Hyun oppa pun melakukan apa yang
dilakukan hyung-nya. Ia memukul
bagian belakang kepala Jung Shin oppa.
“Aoww, hyung.”
“Novie-chan.
Maafkan kelakuan mereka ya.” Yong Hwa oppa
membungkukkan badan meminta maaf padaku.
“Tak apa oppa.” Aku
tersenyum melihat mereka ber-empat.
Kami kembali keruang tamu. Min Hyuk oppa membawa beberapa novel dari dalam ruangan bacaku. Kemudian
sepertinya terdengar nada dering ponsel, tapi bukan ponselku. Aku melihat Yong
Hwa oppa mengeluarkan ponsel dari
saku celananya, dan ia meminta ijin padaku untuk keluar menjawab telpon.
Tak lama kemudian Yong Hwa oppa kembali pada kami. Namun ia hanya berdiri ditengah pintu
masuk.
“Hyung, ada apa?”
Tanya Min Hyuk oppa.
“Min Hyuk-ah, Jong Hyun-ah, Jung Shin-ah. Kita harus kembali
sekarang.”
“Apa? Kenapa?” Jung Shin oppa
bangkit dari duduknya dan saat itu juga aku baru menyadari bahwa ia sangat
tinggi.
Aku melihat Yong Hwa oppa
berusaha menelan ludah dan kemudian ia berkata. “Jadwal keberangkatan kita
dimajukan. Kita harus bersiap-siap sekarang.”
“Hyung.” Min Hyuk oppa berkata dengan wajah memelas.
Kemudian ia menutup buku yang tadi dibacanya dan menyatukan telapak tangannya
tanda memohon.
“Hyung.” Jung Shin oppa menggenggam lengan Yong Hwa oppa. Berharap hyung-nya itu bisa menolongnya.
Yong Hwa oppa
menatap ke-2 dongsaeng-nya dengan
perasaan bersalah. Lalu ia berkata. “Aku tak bisa melakukan apa-apa.”
Terdengar desahan kecewa dari Min Hyuk dan Jung Shin oppa. Kemudian mereka berjalan keluar
apartemen kearah mobil mereka.
“Novie-chan. Aku
harap bisa melihatmu di Korea.” Jong Hyun oppa
berkata padaku dengan tersenyum. “Kau orang yang sangat baik.” Tambahnya.
Aku tersenyum mendengarnya, dan mengangguk-anggukkan
kepalaku.
“Ada yang ingin kau katakan pada kami sebelum kami pergi?”
Yong Hwa oppa bertanya padaku.
Aku berpikir sejenak. Kemudian menatapnya dan tersenyum.
“Yong Hwa oppa.
You’re a good oppa. I like you.” Dan
akupun memeluknya.
Kemudian, aku beralih kearah Jong Hyun oppa. “Jong Hyun oppa.
You’re so white handsome. I like you.” Dan akupun memeluknya.
Aku berjalan kearah Jung Shin oppa, mengangkat kepalaku saat aku menatapnya. “Jung Shin oppa. You’re so tall and funny. I like
you.” Dan akupun memeluknya.
Aku beralih ke Min Hyuk oppa.
“Min Hyuk oppa. You’re so everything
for me. I love you.” Dan akupun memeluknya, lebih lama dari ke-3 oppa-ku yang lain.
Setelah mengucapkan salam perpisahan, mereka masuk kedalam
mobil.
“Novie-chan. Kami
akan merindukanmu.” Jung Shin oppa berkata
padaku ketika mobil akan melaju.
“Ya, aku juga.” Min Hyuk oppa
menimpali.
Aku hanya menganggukkan kepalaku. Menahan air mata yang
sedari tadi rasanya ingin mengalir keluar.
Mereka melambaikan tangan padaku dan akupun membalasnya,
kemudian mobil melaju pergi.
Setelah mobil mereka sudah tak terlihat lagi, tangisku pecah.
Pipiku basah oleh air mata.
Tuhan, ini seperti mimpi yang sangat indah.
*CNBLUE*
TAMAT
ah Novie, ini bagus sekali!
BalasHapusaku jadi inget novel 4 musim waktu baca novelmu ini :)
baiklah novie, teruslah berkarya. kajja! :p :D
kajja kan ayo pergi anggi -.-
BalasHapusmakasih ya yeobo(sayang) buat komentnya :)
terus baca karyaku and mohon dukunganny :)